1 - Sang Mentari

8 2 0
                                    

Hai! Selamat siang, selamat beristirahat sejenak untuk melanjutkan aktivitas kembali😊

Apa kabar kalian hari ini?

Kabar hati kalian baik juga? Hehehe

Siap buat baca chapter 1 nya?

Gak perlu lama-lama lagi, selamat membaca☺

Bantu temukan typo🙏

****
POV Author

Mentari Safa Pramudi, orang-orang biasa memanggilnya Tari. Kecuali papah dan mamahnya yang menambahkan kata “mba” alias “mba Tari” karena Tari akan segera mempunyai adik, ya mamahnya tengah mengandung sekarang.

Perlu kalian ketahui mamahnya yang sekarang bukan ibu kandung Mentari melainkan ibu sambung. Papah dan mamah kandungnya bercerai saat Mentari masih berusia 4 tahun.

Apa masalah yang menyebabkan mereka bercerai?

Sampai sekarang pun Mentari tidak mengetahuinya, tidak ada yang mau menjelaskan kepada Mentari. Takdir memang terkadang se menyebalkan itu.

Ibu kandung Mentari yang bernama Anisa sudah mempunyai keluarga baru jauh sebelum papahnya alis Hendra menikahi Tania. Terakhir kali Mentari melihat Anisa saat beliau menikah dengan laki-laki pilihannya dan setelah itu Mentari tidak pernah bertemu lagi dengan Anisa. Usut punya usut Anisa dibawa pindah oleh suami barunya.

Rindu nggak Tar?

Jelas jawabannya iya. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik bahkan setiap nafas yang keluar dari hidungnya, Mentari selalu merindukan Anisa walaupun sekarang ada Tania tapi … rasanya tuh … kalian pasti ngerti lah.

Tania sudah menganggap Mentari seperti anak kandungnya sendiri. Kasih sayang yang Tania berikan tak kalah dengan lembutnya sutra, tak kalah dengan bening nya embun, dan tak kalah dengan hangatnya Matahari sore. Tapi tetap saja Mentari selalu merindukan Anisa.

Dari umur 4 tahun sampai 11 tahun, Mentari tumbuh dengan kasih sayanh nenek dan kakeknya (ibu dan ayah Hendra). Bayangkan kurang lebih tujuh tahun Mentari kehilangan sosok ibu dalam hidupnya.

Di umur 12 tahun barulah Tania mengisi kekosongan itu, sampai sekarang Tania lah yang selalu mempersiapkan kebutuhan Mentari karena dirumah mereka tidak ada ART alias Asisten Rumah Tangga.

Setiap pagi Tania pergi ke kamar Mentari, mematikan jam weker yang ada di nakas, membuka semua jendela kamar agar udara segar masuk ke dalam kamar, Tania duduk dipinggir kasur lalu mengguncang tubuh Mentari.

“Bangun sayang, udah pagi.” Ucap Tania lembut.

Mentari malah kembali menarik selimut dan mempererat pelukannya pada guling.
“Ini hari pertama kamu dikelas sebelas loh.” Tania berjalan ke arah lemari untuk menyiapkan baju seragam SMA Mentari.

Mata mentari terbuka sempurna, dia baru ingat libur kenaikan kelas telah usai, dan sekarang adalah senin pertama Mentari duduk dikelas XI. Mentari menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, sebelum ke kamar mandi Mentari menghampiri Tania dan mencium pipi kiri Tania.

“Makasih mah, udah di bangunin.” Ucap Mentari dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Tania tersenyum melihat tingkah laku Mentari, “sama-sama.”

****

Tidak butuh waktu lama, cukup 25 menit Mentari sudah rapi dengan baju seragam lengkap dengan ransel dipunggungnya. Mentari berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, disana sudah terlihat Tania yang sedang menuangkan susu di gelas Hendra dan Mentari, sungguh terlihat harmonis.

BelatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang