bunda maria, mari berdoa

176 22 10
                                    

.

23.

Pada suatu hari, Annelise jatuh di depan lukisan yang hampir jadi. Untungnya di studio ada Seycamoure.

Sayangnya di studio cuma ada Seycamoure, yang lihat temannya jatuh malah sempat mampir ke dapur. Kalau mau coba dibela, otak Sey sudah mulai trauma setelah tiga malam begadang nugas. Saat temannya pingsan refleks pertamanya malah iri dan dengki, 'Harusnya aku yang pingsan, b*bi!'

Namun selesai minum kopi sambil ngudud dan seduh indomi, Seycamoure kembali lalu melihat temannya masih sama dalam posisi. Di lantai nggak bergerak, muka ke bawah ala cetakan korban tabrak lari. Walah, kayaknya ini agak serius.

Seycamoure baru panik. Sedikit. Ia taruh mangkok mi di meja dengan hati-hati, menarik napas, merenggangkan badan, lalu mengguncang Annelise.

"LISE! BANGUN LISE!"

Annelise nggak gerak, namun masih napas.

"BANGUN! KAMU BELUM BAYAR UTANG!!!"

Annelise berhenti bernapas, jadi Seycamoure ganti cara histeris.

"BANGUN! PAKET SHOPEE BELUM DATANG!!!"

Annelise kembali bernapas.

.

24

Annelise sebenarnya nggak pingsan, cuma kelepasan tidur. Sudah berhari-hari ia dalam mode konsentrasi tingkat tinggi, melek dari petang sampai pagi menyelesaikan entri untuk kompetisi. Setelah lukisannya mulai jadi, barulah hati merasa lega dan fisik mulai berbisik, 'Santai dulu nggak sih?'

Bagai sihir, begitu merasa bisa santai, Annelise langsung di-gangbang ngantuk dan capek bertubi-tubi. Lalu ia tersungkur, mendengkur.

Sekali tidur Annelise nggak melek-melek dan butuh sekitar tiga alpha lain untuk menggotongnya naik mobil. Seycamoure, Catherine, dan Lars sebagai bala bantuan cadangan siap panggil. Tadinya mau nambah orang lagi, tapi sepertinya berlebihan. Ini cuma gendong satu alpha nggak usah sampai repot sekecamatan.

"Kenapa nggak dibiarin tidur di studio aja?" tanya Sey logis.

Catherine misuh-misuh, lalu melemparkan ponsel berisi pesan sang korban ke arah Sey. Ternyata semua sudah direncanakan.

Menurut pesan Annelise ke sohib ceweknya itu, ia minta dibawa ke rumah kalau nanti pingsan, karena hari ini sudah janji pulang.

.

Selagi orangnya dikemas ke dalam mobil, lukisan yang dari tadi digarap bakal ditinggal di studio. Lars masuk lagi ke studio untuk menutup kanvas dengan kain.

Lars baru kali pertama masuk ke studio.

Dibanding yang lain, Lars cuma teman yang mungut di jalan. Pria itu bukan mahasiswa seni, jadi namanya tidak termasuk dalam anggota Wolpack Unpad maupun penyewa bersama studio ini. Jadi, baru kali ini ia melihat lukisan Annelise buat lomba. Bermodel pemuda brambut perak dan bermata biru. Bertema harta.

Saat melihatnya, Lars spontan nyengir memegang kepala sambil berucap: "Waduh."

...

Dan ketika sampai di rumah Annelise, ketiga orang itu disambut oleh seorang omega berambut perak dan bermata biru.

Sebuah harta.

Wajah yang sama dalam lukisan sekarang nyata, bermimik luar biasa khawatir melihat Annelise, di mana sang alpha lunglai tak berdaya.

Bahkan lebih menghayati dari pemeran utama telenovela, sang omega yang tadi lari keluar rumah berbaju tidur tipis! Nggak sempat pakai jaket! Nggak sempat pakai sendal! Telanjang kaki menghampiri lalu mengguncang Annelise, seakan yang bersangkutan ditembak mafia dan bukan sekadar molor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fresh Air [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang