4. Early Meeting (3)

150 23 22
                                    

Jam pelajaran sudah di mulai sedari tadi. Banyak siswa yang sudah lelah menatap papan tulis dengan berbagai catatan, ini jam terakhir Matematika. Anindya Maureen Vaneska, gadis rajin, dingin, berprestasi dan polos. Sepertinya hanya dia dan beberapa siswa lain nya saja yang serius mendengarkan ocehan guru di depan. Dibelakangnya, ada seorang cowo yang diam dan terus menatap Nindya.

Dia, Alvaro Saputra. Cowok asli Indonesia yang mempunyai sifat sebelas duabelas dengan Bintang. Bobrok? Iya. Playboy? Iya. Malu-maluin? Jangan ditanya. Bar-bar? Banget. Dia itu otak nya kecil, yang paling gila diantara teman-temannya, pokoknya hampir mirip orang gila deh. Gak ada waras-waras nya sama sekali. Emang dia Gak. Waras, sih.

Tapi, berbanding terbalik dari sifat yang ia tunjukkan di luar lingkungan keluarga. Jika di keluarga, dia biasanya akan diam, tak banyak biacara, dan seorang yang harus dituntut ini dan itu. Keluarganya memang tidak sebahagia keluarga teman-temannya. Kedua orang tuanya sering bertengkar hanya karena masalah sepele. Masalah kecil yang dipermasalahkan hingga menyangkut menjadi peedebatan besar. Ya, seperti itu lah keluarga Varo yang berbeda dengan sifatnya.

Oke, Varo sedang menatap Nindya terus menerus sampai lupa bahwa sekarang sudah jam nya untuk istirahat.

"Baik anak-anak, kita sudahi pembelajaran Ibu hari ini. Silahkan kalian semua keluar dan istirahat." ucap guru tersebut

"Baik bu" jawab sekelas

Guru itu pun membenarkan buku-buku nya yang berantakan, dan keluar kelas dengan satu tangan yang mententeng tas nya.

"Woy, Varo lo mau ke kantin gak?" teriak Bintang.

"Males deh gue, kalo banyak cewek-cewek cantik di kantin ayo dah"

"Ye ni anak, cewek mulu pikiran lo Var"

"Ayonih, jadi ikut kita kaga lo? lanjut Bintang

"Ya, yaudah tungguin bentar gue beresin meja dulu"

Sambil membereskan meja nya, Varo pun melirik ke arah depan, apa lagi kalau bukan untuk melihat Nindya yang sedang memakai earphonenya dan membaca buku.

"Cepetan napa lo, Var" decak Bintang

"Iye iye, sabar kenapa si lo Tang, kayak cewek yang gak sabar dibeliin seblakt aja lu"

Setelah selesai membereskan meja nya, Varo dan Bintang pun keluar kelas, sebelumnya mereka tidak hanya berdua tapi masih ada temannya yang lain. Daniel Azdkara Lioner, Revanya Andrian Drupadira, Lee Jake dan Graiveno Kraisee Xanualam, mereka berenam keluar dari kelas bersamaan. Jangan tanyakan satu orang lainnya, Bara. Dia masih menajalankan hukumannya karena datang telat, mungkin sudah mau selesai.

Sebelumnya, mereka berenam memang sudah berkenalan lebih dulu di kelas tadi.

Daniel Adzkara Lioner yang disapa Adzka ini seorang yang dingin seperti dua orang didampingnya. Ya, mereka bertiga di dalam persahabatan ini yang paling irit bicara dan dingin, tapi mungkin Adzka agak sedikit lebih banyak omong dari dua teman disampingnya.

Kalau di Chapter sebelumnya, Revan sudah diperkanlkan ya. Jadi mungkin gak aku kenalkan lagi disini, karena kalian sudah tau sifatnya seperti apa.

Graiveno Kraisee Xanualam. Seorang cowok pintar, Dia yang sering dipanggil Al itu sifatnya tak jauh beda dengan Revan dan Adzka. Al orangnya susah bergaul, dingin dan irit bicara. Dia anaknya sedikit nakal tapi dia juga seorang yang mandiri. Dia anak dari keluarga Bisnis terkenal di Penjuru negara. Keluarganya yang harmonis, membuat Al nyaman. Al berdarah dari negara Thailand dan Prancis, Papa nya asli dari Thailand dan Mama nya asli dari negara Prancis.

Lee Jake. Cowo asli orang Korea yang pindah sekolah kesini karena cita-cita nya. Katanya, "Mau coba yang beda aja, kan kalo orang-orang kuliah nya yang di luar negeri, jadi gue harus berani berbeda." Dia itu suka banget godain cewek, gombalin cewek istilahnya kurang lebih si fucekboy, iya dia emang gitu orangnya. Pinter enggak, tapi godain cewek selalu nomor satu.

DISTANCE AND TIME [Slow Update ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang