koma

993 103 9
                                    

Minho masih terdiam di tempat duduknya, dia hanya menatap Jisung yang tidak membuka matanya, tidak ada rengekan, tidak ada yang harus dipaksa makan.

"ho, lo belom makan dari tadi" kata Changbin

"iya nanti gue makan, lo mau keluar? kalo ketemu Chan jadwal gue ganti dokter lain dulu, gue males"

"iya, gue keruangan dulu"

changbin keluar, Minho mulai mendekati Jisung dia mengecek keadaan Jisung, memonitor jantung, mengecek cairan infus dan sebagainya

"kamu belum makan kan?" tanya Minho

"harus makan dari hidung ya..? lirihnya

Minho sangat sedih jika Jisung harus makan melalui hidung sonde bahasa medisnya, Minho mengelus kepala Jisung sangat nampak dari wajahnya Minho sangat menyesal.

tok. tok. tok.

"permisi dok, istri anda akan kami beri makan" 

"hmm? tidak sonde?"

"dokter Changbin tidak menganjurkan, GCS istri anda sudah meningkat untuk verbal"

"hanya susu kan?"

"iya dok, ini" perawat itu menyodorkan segelas susu

"terima kasih"

"kalau begitu saya permisi"

Minho bingung sekarang, Jisung terlihat seperti bayi kalau harus begini.

"Jisung makan dulu ya"

Minho memberikan susunya dengan menggunakan sendok, awalnya sulit karena rangsangan dari Jisung sangat kecil di bahkan tidak menelannya. Minho kewalahan dan sempat berpikir ingin memakainya Jisung sonde.

Minho hampir menangis mengingat kesalnya dengan keadaan dia yang tidak menyuapi jisung dengan benar, Jisung tidak makan dengan benar entah susu itu masuk atau tidak kedalam perutnya

selesai memberi makan Jisung, Minho keluar untuk mengambil baju ganti Jisung

"sus tolong carikan baju ganti"

"baik dok"

selama Minho menunggu, dia menelpon Changbin

"bin, Jisung gak bisa makan lu pasang aja sonde"

"kasian ho, dia juga masih pake oksigen"

"gue gak yakin makanannya masuk gak, susah bin"

"tunggu sampe besok ho, gue yakin Jisung udah kasih banyak rangsangan besok" 

"berapa biasanya? verbalnya udah"

"udah, coba ajak ngobrol"

"ini dok bajunya"

"oh terima kasih, gue ganti baju Jisung dulu"

pip

Minho kembali lagi kekamar Jisung, ketika ia kembali tangan Jisung sudah berubah tempat dan kakinya pun sedikit di tekuk

"Jisung" panggil Minho

Minho mengembalikan kaki tangannya dalam keadaan baik

"ganti baju dulu yaa"

Minho perlahan melepaskan baju yang Jisung gunakan, Minho bergerak dengan hati-hati.

"Jisung, Jisung, Jisung" panggil Minho dengan lucu

dia bingung ingin mengajak Jisung berbicara bagaimana tidak ada topik, Minho terdiam melihat badan putih halus milik Jisung.

"untung kamu gak jadi di jual ke om om sung.." lirihnya

Minho dengan cepat memasang baju yang baru dengan Jisung, dia takut Chan atau Changbin akan masuk ke kamar dengan tidak sopan melihat aset miliknya

"cantik." kata Minho

Minho mendapatkan telpon

"halo bun"

"Minho, maaf bunda tidak bisa pulang hari ini karena ada urusan mendadak. katakan maaf untuk Jisung dari bunda ya.."

"ah iya bun, Jisung baik-baik aja kok bun. percayain Jisung sama Minho, Jisung udah milik Minho jangan di jual kemana-mana lagi ya bun, terima kasih udah mau kasih Jisung ke Minho"

"Minho.."

"aku udah tau semuanya, terima kasih sudah berbaik hati menawarkan Jisung kepada keluarga kami bun, bukan ke orang lain"

pip.

Minho menghentikan telepon nya, dan menatap Jisung kembali

"jangan nangis" ucapnya

Minho melihat Jisung menteskan air matamya mungkin Jisung mendengar semua perkataan Minho tadi

"kakak udah tau semua, untung bunda kamu masih sempat berpikir nikahin kamu sama kakak kalo enggak badan kecil kamu bakal habis di grogoti tikus berdasi. ayah kamu ternyata jahat banget ya"

Minho menghapus air mata Jisung yang mulai menetes lagi.

"cepat sembuh, ayo bales dendam"

Minho mengecup kening Jisung dengan lembut, baru kali ini lagi Minho mencium istrinya.

.

1 Minggu sudah berlalu, Jisung berhasil melawan masa kritis nya meski banyak yang harus di lalui Jisung mulai drop lagi, lalu Minho juga ikut drop karena bergadang selama 3 hari dan tidak makan

Jisung masih dirumah sakit, janjinya besok dia akan pulang.

"fel.. kanker gue gimana?" tanya Jisung

"kalo lo mau operasi sekarang ayok, atau jalani kemoterapi?"

"emang sisa hidup gue tinggal berapa?"

"terhitung dari diagnosa kak Changbin kemarin sih 10 bulan lagi"

Jisung menundukkan kepalanya, Felix merasa bersalah akibat perkataan nya tadi.

"lo mau hidup bahagia sama kak Minho gak? kalo mau ayo jalani pengobatan sung kalo gini terus lo gak akan sembuh lo makin kurus karna nafsu makan lo udah mulai berkurang, imun lo juga karena gak ada vitamin yang masuk makanya lo mudah sakit"

Jisung menggeleng

"fel gue masih gak enakan sama kak ino, dia udah tau maksud tujuan gue masuk di kehidupan dia tu cuma numpang tidur"

"tapi lo sayang kan sama kak Minho?"

Jisung mulai menangis

"kenapa lo tanya gini fel hikss.. lo pikir aja dari semua perlakuan kak ino gimana ke gue jelas gue udah sayang banget sama kak ino hiks.."

"yaelah lebay amat sung.."

"terserah lo mau bilang apa fel.. baru kali ini gue di perlakukan seperti orang yang emang di sayang sama kaya lo, kak Changbin tapi kak ino beda, mungkin karena status kita suami istri jadi gue merasa lebih spesial tapi gue selalu mikir gue gak pantes.. gue gak pernah hidup kaya lo, kaya kak Changbin yang dikasih banyak perhatian sama orang tua kandung kalian, gue di pungut karena uang, gue ditinggal terus, kalo bunda di rumah cerita-cerita bentar doang udah gitu istirahat, gue kurang banyak interaksi sama mereka bahkan udah dari gue kecil fel, gue cuma deket sama supir sama maid dirumah.."

"sung.."

"ah tau ah lo mah! bikin gue kangen sama kak ino, gue marah"

Jisung berbaring membelakangi Felix

"jangan nangis terus.."

iya Felix tau Jisung menangis, pasti.

"kak Minho dimana? Jisung nangis"

"lo apain fel... gue bentar lagi kesana"

"yaudah cepet"

pip.
































































seru ya liat Jisung udah sembuh. wokwokwokwok besok buat sakit lagi aaaaaaaaaaaa 🌚

Time Out Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang