Temu Perdana

55 14 3
                                    

Sial, sudah lewat jam satu. Rana mencoba berjalan secepat mungkin menuju halaman gedung rektorat. Tapi buku-buku di tangannya beneran bikin pegel.

Hari ini temu perdana kelompok KKN-nya. Sebenernya Rana sudah titip izin lewat Dejun, temen sefakultas sekaligus temen sekelompoknya. Tapi tetep aja Rana nggak enak. Apalagi dia belum begitu kenal sama anggota yang lain.

Rana menemukan temen kelompoknya sedang kumpul di dekat halaman rektorat, dekat air mancur.

"Maaf, telat." Rana mengatur napasnya yang ngos-ngosan. "Tadi ada kuis dadakan."

Mereka otomatis mendongak. "Rana, ya?"

Rana mengangguk.

Dejun menepuk-nepuk ruang kosong di sebelahnya buat Rana duduk.

"Nggak apa-apa kali. Kita juga baru mulai kok," kata cowok berambut cepak sambil tersenyum ramah. "Eh belum kenalan ya? Gue Lucas."

"Gue Ranaya, biasa dipanggil Rana."

Habis sesi perkenalan singkat itu, Rana jadi tahu nama-nama mereka. Ada Lucas anak PJKR, Hendery anak Teknik Elektro, Winwin anak Pendidikan Kimia, Anggi jurusan Pendidikan Geografi, sama tentunya Dejun anak Pendidikan Seni Musik.

Karena satu fakultas, Rana sudah pernah ketemu dan ngobrol sama Dejun beberapa kali walaupun nggak begitu akrab. Tapi waktu pengumuman pembagian kelompok kemarin, Dejun yang pertama kali menghubungi Rana dan ngajak Rana bareng buat berangkat temu perdana.

Tapi malah ada kuis dadakan dari Pak Bambang tadi, mana soal ada sepuluh, esai semua.

Anggota kelompok KKN Rana cuma ada 5 orang, itu pun sudah ditentukan oleh pihak kampusnya. Bukan cuma anggota, tempat KKN-nya juga. Mereka dapat tempat di Kulon Progo.

Rupanya waktu Rana datang, mereka lagi milih ketua. Sebenernya tadi Lucas yang hampir jadi ketua karena kelihatannya dia supel dan mudah berbaur. Tapi akhirnya Dejun yang jadi ketua, gara-gara Lucas menolak pakai alasan macem-macem.

"Rana yang jadi sekretaris, ya? Gimana?" ujar Dejun tiba-tiba.

"SETUJU!" balas para cowok kompak.

"Sialan emang kalian nggak pengen ngapa-ngapain kan," celetuk Anggi yang barusan ditunjuk jadi bendahara.

"Tapi gue nggak rajin," ucap Rana jujur. Sumpah, sebenernya dia males banget dapat tugas penting di kelompok KKN. Soalnya Rana lagi kerja paruh waktu juga jadi editor di penerbit indie.

"Gue percaya lebih rajin lo daripada kita-kita," jawab Hendery.

"Lagipula anak jurusan sastra pasti lebih jago masalah penulisan, ya nggak?" tambah Winwin.

"Yoi." Lucas nambahi. Alisnya naik turun ngeselin.

Dejun ikut membujuk. "Gimana? Nanti gue bantuin."

"Cieeeeeeeee.........."

"Nggak gitu, ya. Gue juga nggak pengen sekretarisnya model kalian. Paling nanti langsung bubar kelompoknya." Dejun membela diri.

Akhirnya Rana mengalah.

Habis itu mereka membahas tanggal survey lokasi yang akhirnya disepakati jadi besok hari Sabtu.

"Gue harap mulai hari ini udah nyicil proker sama masukkan ke matriks ya. Gue sama Rana sambil nyicil bikin proposal juga," ujar Dejun setelah nutup rapat perdana mereka.

Hendery menghela napas. "Gue masih bingung jurusan gue prokernya harus—"

"Hendery!"

Mereka otomatis menoleh barengan. Seorang cewek berambut ikal panjang berdiri nggak jauh dari mereka, sambil melambai ke Hendery.

"Sorry, gue duluan ya? Nanti kalau ada info lagi share grup WA ya?" ujar Hendery sambil ngajak salaman satu-satu. Kelihatan buru-buru.

Waktu tangannya menggenggam tangan Rana, Hendery diam agak lama. Membuat Rana mau tanya, tapi keburu Hendery melepas tangan mereka dan pergi.

"Hendery sama Karin awet juga ya?" celetuk Lucas.

Oh, ternyata Hendery sudah punya pacar. 



Karin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karin

[1] Hendery - TEMEN KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang