oneshoot

4.3K 708 344
                                    


.
.
.

"Kenapa kamu mau jadi tentara Nasional Indonesia? Secinta itu kamu sama Indonesia?"

"Rasa cinta sama sama Indonesia sama seperti rasa cinta saya sama ibu saya yang berdarah Indonesia"

"Bukannya gak enak tinggal di Indonesia?"

"Tinggal dimana pun sama saja tidak enaknya kalau tidak punya kemampuan jendral"

"Sama kabar simpang siur tentang pemerintahan Indonesia yang curang lah ini dan itu bagaimana?"

"Saya mengabdi pada negara, bukan pada pejabat negara, disetiap negara pasti ada saja yang curang, bukan salah negaranya tapi salah oknumnya.. pendapat saya jendral"

"Siap siap.."

"Ya?"

"Gak lama kamu yang jadi jendral"

...

"Tegak Gerak!"

Semua berdiri tegak, menetapkan pandangan pada sang pimpinan yang datang menyambut mereka dengan senyum lalu memperhatikan dengan tatap bijaksana.

"Kerja bagus! Terima kasih.. kalian selalu bisa diandalkan!"

Pria berpangkat jendral itu mengangguk dan menoleh kesemua anak buahnya yang masih berdiri dengan sikap hormat, termasuk satu ajudan yang selalu mengikuti dan melindunginya kapanpun.

"Sudah.. jangan terlalu kaku.. sekarang sudah nggak tugas lagi.."

Meski begitu tubuh tegap mereka tak lantas mengendur, membuat pria tua itu beranjak masuk ke mobilnya lagi dan memberi waktu pada ratusan anak buah yang begitu loyal dan membuatnya bangga hari ini.

"Kamu gak usah ngawal saya hari ini, sekarang waktunya istirahat!

"Siap!"

Mobil melaju perlahan meninggalkan barak pelatihan lantas semua orang memberi hormat.

Beberapa menit kemudian hela nafas dan sorak puas terdengar, sang ajudan berbalik dan menepuk setiap bahu rekan yang sudah berjuang bersamanya beberapa waktu terakhir.
Tugas terselesaikan dengan baik seperti biasa.

"Jangan tegang gitu, sekarang gak lagi tugas.."

Ajudan jendral tadi menepuk bahu rekan rekannya dan memberi salam lelaki, lantas mereka terlihat lebih santai.

"Sersan-"

"Jangan panggil jabatan, lagi gak tugas saya bilang"

"Mas Dimas.. mau makan siang bareng? Yang lain ngajakin katanya sejak jadi ajudan jendral mas Dimas udah sombong gak mau diajak makan bareng"

Tawa dari bibir tebalnya terdengar hingga mata itu menyipit.

"Yo wes.. ayo mumpung saya lagi gak sombong.. saya traktir sekalian"

Dan ya..
Siapa yang tidak bersorak untuk makanan gratis.

...

📌 ES CAMPUR ANINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang