Suara langkah kaki menggema di koridor kelas 2, Seoul High school yang sangat sepi hal itu dikarenakan siswa/i yang sedang melaksanakan upacara bendera.
Lee Jeno, laki laki berwajah sangar itu tetap santai berjalan dengan langkah kaki menggema padahal dia tau pasti ada penjaga yang berkeliling untuk mencari siswa/i yang membolos upacara.
Alis Jeno sebalah kiri terangkat saat melihat bayangan di pertigaan. "Oh shit!" Umpat Jeno pelan sembari membalikan badannya, itu Oh Sehun, si guru killer yang tak tanggung tanggung memberi hukuman berat kepada setiap siswa/i yang membuat onar. Pernah, Jeno dan Jaemin karena membolos. Dan kalian tau apa hukuman yang diberikan oh Sehun? Benerin genteng gudang yang ada di rofftof, ya gak masalah buat Jaemin yang pandai memanjat dan tidak takut ketinggian, tapi bagi Jeno? Masalah besar! Dia itu phobia tinggi.
Jeno gak mau kalau berhadapan dengan Oh Sehun, bukannya takut dia cuma gak mau dikasih hukuman yang berhubungan dengan ketinggian, dia trauma.
Langkah kaki Jeno semakin cepat tapi tidak menimbulkan bunyi seperti tadi. Namun,
"Lee Jeno?!"
"Anjing"
Jeno berlari tak perduli Oh Sehun yang terus memanggilnya bahkan mengancamnya.
Jeno menoleh ke samping saat merasa ada yang memanggilnya, "heh Jen" panggil seseorang dengan suara cempreng nya.
"Ngapa Lo?"
Siswa itu berdecak lalu menarik tangan Jeno untuk mengajaknya bersembunyi di gudang. "Tetep aja goblok. Pak Oh liat"
"Lu yang goblok kontol. Pak Oh ketinggalan jauh tadi!"
"Pelanin suara lo kampret"
"Lo juga babi"
"JENO! HAECHAN! SAYA TAU ITU KALIAN"
Haechan menatap Jeno, setelah itu ia melirik ke jendela dan disana ada Oh Sehun. "Gak ada siapa siapa pak! Itu tadi orang lain. Jeno sama Haechan ke kamar mandi!" Seru Haechan membuat Jeno membulatkan matanya dan memukul kepala Haechan.
Haechan menutup mulutnya, setelah itu dia nyengir. Keduanya menoleh ke jendela dan menemukan Oh Sehun yang berjalan ke arah toilet. Jeno menahan tawanya, ternyata gurunya ini goblok banget ya.
Namun, Oh Sehun memberhentikan langkahnya dan berfikir, "tapi kenapa suaranya tadi mirip Haechan?" Oh Sehun lalu membalikan badannya dan melihat Jeno dan Haechan yang mau pergi.
"Heh babi. Apa apaan Lo ngibulin gue"
•
•
Jaemin menyipitkan matanya menatap Jeno dan Haechan yang terengah engah begitupun teman temannya yang lain. "Ngapa dah?. Terus ngapa lo lama banget, tau kan capek kalo nunggu?" Mark bertanya, dan Haechan lalu duduk di sampingnya. Haechan merebut minuman Mark dan meminumnya sampai habis.
"Heh"
Haechan nyengir ke arah Mark, "minta. Haus nih, gara gara Jeno tuh"ucap Haechan seraya menunjuk Jeno yang masih menetralkan nafasnya. Jeno menegakan tubuhnya dan menatap tajam Haechan, "tai. Lo yang tolol"
"Pelanin suara kalian bangsat. Ntar ada yang denger" ucap Jaemin mewakili. Yuta mengangguk, "emang kalian abis ngapain sih?. Jangan jangan kalian mau ngewe eh kegep"
Plak
"Anjing. Apasi!"
Jaemin mendengus, "Lo abis ngapain hah?" Tanya Jaemin dengan nada sinis. Jeno duduk di sebelah Jaemin dan mengambil asal minuman yang tergeletak. "Uhuk uhuk"Jeno terbatuk saat merasakan rasa aneh dari minuman itu.
"Anjrit ini apaan?"
"Dicampur sianida tadi, banyak banget" jawab Jaemin asal setelah itu ia pergi bergitu saja dari markas Nct.
Jeno terbatuk sembari memegangi tenggorokannya. Mem nct dream dan nct 127 yang ada disana tertawa. Asal kalian tau yang diminum Jeno adalah semua minuman yang ada di kantin dan dicampur, belum ada sih yang mencobanya karena takut rasanya aneh dan tebakan mereka benar.
Jaemin mengumpat, dia itu sebel kalau diacuhkan, dia gak suka dianggap gak ada.
•
Jeno menyibak selimut putih yang ada di kasur Jaemin tapi ia hanya menemukan guling. Jeno mendengus sembari menghentakkan tangannya, udah daritadi Jaemin gak ngumpul sama mereka dan gak bisa dihubungi.
Sampai telinga Jeno menangkap bunyi gitar yang kacau dari arah balkon. Jeno cepat ke arah balkon dan menemukan Jaemin yang berusaha memainkan gitarnya ditemani asbak rokok di meja. Jeno terkekeh, ia lalu berdiri di dekat Jaemin dan membenarkan letak jarinya.
"Ibu jari lo taruh di senar nomor 6. Itu ngehasilin nada E" Jaemin mendongak, memperhatikan Jeno yang sedang mengajarinya sampai ia tak sadar kalau ia tak mendengarkan dan sibuk memandangi wajah Jeno.
Jeno yang menyadari itu pun menyentil rahang Jaemin, dan Jaemin mengaduh. "Sakit janco" maki Jaemin tak terima. Jeno tersenyum begitupun matanya, "lagian lo bukannya dengerin malah mandangin wajah gue, gue tau kok gue ganteng. Ntar Lo kalau jatuh cinta gue gak bisa nolak"
Jaemin bergumam tak jelas. Jeno yang tak mau ambil pusing pun duduk di kursi depan Jaemin dan mengambil putung rokok dari bungkusnya, dan itu milik Jaemin. "Heh. Lo kemarin juga gak beliin gue rokok. Memek Lo!"
"Satu ae njir. Gue males beli"
"Eleh"
Jaemin mengambil koreknya saat Jeno hendak mengambil korek itu. "Gaboleh maruk. Lo milih rokok ya ga boleh pinjem korek"
Jeno berdecak, ia lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil rokok Jaemin yang masih menyala di asbak dan menyatukannya di ujung rokoknya untuk menyalakannya. "Ribet banget idup lu Jem"
Jaemin mendengus, iya otak dia lemot, goblok emang tu otak sampe Jaemin gak mau ngakui.
"Ntar lo ke sirkuit?" Tanya Jaemin, dan Jeno menatap lurus. "Hngg. Iya"
"Yauda gue ikut. Lo ngelawan Hyunjin kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
4×4ever • Nomin
FanficKisah 2 sahabat yang memiliki banyak kesamaan. Mulai dari hobi, tingkah laku, dll. ©Celyneth_