Hari ini adalah hari yang paling sial menurut gadis mungil yang dikenal cerewet, gak tau malu, dan pintar cuma sedikit bego dibanyakin. Soal fisik sih Dyta gak jelek-jelek amat lah, dia gadis yang manis. Namun, manisnya ketutup sama sifat judesnya yang gak ketulungan. Hampir semua orang bergidik ngeri melihat kelakuan Dyta, cuman dua orang yang sampai sekarang betah berteman sama dia. Mereka adalah Jeyhan dan Shila, iya cuman mereka. Namun, sifat jutek dari Dyta bukan karena gak ada sebab. Dyta juga sebenarnya gadis yang baik kok, SEBENARNYA.
"Kenapa pakai telat segala sih ah! Mapel matematika lagi, udah gurunya killer, pelit nilai, suka lempar penghapus"
"Dytaaaa saya denger kamu ngomong apa!!!!"
"Eh maaf pak. Kelepasan" Dyta cengar-cengir. Pak Sugeng, iya itulah guru yang bikin Dyta ngedumel dan guru itu juga yang membuat Dyta sekarang disuruh berdiri dibelakang kelas sebagai hukuman karena terlambat masuk kelas. Bagaimana tidak dihukum, sekolah masuk pukul 07.00 dia baru datang pukul 08.00.
Bukan tanpa alasan dia masuk ke dalam kelas terlambat hingga satu jam. Sebenarnya dia sudah datang ke sekolah tepat waktu. Namun, keterlambatan itu semua terjadi karena dia bersemedi didalam toilet sekolah.
"Bangsat emang! Gara-gara semalem bang Gio ngajakin makan samyang 4 bungkus, alhasil gue mencret terus sampai sekolah. Gini banget sih nasib gue" rutuk Dyta dalam hati.
*kantor kepala sekolah*
"Baik bu, semoga anak Ibu bisa betah sekolah disini ya" wanita yang dipanggil bu kepsek itu berbicara kepada ibu dan anak yang berada dihadapan mereka.
"Iya bu, insya'Allah Rendy anaknya mudah beradaptasi dengan lingkungan"
"Ya sudah kalau begitu, habis ini ibu akan antar kamu ke kelas ya nak Rendy"
"Baik bu" balas Rendy.
"Rendy.. Bunda pulang dulu ya nak, nanti telepon Pak Gatot aja buat jemput kamu. Jangan nakal" nasihat Bunda Rendy.
"Iya bun". Bunda Rendy pun berpamitan pulang. Ibu kepsek dan Rendy berjalan menuju kelas XI IPS 2.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Wa' alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" semua murid dan Pak Sugeng menjawab salam terebut dan menoleh ke sumber suara.
"Pak sugeng. Ini siswa pindahan yang akan masuk ke kelas ini. Dytaa?? Kamu kenapa berdiri dibelakang situ?"
"Itu bu, Pak Sugeng yang hukum saya" Dyta menjawab.
"Dia telat satu jam bu" Pak Sugeng menjelaskan.
"Ya ampun Dytaa. Bisa-bisanya telat sampai satu jam. Baiklah saya tinggal dulu ya, biar pak sugeng yang menghandle. Mari pak" bu kepsek berpamitan dan keluar kelas.
"Iya bu. Siswa baru, silahkan perkenalkan diri" pak sugeng meminta Rendy.
"Selama pagi semua. Nama gue Rendy Dirgantara, kalian bisa panggil Rendy"
Seketika para cewek antusias menanyakan hal-hal yang cukup memalukan.
"Rendy jomblo nggak?"
"id line dong"
"Rendy mau duduk sama aku?"
"Makanan favorit Rendy apa?"
"Nomor sepatu Rendy berapa?"
"Ren, main tik tok nggak?
"HEH CUKUP-CUKUP! KALIAN INI.. KAYAK NGGAK PERNAH LIAT COWOK SAJA!!" seketika semua diam karena suara Pak Sugeng yang menggelegar. Berbeda halnya dengan para siswi yang teriak kegirangan karena kedatangan si tampan Rendy yang akan menjadi teman sekelas mereka. Dyta yang sedang berdiri di belakang kelas malah bergidik ngeri melihat kelakuan para siswi yang berebut bertanya dan menurutnya, mereka sudah seperti kucing dikasih makan ikan asin.
"Rendy, silahkan kamu duduk dibangku kosong itu ya" perintah Pak Sugeng sambil mengarahkan tempat duduk kosong yang tak lain tepat dibelakang bangku Dyta.
"Baik pak. Terimakasih" Rendy berjalan dan duduk dibangku tersebut.
"Dyta, kamu boleh duduk sekarang! Jangan sampai terlambat lagi!"
"Baik pak. Saya nggak akan ngulangi kesalahan lagi" Dyta duduk dibangkunya.
"Mangkanya.. sumpel pantat lo biar gak bolak balik WC" ucap Shila yang notabennya sahabat sekaligus teman sebangku Dyta.
"Bisa-bisanya lo makan samyang segitu banyak. Lo kalau mau mati pakai cara yang elegant dikit lah ta" Jeyhan yang berada didepannya ikut nimbrung.
"Berisik" ucap Dyta kesal karena kakinya terasa pegal gara-gara berdiri selama 35 menit.
Teett teeett teett
"Baik anak-anak. Pelajaran cukup sampai disini, minggu depan kita akan ulangan harian. Jadi persiapkan diri kalian." ucap Pak Sugeng dan beliau keluar kelas.
"Yuk buru ke kantin! Gue udah lapar gara-gara dihukum tadi." Dyta mengajak teman-temannya untuk segera meninggalkan kelas dan menuju kantin. Saat Dyta berdiri dan meregangkan kedua tangannya tiba-tiba..
Jeduugg
"Aww.. Sakit.." Seketika Jeyhan dan Shila menoleh melihat Dyta yang tersungkur dibawah karena terdorong oleh laki-laki.
"WOYY ANAK BARU!! BUTA MATA LO!! KALAU JALAN LIHAT-LIHAT!!" teriakan Dyta membuat laki-laki yang tidak sengaja mendorongnya hingga jatuh itu menoleh.
"Sorry" ucap Rendy dan dia langsung berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan Dyta yang masih menatapnya cengo. Gimana Dyta tidak shock?? Tidak terpancar niat laki-laki itu minta maaf dengan tulus, ditambah lagi malah nyelonong pergi. Astagaa.. batin Dytaa.
Karena kedua temannya juga sama shock nya dengan Dyta. Alhasil Dyta memutuskan untuk berdiri sendiri. "Wahh!! Bangsat tuh anak. Masih baru aja belagu" ungkap Dyta yang kesal setengah mati karena Rendy.
"Udah ta jangan marah melulu. Kayak nenek gue lo lama-lama" ucap Shila.
"Sabar Dyta sahabat gue yang paling manis. Yuk cus kita ke kantin. Keburu rame!" Jeyhan mengingatkan kedua sahabatnya itu.
Ketiga sahabat itu duduk dikantin sambil menunggu pesanannya datang. Namun tiba-tiba ada seorang laki-laki yang langsung ikut gabung dimeja mereka bertiga. Laki-laki yang dikenal karena sifat kalemnya, prestasinya, jiwa pemimpinnya dan yang paling utama adalah ketampanannya. Nando, si ketua ekstrakurikuler musik yang juga termasuk the most wanted SMA Antartika.
"Eh pak ketua. Temen lo tadi habis dihukum sama Pak Sugeng tuh" ucap Jeyhan.
"Habis dihukum trus mau berantem sama anak baru. Sampai ngatain buta segala loh pak" Shila menyahut. Nando menoleh dan bertanya untuk memastikan.
"Beneran ta? Kenapa sih?"
"Gue telat gara-gara asik semedi di dalam WC. Terus gue gak berantem kok, cuman kesel aja sama anak baru. Udah songong, pakai acara dorong segala lagi. Jadinya gue jatuh trus gue maki-maki deh tuh anak."
"Biasain jangan suka marah-marah Dyta.. Siapa tau dia emang nggak sengaja dorong kamu." Nando menenangkan Dyta dengan mengelus rambutnya.
"Hadeh! Benci banget gue liat ginian." Shila memutar bola matanya melihat adegan didepannya.
"Paling nggak enak tuh Shil, teman tapi mesra. Terjebak perasaan diantara status pertemanan. Uhhh sakiit" ucap Jeyhan tak mau ketingggalan.
"Gue gampar lo!" Dyta melotot.
"Kalian ngomong apasih? Gue sama Dyta mah cuman temen doang" Nando berusaha menyangkal.
"Meski bibirku terus berkata tidak. Mataku sinarnyaaaaaa" ucapan Nando dibalas nyanyian sama Jeyhan dan Shila.
Akhirnya part satu sudah bisa dipublish. Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan kasih bintang dan comment yaa:*
~Happy Reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
RenDyta
Teen Fiction"Siapa itu tadi?" "Bukan siapa-siapa" "Yakin? Cantik ya" "Gak usah cemburu. Cuma teman doang, gak bakal ada apa-apa" "Terus kamu pikir dulu kita apaan? Ibu sama anak?" Menceritakan sebuah cinta, persahabatan, dan keluarga antara Rendy dan Dyta. Rend...