Malam yang gelap dan sunyi, lampu jalan berwarna kuning remang-remang itu sangat mendukung suasana menjadi lebih menyeramkan, apalagi dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang pasti membuat siapapun merinding ketika dilewatinya.
Salah satunya gadis ini, ia sedang berjalan seorang diri seusai membeli sebuah pensil di toko yang tak jauh dari kediamannya. Ia memang merasa sedikit aneh dengan malam ini, tak seperti biasanya sebab malam ini terasa begitu gelap dan dingin, gadis itu pun mulai berlari kecil agar cepat sampai di rumahnya.
Gadis itu memasukkan kedua tangannya di saku jaket miliknya dengan kedua sorot matanya ke arah bawah, melihat langkah kakinya sendiri. Tak lama, pandangannya teralihkan ketika sekilas ia melihat seseorang yang tak jauh dari posisinya.
Orang itu aneh, pikir gadis itu.
Memang aneh, karna orang itu sedang berdiri tepat di tengah-tengah jalan, posisinya pun tak seperti sedang berjalan atau bergerak sama sekali. Gadis itu mulai ketakutan karna keanehan orang yang tak jauh dihadapannya, hingga ia membulatkan tekad untuk mendekatinya.
Kepala yang tertutup Hoodie dan cahaya lampu yang terbatas membuat wajah orang itu tak nampak dengan jelas, pikiran gadis itu sudah tak karuan ia berpikir jika orang yang didepannya itu bukanlah manusia.
Jujur gadis ini ingin segera pulang, namun jalan satu-satunya untuk kerumah terhalang oleh orang aneh didepannya ini.
Semakin mendekat gadis itu meyakini bahwa orang yang berada di depannya adalah laki-laki, karna postur tubuhnya yang besar dan tinggi.
Lagi-lagi ia berpikir yang tidak-tidak, gadis itu berpikir bahwa orang ini adalah preman yang akan menculiknya. Keparnoan itu membuatnya berkeringat dingin dan getaran hebat ditubuhnya, tapi ia menahan itu semua agar terlihat tidak seperti penakut dimata lelaki yang dikiranya preman itu.
Langkah gadis itu terhenti, jantungnya pun mulai berdegup kencang ketika lelaki yang ada dihadapannya ini mulai membuka suara,
"Kamu... Thalia"
Gadis itu membelalakkan matanya, tak menyangka bahwa lelaki itu mengetahui namanya. Ia pun sudah matang dengan pikirannya bahwa niat lelaki didepannya ini ingin menculik dirinya.
"J-jangan culik aku atau aku akan teriak!" Jawab spontan gadis yang bernama 'Thalia' itu dengan gemetar
"Kau tak mengingatku?" Tanya lelaki dihadapannya sambil berjalan pelan.
"Jangan mendekat!" Sergahnya
"Aah begitu, baiklah. Tapi ingatlah satu hal, kau pernah menyukaiku begitu pula dengan diriku" lelaki itu terkekeh
Thalia tak bisa mengolah kata-kata dari lelaki dihadapannya ini, ia masih diselubungi ketakutan hingga pikirannya tak bisa jernih.
"A-apa maksudmu? Lalu kau sebenarnya siapa?!"
Tak ada balasan, lelaki itu tetap diam di tempat seperti posisi awalnya tadi. Thalia mulai melangkah pelan kebelakang, ia berniat untuk berbalik dan berlari sekencang-kencangnya menjauhi lelaki itu, entah kemana asalkan tidak melewati jalan ini.
"Tunggu" Ujar lelaki itu, dan Thalia pun menghentikan langkahnya.
"Jangan membalikkan badanmu?!" lanjutnya
Thalia tak menggubris apa kata lelaki itu dan tetap membalikkan badannya, ia pun berlari secepat mungkin hingga ia tak sadar jika sedari tadi lelaki itu meneriakinya.
BRAAKK...
Tbc...
Vote comment nya ditunggu ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi ; Haruto
Fanfiction[HIATUS] Thalia, gadis berusia 16 tahun yang suka bucinin Haruto 24/7. Tapi bagaimana perasaannya ketika idola nya itu menghilang tiba-tiba? Dan kemudian ada orang baru yang datang dengan fisiknya 100% sama betul dengan idolanya. Kebingungan menimpa...