Death Day

4 2 2
                                    


Mian, kalau ada typo's

🎈🎈🎈

Kemarin setelah melakukan perayaan pertunangan mereka, sang pemuda yang kerap dipanggil Neon akan melakukan perjalan keluar kota pagi ini. Si gadis cerewet, panggil saja Somi sedari tadi merengek agar tunangannya itu tidak jadi pergi keluar kota.

"Kakak jangan pergi kesana deh, perasaan aku gak enak nih sejak tadi". Ceritanya, walaupun bibir mungilnya selalu melarang tetapi kedua tangannya tetap membereskan pakaian tunangannya kedalam koper.

"Tapi perjalanan ini memang gak bisa ditunda By, kamu cukup nyakin aja biar perjalanan aku tuh gak apa-apa". Ujarnya sambil mengelus rambut gadisnys dengan sayang.

"Nah selesai" serunya sambil menepuk pelan koper itu.

"Makasih". Ujarnya sambil mengecup pipi kiri gadisnya.

"Yaudah pergi sana ketinggalan pesawat baru tau rasa". Usirnya sambil mendorong pelan bahu tunangannya.

Neon melihat jam tangannya dan benar saja, tiga puluh menit lagi pesawatnya akan lepas landas. Untung saja jarak apartemennya dengan bandara sangatlah dekat. Cukup menempuh 17 menit untuk sampai ke bandara.

"Dah By". Pamitnya sambil berjalan keluar dari apartemen, soal koper sudah ada supir pribadinya yang membawanya ke loby apartemen.

"Semoga aja mimpi gue tadi malam tidak ada sangkut pautnya dengan hari ini". Kata gadis itu dalam batinnya.

Hubungan mereka bisa dikatakan cinta yang tidak berpandangan umur, memang benar mereka dijodohkan karena perjanjian antarKakeknya, tapi soal perasaan itu murni tidak ada paksaan. Neon yang sudah berumur 25 sekarang berprofesi sebagai CEO Sedangkan Somi masih berumur 18 dan tahun ini dia akan lulus sekolah menengah atas.

****

Suara ponsel berdering sangat nyaring sehingga nada itu memenuhi ruangan kamarnya.

Somi menggapai ponselnya yang berada diatas nakas dengan gerakan malas sebab terbangun karna dering ponselnya .Dengan masih setengah sadar dia mengangkat ponselnya.

"Halo Kak". Sapanya, seketika wajahnya terlihat berseri karna mendapat telpon dari tunanngannya.

" ....."

🎈

🎈

🎈

Seorang gadis terlihat sedang buru-buru turun dari mobil taksi. Berlarian memasuki rumah sakit.

Somi berhenti didepan resepsionis, " maaf, apa benar ada korban kecelakaan dilarikan kerumah sakit ini?" tanya somi dengan was-was.

"Benarr Bu! Dan korbannya sedang mendapat perawatan di IGD.terangnya, somi berlari kearah IGD semoga saja Neon baik-baik saja.

Sesampainya disana, dia melihat paman Neon sedang duduk dikursi depan IGD.

"Paman! Bagaimana keadaan kak Neon?" tanyanya kepada Paman Neon yang bernama John.

" Tenanglah Somi, tunangan kamu akan baik-baik saja didalam." ujarnya mencoba untuk menghilangkan rasa kekhawatiran Somi tapi somi mengartikan ucapan Paman John akan baik-baik saja sebagai tanda bahwa tunangannya tidak baik-baik saja.

"Apa maksud paman? Dia akan baik-baik saja? Jawab Paman!" suara Somi sudah naik satu oktaf.

"Hai Tenanglah, Paman yakin dia baik-baik saja". Ujarnya lagi.

"Te...." ucapan Somi terpotong karna suara pintu IGD terbuka. Segera dia mendekati dokter yang sednag menangani Neon.

"Dok bagaimana keadaan tunangan saya?". Tanyanya terlihat Tidak sabaran.

Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang