Dance of The Bullet

Part 2 : I've tasted blood on my lips

Disclaimer
Hiruma Yoichi, Anezaki Mamori and all characters from Eyeshield 21 are belongs to :
Riichiro Inagaki and Yusuke Murata

This story is written by #NAXEN, based on Goliyon ki Rasleela : Ram-Leela with a little bit twist.

Pardon for OOC and plot holes in this fiction.

---21---

Part 2 : I've tasted blood on my lips

"Yoichi baru saja kembali. Dia sangat berbeda dengan ayahnya,"

"Aku senang dia kembali, tapi sebaliknya, siapa yang bisa menyelamatkannya—Hei, Mura! Jangan tekan tulangnya. Kakiku ngilu," wanita tua itu sedikit menggoyangkan kakinya yang tengah dipijat.

"Madam, senjataku jatuh. Kalau tidak, pasti aku akan menghabisi 4 atau 5 Hiruma dengan mudah!"

"Ada hujan deras di daerah utara? Ckckck..." wanita tua itu tampak tak tertarik dengan ucapan Agon, pandangannya masih berfokus pada koran di tangan,"Sangat... Sangat... Sangat menyedihkan,"

Netra biru nan tajam itu melirik ke arah Agon dari balik kertas korannya,"Kakakku mengeluarkan peluru di dadanya, kau yakin darah yang sama mengalir padamu, Agon?"

"Kau tahu darahku lebih bergejolak daripada ayahku, madam! Aku bersumpah padamu, aku akan membunuh semua keluarga Hiruma tanpa ada sisa!"

"Hmph.." orang yang disebut madam itu tersenyum miring, meremehkan,"Otak dan otot harus dimanfaatkan dengan tepat. Bagaimana menurutmu, Ishimaru?"

"Y-ya... ya...!"

"He? Kenapa kau hanya duduk dan menganggukkan kepalamu. Katakan saja, inspektur Ishimaru~"

"I-itu..." Pria dengan seragam polisi itu mengeluarkan sesuatu dari kantungnya,"Madam, pengadilan mengeluarkan pemberitahuan atas namamu. I-ini... merupakan pernyataan tentang pembunuhan 4 bulan yang lalu.."

Saat itu, Ishimaru tahu nyawanya hanya hitungan menit saja. Tatapan Mina Anezaki, sang madam, terlihat tenang namun mengintimidasi. Membunuh. Penuh ancaman.

"Oh? Mengenai pembunuhan 4 bulan yang lalu? Lalu bagaimana dengan 6 pembunuhan yang akan terjadi di bulan depan? Hahahaha—"

PLAK!!

"—KUBILANG JANGAN TEKAN TULANGNYA, MURA SIALAN!"

Semua pria di ruangan itu diam. Tak ada yang berniat melawan Mina di ruangan itu. Wanita itu berkuasa penuh. Bahkan jika dia mau, dia bisa membuat pria di ruangan ini saling bercinta.

"Sigh..." Wanita itu menghela nafasnya,"Mura, di mana Yamato?"

"Akan kupanggilkan, madam.."

"Hm,"

--- 21 ---

"Arghh!" Erangan yang diiringi kekehan kecil terdengar di ruangan itu. Yamato mendapati Karin, istrinya, kini sudah berada di atas tubuhnya yang sudah setengah telanjang.

Karin tertawa kecil sembari menciumi tiap inci wajah suaminya,"Kau kembali ke rumah setelah 10 hari. Aku tak akan memaafkanmu~"

"Sungguh?" Yamato mendekatkan wajahnya, memperhatikan paras Karin yang begitu cantik, membalas ciuman dari sang istri penuh dengan rasa sayang juga rindu yang akhirnya terobati. Menyelipkan surai pirang itu ke belakang telinga sang wanitanya sebelum mencumbu bagian itu dengan manja.

"Astaga, aku merindukanmu, Yamato – kun..."

"Aku juga—"

Tok! Tok! Tok!