Di dalam kelas yang cukup ramai ini, Kalla menangis sendirian. Beberapa orang yang ingin membantunya bahkan hanya untuk sekedar kembali duduk di kursi rodanya pun, mengurungkan niat setelah mengingat kembali ancaman yang Grace berikan.Sampai akhirnya kedatangan Relia dan Fanya membuyarkan kesedihan gadis itu.
"Kalla!" panggil Fanya yang terdengar lebih seperti teriakan. Ia dan Relia berlari mendekati Kalla, kemudian membantunya untuk duduk kembali pada kursi rodanya terlebih dahulu.
"Ada apa? " tanya Relia khawatir namun tetap dengan nada tenangnya.
"Enggak usah lo tanya lagi Rel, ini pasti ulah Grace!" ucap Fanya dengan mata marah saat melihat lebih jelas keadaan sahabatnya itu.
"Bener? Kal? " tanya Relia lagi.
"Udah, gak apa-apa. Gak usah diperpanjang" jawab sekaligus pinta Kalla.
"Kalian ada disini tapi kalian diem aja ngeliat Kalla diginiin? Manusia gak sih lo semua? " tanya Fanya marah ketika menatap semua orang yang berada di kelas.
"Fan.. Udah"
"Gak bisa udah, Kal" sarkas Fanya kemudian keluar dari ruagan itu.
"Rel... " ucap Kalla.
Relia tersenyum, berniat menenangkan Kalla. "Fanya tau seberapa porsi dia untuk hal ini, Kal. Jadi lo tenang aja"
Kalla terdiam.
"Ayo, gue bantu bersihin rambut lo" ajak Relia yang langsung mendorong kursi roda Kalla menuju Toilet.
***
Disisi lain, Fanya yang melihat Grace bersama dua temannya itu berada di kantin, langsung saja menghampiri mereka dengan wajah dan tangan yang membawa amarah.
Fanya langsung merampas jajan yang di genggam oleh Grace, kemudian menumpahkannya di atas kepala gadis yang menjadi primadona sekolah itu. Membuat Grace luar biasa syok, serta Teresa dan Gwen yang juga diam terpaku melihat apa yang Fanya lakukan.
"Woy! Lu gila ya! " bentak Grace.
"Terus? Lo pikir lo waras? " tanya Fanya.
"Cuma orang gila yang bilang gue gak waras! "
"Dan cuma orang waras yang nyadar kalo lo gila! " lanjut Fanya tak mau kalah. Membuat beberapa orang yang berada di Kantin antusias menyaksikan aksi yang mereka perlihatkan.
"Diem lo! " tunjuk Teresa pada Fanya.
"Lo yang diem! Lo kan Budak! " jawab Fanya lalu tersenyum meremehkan.
"Sialan! " Grace berniat menampar Fanya, tetapi gadis itu sudah lebih dulu berhasil menangkas tangannya.
"Gak usah sok mau nampar gue!" Fanya menurunkan tangan Grace kasar. Ia lalu mengambil minuman yang berada di meja itu kemudian membukanya.
"Rambut lo jadi kotor karena gue, kan? " tanya Fanya, membuat ketiga gadis itu diam, tidak mengerti dengan sikap Fanya.
Fanya tersenyum, kemudian menuangkan minuman itu di atas kepala Grace.
"Nih, gue kasih air biar bersih" ucapnya tajam. Dan setelahnya Fanya pun meninggalkan mereka yang kembali syok untuk kedua kalinya.
"FANYA SIALAN! " teriak Grace luar biasa marah.
***
Setelah selesai membersihkan Rambut dan pakaian Kalla, Relia pun mengajaknya keluar dari Toilet dan menuju kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalla
Teen Fiction"Aku lilin kecil ditengah bilik gelap yang temaram, sunyiku tak dapat kau sentuh meski kau berusaha merubahnya." -Kalla "Aku sama seperti mu yang rela menerangimu meski membakar diriku." ...