Terdekap Lelap

19 2 0
                                    

   Tubuhnya kurus, bahkan tulang  rusuknya dapat terlihat dengan jelas. Dengan rambut  gondrong  sebahu yang acak - acakan, semakin memperlihatkan kedekilannya. Kulit wajahnya mulai tampak keriput , bagian bawah matanya terlihat menghitam, siapa sangka bahwa pemuda itu masih berusia dua puluh tujuh tahun. Mungkin karena penyakit Insomnianya,  Dia terlihat lebih tua dari umurnya.

     Dia bekerja sebagai seorang  Programmer di sebuah perusahaan swasta yang cukup  ternama di Ibukota. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menatap layar Laptop. Dia bekerja selama sembilan jam dalam lima hari, tapi dia terkadang lembur hingga larut malam untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang dijalaninya, bahkan ketika hari libur, Dia terkadang diminta tetap bekerja guna melaksanakan perintah atasannya.

    Didi, biasa dia dipanggil, anaknya periang, suka bergaul dan supel terhadap teman – temannya. Walaupun sedang sibuk dan banyak kerjaan, Dia selalu menyempatkan nongkrong dengan teman kerja ataupun teman sepermainannya. Memang Dia anaknya asik dan cepat membaur  walaupun dengan orang yang baru dikenal, maka tak heran banyak sekali Orang yang mengenalnya.

    Jam tepat menunjukkan pukul delapan malam, Dia merebahkan tubuhnya ke peraduan, matanya dicoba untuk memejam dalam – dalam. Dia berlindung dibalik selimut dari terjangan hawa dingin malam, sedari petang  cuaca kurang bersahabat, hujan lebat disertai angin kencang membuat orang enggan untuk melakukan aktifitas diluar rumah. Hingga malam menjelang gemericik air yang turun dari langit yang tak kunjung reda semakin membuat suasana menjadi syahdu.

     Matanya memang terpejam, tapi pikirannya masih melayang – layang entah kemana, Dia juga tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Semakin dia mencoba untuk tidur, semakin susah rasanya untuk terlelap. Entah berapa kali Dia merubah posisi tidur, tapi tak juga dapat tidur, bahkan bantal digunakan untuk menutupi kepalanya, tapi hasilnya nihil, malah semakin Dia terjaga. Lelah rasanya dan kepala mulai terasa pusing, ingin sekali untuk teriak  sekencang – kencangnya, namun mulut terasa kaku dan tak dapat bergerak.

     Beranjak Dia dari tempat tidur,berjalan menuju kamar mandi untuk berkemih, sambil memandang kaca yang tergantung di dinding kamar mandi dia melamun, tapi entah apa yang dia lamunkan, pandangannya kosong, bingung apa yang mau dikerjakan. Kembali Dia ke kasur kapuk yang biasa ditidurinya, walaupun nampak sudah usang, namun masih nyaman digunakan, mungkin karena jarang dibersihkan,hingga warnanya kelihatan memudar. 

   Dia mencoba tidur kembali, pandangannya tidak sengaja mengarah ke meja di samping tempat tidur. Di atas meja itu terdapat sebotol Pil tidur yang dia dapat dari Dokter yang dikunjunginya beberapa hari yang lalu. Di ambilnya obat tidur tersebut, dikeluarkan beberapa pil tidur lalu segera ditelan dengan bantuan segelas air yang sengaja disiapkan di samping Obat tidur tersebut. Atas saran temannya dia mendatangi Dokter untuk menyembuhkan penyakit susah tidurnya, Dia juga sudah sangat tersiksa dengan Insomnia yang dideritanya, berharap dengan ini Dia dapat menyembuhkan sakitnya dan dapat beristirahat lagi dengan tenang.

  Dia tertegun sejenak setelah menelan Pil tidur itu, sambil memandangi langit – langit Dia melamun. Selang beberapa menit kemudian Dia mulai merasakan efek dari Obat tersebut, dengan perlahan matanya mulai terpejam, seakan mengikuti rinai hujan yang turun perlahan, rasa kantuknya membawanya  tenggelam untuk menjumpai bunga tidurnya.



               ^^^^^^^^^^^^^^^^



    Hujan semakin lebat, hawa dingin semakin menusuk tulang, sungguh malam yang sempurna untuk menikmati mimpi indah.

    “ck... ck... ck... ck...”. bunyi air yang jatuh mengenai lantai kamar Didi,bunyi itu lirih sekali, tapi Dia bisa merasakannya, disamping suasana kamarnya yang  hening, Dia juga mudah sekali terbangun jika terdengar suara yang mengganggu seperti itu. Mau tidak mau Dia mendengarkan suara atap bocor yang membasahi lantai rumah, bunyinya hampir selaras dengan detak jantung yang berdegup perlahan.

Terdekap LelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang