Jaehyun hari ini yang ngomong ya. Kak taeyong itu berbeda, dia bukan hanya mengurusku selama 3 tahun. Ia juga mengajariku tentang cinta dan kehangatan sebuah keluarga.
Dia sudah seperti kakak ku sendiri.
Tapi aku bingung, setiap hari dia tersenyum kepadaku dan setiap hari pula rasa nya berbeda. Hari demi hari berlalu rasanya semakin tumbuh, layak nya sebatang pohon.
Kak taeyong adalah air bagiku, dan aku adalah bumi. 71% permukaan bumi ditutupi oleh air, 97% air laut dan 3% merupakan air tawar. Seperti itulah hidupku,hanya diisi dengan kak taeyong.
"Jay, ayo makan"
Setiap hari aku selalu menyulitkan hidupnya, aku terlalu bergantung kepadanya. Berharap Tuhan memberikan hidup yang baik baginya,dan selalu dikelilingi oleh orang orang yang menyayanginya.
"Iya kak"
Kak taeyong bekerja sebagai sekretaris di perusahaan besar, dia tidak membiarkan ku bekerja. Aku selalu merasa bersalah saat dia pulang dengan keadaan lelah, dan masih harus menyelesaikan pekerjaan di rumah.
"Aku tau aku tak pantas,tapi bisakah sekali ini saja aku bisa mencium kakak lagi?"
Dia tampak terkejut, namun tak lama rasa keterkejutannya hilang diganti oleh senyuman memabukkan.
"Ya"
Suaranya mengalun indah,walau sebatas satu kata pendek ia selalu berhasil membuat ku merasa tenang.
Aku memeluk tubuhnya yang begitu kurus, apakah aku pantas? Dia mengutamakan diriku sementara dirinya sendiri dia hiraukan.
Pelukan terlepas, mata kita saling memandang. Terlihat ada kilatan kasih sayang dimatanya. Sungguh, aku sangat mencintai nya. Ingin rasanya hidup abadi,hanya bersamanya.
Cuup
Aku tak berani untuk menciumnya lagi,yang aku lakukan hanya mengecupnya,di dahi.
Aku tak tau kita akan bersama selamanya atau tidak,yang bisa aku lakukan hanyalah berharap dan berdoa.
Tuk tuk
Suara ketukan menyapa telinga. Kak taeyong izin kepadaku untuk membukakan pintu,untuk apa?dia pemilik rumah ini dan benda di dalam sini.Menunduk dan menunjuk dada.
Sesuatu yang berdetak kencang ketika bersamanya.
"Oh! Hi a jeno, lama tak bertemu"
Apakah itu a Jeno? Aku sangat merindukannya. Lebih tepatnya rindu uangnya. Dia sungguh royal, aku suka sikap semua keluarga kak taeyong.
Apalagi kak taeyong nya.
"Hi taeyong,hi jepri!"
Aku hanya membalas dengan lambaian dan sedikit tersenyum. Tak tau mengapa a Jeno selalu memanggil ku jepri, tak apalah aku tak keberatan.
Dia membawa lelaki manis,yang merupakan tunangannya.
Jeno adalah kakak taeyong,dia menetap di bandung. Kota besar yang terdapat gedung makanan kesukaan ku, gedung sate.
Banyak kenangan selama 3 tahun ini,mungkin aku akan menceritakannya lain kali.
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
