"Lang papa dan mama mau bicara serius sama kamu." Arka memanggil sang anak yang baru saja berdiri dari kursi meja makan setelah nenyelesaikan makan malam keluarga.
"Ngomong apa pa?" Gilang sang anak yang di panggil oleh papanya tadi.
"Kita keruang keluarga dulu," ajak Arka beranjak dari kursi meja makan diikuti oleh Gilang dan istrinya Rana menuju ruang keluarga.
"Jadi?" tanya Gilang setelah duduk di single sofa depan papa dan mamanya.
"Umur kamu 30 tahun Lang sudah dewasa. Saatnya kamu untuk menikah dan membina rumah tangga kamu. Papa dan mama udah ga sabar pengin melihat kamu menikah dan punya anak. Jadi Lang, papa dan mama akan menjodohkan kamu dengan anak teman lama papa dan mama," ujar Arka menyampaikan maksudnya.
Penuturan papanya membuat Gilang sangat terkejut. "Gilang bisa mencari istri sendiri pa, engga perlu acara pake jodoh-jodohan." Gilang menbalas dengan nada penolakan.
"Sampai kapan Lang? Sampai sekarang pun kamu engga pernah kelihatan dekat dengan perempuan manapun. Mama udah kepengin banget gendong cucu," sela Rana.
"Papa juga loh ma," balas Arka juga.
"Maksudnya kita berdua."
"Cari istri ga gampang pa ma. Harus pinter-pinter buat milih perempuan untuk di jadikan istri Gilang. Apalagi perempuan yang selama ini berusaha dekatin Gilang hanya mengincar harta yang Gilang punyai."
Itulah mengapa diumur Gilang yang dewasa ini tidak pernah berkencan dengan perempuan manapun. Semua perempuan dalam pandangan mata Gilang hanya menginginkan hartanya saja dan tidak benar-benar tulus mencintainya.
"Maka dari itu papa dan mama memutuskan untuk menjodohkan kamu dengan anak teman papa dan mama. Jadi kamu ga usah cari perempuan yang mau kamu jadikan istri. Nunggu kamu tuh lama banget. Papa jamin anak teman papa dan mama ga seperti perempuan yang dekatin kamu hanya demi harta kamu saja," ujar Arka masih kekeh ingin sekali menjodohkan Gilang. Dengan penolakan Gilang pun Arka akan tetap menjodohkan nereka.
Gilang akan menyahut terpotong dengan ucapan mamanya. "Pokoknya papa dan mama ga terima penolakan!"
Gilang berdecak kecil. "Terserah kalianlah. Gilang capek mau istirahat."
Gilang melenggang pergi begitu saja dari hadapan papa dan mamanya. Berdebat masalah pasangan membuat Gilang pusing. Apalagi ini masalah perjodohan makin membuatnya tambah pusing. Bukan sekali dua kali papa dan mamanya menanyakan soal pasangan dan kapan menikah. Dan dia menjawab belum memiliki kriteria calon istri yang pas. Dan sekarang tiba-tiba papanya ingin dia menikah dengan perempuan pilihanya. Dikira dirinya tidak bisa mencari pasangan sendiri apa? Kalau sudah punya pilihan perempuan idamanya dan menarik hatinya pasti dia nanti akan menikah. Tidak perlu pake acara perjodohan segala. Gila bener-bener gila itulah isi pikiran Gilang.
**
Di lain sisi di kamar bernuansa baby blue terdapat Kara di dalamnya sedang merenung di balkon kamarnya melihat pemandangan langit malam dengan penuh bertabur bintang yang kemerlap-kemerlip menghiasi langit malam.
Bintang yang memancarkan cahaya terang. Cahaya yang menerangi malam ini membuat langit terlihat cerah. Apalagi dengan bulan yang menemani sang ribuan bintang yang ada tak terhitung berapa jumlahnya.
Malam yang dingin tak membuat Kara kedinginan. Ia terlalu terlarut dalam lamunanya sampai tak merasakan bagaimana hawa dingin malam ini yang menusuk kulitnya.
Kara terpikir dengan pembicaraan tadi siang bersama papa dan mamanya. Di sisi satu ia ingin sekali membantu papa dan mamanya untuk memulihkan perusahaan yang hampir bangkrut. Jika tak di selamatkan maka dapat di pastikan perusahaan keluarganya akan benar-benar bangkrut sampai titik terendah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife - Tamat
DragosteKara Dania Ransquif harus rela menikah di usia muda demi menyelamatkan perusahaan keluarganya. Sebenarnya Kara bisa saja menolak. Namun, Kara juga harus bisa berguna untuk membantu keluarganya. Gilang Darren Kennedy dipaksa menerima menikah dengan s...