Masa yang kelam

24 4 0
                                    


Aku, Nesya Fakhira Nada. Biasa dipanggil dengan sebutan "Nesya". Umurku masih 14 tahun, dan aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Aku adalah gadis tomboy, karena aku ini tipe orang yang lebih suka bermain dengan laki-laki. Bahkan, teman-teman dekatku kebanyakan adalah dari kalangan laki-laki. Yang dari kalangan perempuan, bisa dihitung dengan jari.

Ingin tau lebih dalam lagi tentang kisahku? Inilah aku....

"Nes ayo kau pasti bisa" teriak sahabatku Naila Ravania Zabia. Aku sedang berada di lapangan main bola voli. Aku dan Naila memang tetangga dan kita juga satu sekolah.

Setelah beberapa menit main voli di lapangan akhirnya aku memutuskan untuk istirahat dan menemui Naila yang berada tak jauh dari pohon mangga.

"Kau  hebat ya Nes. Aku bangga punya sahabat kaya kau" kata Naila yang hanya ku tanggapi dengan senyuman. Malas sekali rasanya aku bicara.

Memang di desaku setiap sore selalu ada anak main voli dan disini yang cewek cuma aku. Seperti yang ku bilang aku adalah anak tomboy.

Di tempat duduk samping ku dan naila ada gerombolan laki laki yang menonton permainan voli ini tiba tiba ada laki laki yang mengataiku

"Jadi cewek itu harus shalihah, jangan nakal, tutup aurat, bahagiakan ibu bapak dunia akhirat" ucap laki laki itu dingin. Aku memang kenal dengan nya karena dia adalah tetanggaku sendiri namanya adalah Bagas menurut ku dia adalah laki laki yang sok suci, sok alim, dan sok paham soal agama. Padahal kan di dunia ini semua manusia punya dosa.

Aku yang geram pun langsung membalas ucapannya dengan nada nyolot.
"Ya gak lah, jadi cewek itu harus tomboy" kataku tak mau kalah aku lihat wajahnya langsung muram dan dia langsung pergi entah kemana aku tak perduli. Laki laki itu emang ganteng sih tapi sayang dia terlalu alim.

Setelah selesai bermain voli aku memutuskan untuk pulang, Lelah rasanya.  Tapi kenapa ucapan laki laki itu membekas di pikiran dan otakku? Kenapa aku memikirkan perkataannya ada apa dengan ku? Ah udahlah dari pada aku memikirkan dia lebih baik aku mandi.

Setelah mandi lagi lagi perkataan itu terngiang di kepalaku. Kenapa aku. Lagi lagi aku menepisnya aku tak mau ambil pusing. Lebih baik aku dengerin lagu jaran goyang kan enak tuh.

Apa salah dan dosaku sayang, cinta suciku kau buang buang lihat jurus yang kan ku berikan jaran goyang jaran goyang....

Belum selesai lagu itu tapi aku sudah tertidur. Mungkin karena aku sangat sangat capek.

Assalamualaikum kawan kawan. Makasih dah mampir ceritaku. Jangan lupa di vote ya

Hijrah Dari Masa Lalu Yang KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang