01. Tunanganku

2.6K 187 79
                                    

Welcome aboard!
*Selamat bergabung!

Nostalgia dikit sebelum gue mulai nulis lagi.

🚀

xxx

Aku tidak akan pernah lupa hari di mana aku bertemu mata dengannya, laki-laki sok jantan dengan parasnya yang sama sekali tidak keren.

' ... Aku sama sekali, tak tertarik padamu.'

Kalimat terakhirnya saat pertemuan keluarga di Osaka itu terus terngiang di kepalaku hingga sekarang.

Ha! Dia pikir aku tertarik?

Percaya dirinya benar-benar kelewat batas.

Bagiku dia hanya laki-laki narsis yang tidak bisa apa-apa, yang berlindung di balik nama besar ayahnya, Harada Wataya, yang ... oh, Tuhan! Memikirkan dia benar-benar membuat mood-ku rusak!

Perjodohan ini membuatku ditertawai rekan-rekan kerjaku. Bagaimana bisa seorang model fashion terkenal sepertiku harus melepas masa mudanya dengan tradisi kuno yang tidak masuk akal? Tidak peduli dijodohkan dengan anak konglomerat sekelas Wataya sekalipun, perjodohan tetaplah perjodohan. Kuno tetaplah kuno.

Pemberitaan di mana-mana, seluruh stasiun televisi menayangkan proses pertunanganku. Lebih parahnya, ayah bodohku, Don Kajiwara, pemilik stasiun televisi terbesar di Jepang, malah menayangkan liputan eksklusif pertunangan itu selama berhari-hari demi rating! Tidak berhenti sampai di sana, media cetak juga beramai-ramai memajang potretku yang berdampingan dengan laki-laki narsis itu dengan headline yang beragam, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dari publik.

Hidupku benar-benar sial.

Perjodohan, yang kini sudah bisa kusebut pertunangan ini, telah berjalan selama satu tahun.

Satu tahun! Dan aku sama sekali tidak berhubungan dengannya. Dia tidak menghubungiku dan aku juga tidak menghubunginya. Setelah dia menyematkan cincin klasik dengan kombinasi potongan berlian bulat dan kotak keluaran De Beers di jari manisku ini, aku tidak tahu lagi kabarnya. Ibuku, Neira Kajiwara, bilang itu sebab dia orang sibuk, dia orang penting, jadi aku harus memaklumi, tapi masa bodoh, aku juga sibuk dengan karirku. Aku tidak mau tahu juga bagaimana kabarnya.

Namun, hari ini lain ceritanya.

Ibu meneleponku semalam.

Kau tahu? Ketika orang tuaku berkata, "Ada kabar baik," maka sembilan puluh sembilan persen kabar yang akan kuterima adalah kebalikannya.

"... Em, besok Ezio-san akan tiba di Tokyo. Kau harus ikut Pak Takahasi untuk menjemputnya di Bandara Haneda."

Benar, kan? Begitulah.

Masih ada satu kesialan lagi yang nanti akan kuceritakan. Sial dari yang tersial.

*TING-TONG*

Aku beranjak dari sofa saat mendengar bel apartemenku berbunyi.

Pasti Pak Takahasi.

Ya, dari pintu kamera aku melihat sosok Pak Takahasi, supir pribadi keluargaku yang sudah bekerja untuk kami selama puluhan tahun. Pak Takahasi sudah bersamaku di Tokyo sejak usiaku 17 tahun. Orang tuaku sudah menganggap Pak Takahasi sebagai bagian dari keluarga Kajiwara. Usia Pak Takahasi sekarang 46 tahun. Ayah memberikan apartemen untuk tempat tinggal Pak Takahasi dan keluarganya tak jauh dari apartemenku di daerah Minami-Aoyama.

[Completed] Matahari Untuk Tara Side Story: SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang