Take Your Memory

7 0 0
                                    

"Huft!!! Jadi ini sekolahku yang sekarang. Aku harap bisa membuat kenangan indah." Seorang anak perempuan ditemani oleh seorang wanita paruh baya berjalan menuju ruang kelas XII.
"Murid-murid, hari ini kalian kedatangan teman baru. Ibu harap kalian bisa berteman dengan baik. Nah, silakan masuk dan perkenalkan dirimu." Anak baru itu masuk dengan santai dan wajahnya yang datar tanpa ekspresi, dengan gayanya yang tomboy. Orang-orang yang melihatnya mungkin akan berpikir bahwa dia merupakan anak yang dingin dan sok keren. Namun siapa sangka, begitu membuka mulut, kepribadianya berbanding kebalik dengan apa yang pertama kali orang-orang lihat.
Hai, semuanya! Perkenalkan, namaku  Valerin. Kalian bisa memanggilku cukup dengan Val saja, dan yah hobiku adalah bermain dan fotografi. Anak baru yang bernama Val ini memperkenalkan dirinya dengan ekspresi yang bersemangat dan nada yang ceria. Suaranya yang keras dan melengking membuat perhatian seisi kelas tertuju padanya.
Setelah perkenalan selesai guru pun menyuruh Val untuk duduk di bangku belakang yang terlihat masih kosong.
"Aku harap kau baik-baik saja duduk di situ, Val.  (ucap seorang).
"Ya aku akan baik-baik saja,. BTW,  namamu siapa?" tanya Val.
" Well, aku Dey,” jawab anak itu sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat.
" -Dan aku Leyske,” Seorang anak perempuan yang sebangku dengan Dey ikut memperkenalkan dirinya.
"Senang berkenalan dengan kalian berdua. Aku harap kita bisa menjadi teman yang baik,” ucap Val Sambil tersenyum lebar.
Beberapa jam kemudian, bel istirahat. Seluruh siswa berlarian keluar untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Val yang kini sedang berjalan mengelilingi sekolahan berharap menemukan sesuatu yang menarik dan ya dia menemukan sebuah ruangan dengan tulisan “KLUB FOTOGRAFER” yang terpampang jelas di depan pintu. Val yang memang memilki hobi fotografi merasa tertarik untuk begabung. Dia akhirnya mecoba memasuki ruangan itu.
Tok tok tok… kriiitt pintu terbuka.
“ Hello! Anybody home? Njir, aku ngapain. Ini bukan rumah, pea,. Hmm… Peduli amet. Lagian, keapa gak ada yang jawab, sih.
Val berjalan menelusuri ruangan tersebut dan tidak ada siapapun di sana. Yup, tidak ada siapapun.
Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Seorang anak laki-laki dengan postur tubuh tinggi, berkulit tan sawo matang, dan wajah yang cukup tampan muncul dari balik pintu diikuti oleh empat anak lainnya.
“Are you lost, baby girl?” tanya salah satu dari mereka.
Val pun menoleh. “ Yes, daddy,” jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Anak itu masuk dengan santai menuju meja lalu duduk sambil memegang botol minuman.Karena merasa Merasa tidak digubris lagi, Val pun memberanikan diri untuk memperkenalkan diri.
"Hello, guys! Aku anak baru disini di sekolah ini. Namaku Val dari kelas XII. dan Aku tidak sengaja lewat ruangan ini. Well, sebenarnya aku tertarik untuk  join.” Tiba-tiba, ada seorang anak laki-laki yang tingginya setara dengan Val, berlari kencang menghampiri Val lalu memegang tangannya yang sontak membuat dirinya terkejut.
" Wahhh… Welcome, Val. Kamu langsung diterima di klub kita. dan kenalin, aku ketua klub ini. Namaku Natan, anak kelas XII. Salam kenal.”
"Serius aku diterima?" tanya Val dengan ekspresi senang.
"Tunggu dulu. Kenapa kau seenaknya saja memutuskan untuk menerimanya sebagai anggota baru?" Anak laki-laki yang bernama Noah terdengar seolah tidak setuju dengan keputusan Natan yang tiba-tiba.
"Hei, wajar saja aku kan ketua. Kalian sendiri yang menjadikan aku sebagai ketua," ujar Natan.
"Sudahlah, Noah. Lagi pula apa salahnya jika kita memiliki anggota baru," ucap seorang anak yang bernama Joe.
” Tapikan, Joe, klub kita---" Perkataan Noah terpotong.
"Brisik!" Terdengar suara bentakan dari anak laki-laki yang dari tadi sedang duduk santai sambil menikmati minumannya. Dia pun berdiri lalu pergi meninggalkan ruangan.
“ Yup , sudah aku putuskan kalo Val mulai sekarang menjadi anggota baru kita," Ucap Natan singkat.
Val merasa senang bisa menjadi anggota Klub Fotografer. Namun, dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi ke depannya. Apakah hari-harinya akan menjadi lebih menyenangkan seperti yang dia bayangkan?
Keesokan harinya, Val terkejut ketika melihat kedalam kelas ternyata orang yang sebangku denganya adalah Aldran, selama pembelajaran di mulai Val sangat tidak tenang suasananya sangat canggung, bahkan dia tidak berani untuk mengajaknya bicara.
Saat jam istirahat sekolah, para anggota klub fotografer berkumpul di ruangan untuk membahas bagaimana mereka menguji anggota baru. Mereka memutuskan untuk menyuruh Val untuk mengambil beberapa gambar di sekitar sekolah dan dengan ditemani oleh Aldran, anggota klub yang jarang berinteraksi.
"Hei, kenapa harus aku yang menemaninya? tanyanya tidak setuju.
“ Al, kita semua sudah sepakat. Lagian, kamu tidak pernah keliling sekolah, kan?" Natan mencoba membujuk Al.
"Natan bener, Al! Ini kesempatan kamu untuk bisa menikmati masa sekolah." Noah ikut membujuk.
“Hmm… Terserah kalian, deh.” Aldran akhirnya menyerah.
Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Mereka yang di dalam merasa penasaran terhadap sosok yang akan muncul dari belakang pintu itu. Orang itu ternyata adalah Val. Dia datang dengan santai sambil tersenyum, tidak mengetahui bahwa mereka yang di dalam baru saja selesai berdiskusi untuk menguji dirinya.
“Oh iya? Apakah klub ini memiliki chat group?" Tanya Val.
“Tentu saja ada, sinih berikan nomermu!" Jawab Natan.
“Ini, jawab Val" (sambil menujukan layar teleponnya).
“Baiklah karena Val sudah ada di sini jadi aku akan menjelaskan apa yang sudah kita diskusikan tadi,” ujar Natan. Nah Val mulai pulang sekolah nanti kau dan Aldran akan mengambil beberapa gambar di sekolah, kami ingin melihat hasil fotomu dan juga sebagai bukti kalo kau pantas menjadi anggota kami.
Pulang sekolah, Val lansung bergegas menuju ruangan klub di sana dia sudah ada Aldran yang sedang duduk sambil membaca buku, Val menghampiri Aldran. “ Tanpa ekspresi dan bahakan tidak menyapa sama sekali,” batin Val.
“Hai Al, apa kau sudah lama menunggu?" tanya Val.
”Tidak juga," jawab Al.
“Oh, kalo begitu apa kita langsung berangkat keliling sekolah untuk mengambil foto?" tanya Val.
Tanpa basa-basi Aldran berdiri bergegas untuk pergi dan tidak lupa Val yang mengikutinya di belakang. Mereka sampai di kebun halaman sekolah, saat ingin mengambil foto Val terlihat sedikit bingung mencari pandangan yang bagus.
“Emm... Al, apa kau bisa memberiku sedikit saran?" aku benar-benar bingung, tanya Val.
“ Entahlah," jawab Al.
“ Sepertinya aku menyesal bertanya," cibir Val
Val masih berkutik dengan kameranya sedangkan Aldran duduk di bawah pohon sambil mendengarkan musik menggunakan earphone dengan mata terpejam, tidak lama kemudian Val memngampiri Aldran dan menepuk pundaknya, sontak Aldran sedikit terkejut dan bangun.
” Maaf Al, hari sudah mulai gelap dan aku juga sudah mendapatkan beberapa foto saatnya kita pulang," jawab Val.
“ oke" jawab Al singkat.
Sebelum pulang mereka megambil beberapa barang yang ada di loker kelas dan bergegas pergi sebelum hari benar-benar gelap, sampai di depan gerbang sebelum mereka berpisah.
“Al terimakasih ya untuk hari ini!" seru Val.
“ Iya", jawab Al singkat.
“ Karena kamu sudah menemaniku sebagai gantinya aku akan traktir kamu makan bagaimana?" tanya Val.
“ Tidak perlu", jawab Al.
“ Aku mohon Al satu kali ini saja kok" ucap Val (ekspresi memelas).
Tidak ada jawaban dari Al dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Val yang masih berdiri mematung menunggu jawaban dari nya, Val akhirnya juga bergegas pulang dengan perasaan kecewa tapi dia tidak putus asa dan aka mecoba bertanya lagi besok.
Pagi yang cerah, Val berjalan menuju sekolah dengan persaan gembira karena hari ini dia akan menunjukan beberapa foto yang telah dia ambil dan dia juga tidak sabar untuk bertemu dengan Aldran. Sampai di kelas dia lansung menuju bangkunya dan di sana sudah ada Aldran teman sebangkunya.
“ Pagi Val!" ucap Leskey
“ Pagi", jawab Val singkat
Tidak lama, Bel pun berbunyi semua murid bergegas masuk keruangan dan duduk dengan rapi. Jam pelajaran pun di mulai, guru mulai menjelaskan beberapa materi-materi sederhana.
“ Hoaaamm... Val menguap sambil merenggangkan tubuhnya. “ Huh! Aku mengantuk karena harus mengedit beberapa foto, ucap Val.
“Al bagaimana? Apa kau mau menerima ajakanku kemarin?."
Tidak ada jawaban dari Al dia tetap fokus dalam mengikuti pembelajaran. “ Hmmm... Kenapa susah sekali bicara dengan mu Al?" batin Val.
Istirahat tiba, waktu yang telah di nantikan oleh Val, dia sudah tidak sabar untuk memperlihatkan hasil foto yang telah dia ambil. Sebelum menuju klub Val mampir ke kantin dulu untuk membeli makanan baru setelah itu dia menuju klub.
“ Duh! Bagaimana ini, aku benar-benar gugup.” ucap Val.
Val berdiri di depan intu klub fotografer sambil mempersiapkan diri karena takut hasil foto yg dia ambil tidak seseuai dengan apa yang mereka minta.
Kriitt... Tiba-tiba pintu terbuka sontak membuat Val kaget dan orang yang membuka pintu tersebut juga di buat kaget oleh keberadaan Val.
“Loh, Val! kamu ngapain.” ucap Joe.
“Hmm... Sebenarnya aku ingin masuk, tapi keburu di buka.” jawab Val.
“Oh kalo begitu cepat masuk Natan sudah menunggumu,” jawab Joe.
“Baiklah, jawab Val.
Val masuk dengan keadaan gelisah, dia berusaha untuk terlihat tenang sambil tersenyum. Di dalam ruangan sudah berkumpul empat anggota di tambah Val jadi berlima.
”Well,. “ Bagaimana Val? berapa banyak gambar yang telah kau ambil? tanya Natan.
“Tidak banyak,. Hehehe...” jawab Val dengan canggung.
“Lalu bagaimana dengan Al? Apa dia membantumu? tanya Noah.
“Ohh... Dia sangat membantuku,. “jawab Val dengan ragu.
Mereka memeriksa foto Val lewat kamputer dan melihat hasil kerja Val apakah sesuai degharapan mereka atau tidak. Sambil menunggu Val menoleh ke arah Aldran yang duduk di sudut ruangan. Aldran yang sedang duduk sambil menedegarkan musik tidak menyadari bahwa Val sedang memnghampirinya.
“Pssttt... Al, panggil Val. Aldran yang merasa di ganggu oleh Val, menoleh dengan muka datar.
“Apa?! jawab Al.
“Itu,” Mmmm... Jadi apa kau mau-
“Tidak! jawab Al memotong pembicaraan Val.
Aldran pergi tanpa sepatah kata meninggalkan Val yg masih duduk di sana. Val berdiri dan menuju kearah meja yang sedang di pakai tiga orang anak yang masih melihat-lihat foto Val. Setelah mereka melihat foto Val, akhirnya mereka berdiskusi untuk memutuskan apakah Val akan di terima.
"Oke, dilihat dari hasil photo yang kamu ambil semuanya bagus dan sangat memuaskan, jadi kami sudah memutuskan kamu menjadi anggota baru kami" ujar Natan.
"Well, welcome to the club Val", Noah memberi ucapan selamat kepada Val.
"Hehehe, Terimakasih karena kalian mau menerima aku sebagai anggota baru, dan mohon bantuannya ya" jawab Val (sambil tersenyum bahagia).
Pulang sekolah Val berdiri menunggu di pintu gerbang berharap bisa bertemu dengan Aldran. Hampir 2 jam Val menunggu tapi Aldran tidak kunjung datang juga dan Val pun putus asa akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan akan menemui Aldran besok pagi.
"Hoam, ngantuk banget". Keluh Val
"Emang kamu tidur jam berapa semalam"? Tanya Leyske.
"Habis maraton anime, udah aku kumpulin selama 1 bulan karena aku malas untuk nonton per-episode". Jawab Val.
'Dasar wibu"! celetuk Dey dengan nada meledek yang entah datang darimana.
Bel pun berbunyi seluruh siswa masuk kelas dan belajar. Saat kelas berlangsung Val sesekali melirik ke arah Aldran, dia ingin mengajaknya berbicara namun Val mengurungkan niatnya dia memilih untuk berbicara kepada Aldran setelah istirahat nanti. Setelah pelajaran selesai Val langsung bergegas lari menuju kantin dia mencari Aldran yang sudah duluan keluar kelas karena ingin mengajaknya makan bersama.
"Duh rame banget ternyata kantin, mana lagi tuh bocah gak kelihatan batang hidungnya?" Val celingak-celinguk mencari Aldra namun nihil dia tidak menemukan sosok pria tersebut dan akhirnya Val pun makan di kantin bersama temannya yang lain. Val masih belum menyerah dia masih mencari Aldran di saat waktu istirahat tinggal sedikit, dia menyusuri beberapa ruangan bahkan di klub fotografer pun Aldran tidak ada.
"Kemana perginya tuh manusia sih? Yakali dia jin bisa menghilang. Huft.. capek juga lebih aku balik ke kelas daripada telat nanti di omelin". Val pun memutuskan untuk kembalikan kek kelas sebelum bel masuk berbunyi.
Sampainya di kelas Val bingung kenapa belum ada sosok pria yang dia cari, akhirnya dia pun bertanya kepada Dey.
"Dey, kamu lihat Aldran gk?"
"Aldran? Terakhir lihat sih tadi di lapangan basket sama cewek setelah itu gk tau." Jawab Dey.
"Sama cewek? Oh yaudah makasih ya Dey infonya."
"Yeee sama-sama, eh tunggu emang kenapa cariin Aldran?."
"Oh...itu.. mau bahas projek foto, kan gw satu klub sama dia." Jawab Val dengan ragu.
"Yaudah coba aja ke lapangan basket siapa tau dia masih di sana."
"Kalo gitu aku pergi dulu ya, bye..."
Val pun langsung berlari menuju lapangan basket entah kenapa perasaannya saat ini campur aduk, ada rasa senang juga khawatir. Namun dia gubris semua itu yang terpenting sekarang adalah bertemu dengan Aldran.
Sesampainya di lapangan basket ternyata benar saja dia melihat Aldran yang sedang duduk berdua dengan seorang perempuan. Perempuan itu sangat cantik berambut panjang dan badanya juga bagus seperti layaknya perempuan feminim pada umumnya. Entah kenapa itu membuat Val merasa insecure dan mengurungkan niatnya untuk bertemu Aldran.
"Kayanya aku balik aja deh takut ganggu." Batin Val.
Saat Val hendak berbalik dia tidak sengaja mendengar percakapan antar perempuan itu dengan Aldran. Vey pun mengambil kesempatan itu den menguping pembicaraan mereka berdua.
"Aldran aku mohon untuk kali ini aja, please..." Rengek wanita tersebut.
"Sudah berapa kali sih aku tolak kamu? Apa kamu gak capek ngejar aku yang bahkan gak suka sama cewek genit kaya kamu." Jawab Aldran dengan tegas.
"Ck... Emang aku kurang apa sih? Padahal aku cewek cantik yang ada di sekolah ini dan kamu cowok tertampan di sekolah ini, jadi kalo kita pacaran pasti bakal lebih populer dan bisa menang saat acara from night.
"Cantik? Lu cewek terjelek yang pernah gw temuin dan satu lagi aku gak peduli tetang ke populeran." Aldran pun langsung pergi meninggalkan perempuan tersebut.
"CIH AWAS AJA YA KAMU ALDRAN." Teriak perempuan itu dengan geram.
Val yang melihat adegan itu hanya bisa terdiam dan memilih untuk segera pergi sebelum Aldran keluar ruangan. Val dengan cepat pergi dari balik pintu dia langsung berlari menuju kelas yang kebetulan baru saja bel berbunyi.
Sampai di kelas di langsung duduk dengan nafas yang tidak teratur Dey san Leskey yang melihat itupun kebingungan, karen guru sudah datang kelas pun di mulai. Tiba-tiba seseorang datang dengan wajah datar dia masuk kelas yang sedang berlangsung, sebelum masuk guru bertanya padanya.
"Habis darimana kamu Aldran?" Tanya guru.
"Saya di panggil oleh guru olahraga." Jawab Aldran dengan santai.
"Baiklah kamu boleh duduk"
Aldran pun langsung menuju bangkunya, selama pelajaran berlangsung Val tidak fokus karena dia memikirkan apa yang terjadi di ruang basket dan itu membuat Val semakin penasaran untuk mendekati Aldran.
"Hmmm, kenapa sulit sekali untuk mendekati Aldran, padahal aku ingin berteman dengannya apa mungkin aku terlalu memaksa ya?" Tanya Val pada dirinya.
Sepulang sekolah Val masih memikirkan bagaimana untuk bisa dekat dengan Aldran, bukan berarti dia suka atau naksir hanya saja Val ingin berteman apalagi mereka satu klub.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Take Your MemoryWhere stories live. Discover now