03

52 14 6
                                    

Semalam Thalia usai maraton Drakor hingga jam 1 pagi, dan alhasil dia telat bangun. Pikirnya dia tak akan kesiangan karna sudah memasang alarm, tapi sayangnya dia lupa menonaktifkan mode heningnya.

Kedua orangtua Thalia sejak pagi-pagi buta sudah tak ada dirumah, mereka mengatakan bahwa saudara dekat ayahnya mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit, berita itu terdengar jam 11 malam kemarin namun orangtua Thalia memilih untuk datang di pagi harinya.

Sedangkan Nicho (kakak Thalia) tak terlihat belakangan ini karna sedang menginap dirumah temannya. Jadi sudah dipastikan Thalia tak ada yang membangunkan, padahal ibunya kemarin malam sudah mengingatkan untuk tidak tidur terlalu malam, berhubung Thalia suka khilaf jadi gitu deh.

Sarapan dan uang saku sudah siap di atas meja dapur. Thalia sangat ingin menyantap sarapannya jika tidak dia akan mengantuk dan kurang tenaga untuk menghadapi pelajaran dipagi hari, namun melihat waktu bel masuk kurang 15 menit lagi jadi Thalia dengan berat hati meninggalkan sarapannya.

"Pak cepetin dikit ya, saya udah telat nih"

Kali ini Thalia terpaksa naik ojek online, meskipun harus merogoh kocek lebih mahal, setidaknya akan mempercepat ia sampai di sekolah dibandingkan naik angkutan umum seperti biasanya.

Tinggal beberapa menit lagi bel masuk berbunyi, sedangkan Thalia masih di dalam perjalanan, Thalia yang cemas beberapa kali memanjatkan doa dalam hati, berharap semoga bel sekolahnya rusak tiba-tiba.

Namun doanya tak terkabul (doanya jelek sih), terdengar beberapa detik setelah Thalia turun dari motor bel masuk sudah terdengar dengan nyaring, dan untung saja saat pagar hendak ditutup oleh satpam gadis itu sempat mencegahnya.

Saat ini Thalia sedang mengendap-endap seperti maling, ia takut bila bertemu dengan salah satu anggota OSIS. Sudah biasa disekolah ini ketika ada anak yang telat bakal diberi sanksi.

Ya Tuhan semoga hari ini nak OSIS lagi libur, gue belum siap dapet surat panggilan orangtua.

Dan Yap! Doa Thalia terkabul, hari ini tak terlihat sama sekali anak OSIS yang berkeliaran disekitar area pagar sekolah. Merasa sudah aman Thalia mengecek aimoo nya sebentar, terlihat pukul 07.03 yang seharusnya pelajaran pertama sudah berlangsung.

Semoga gurunya belum masuk kelas.

Thalia berlari sekuat tenaga hingga membuat orang yang dilewatinya dapat merasakan getaran dari pijakan gadis itu.

Bruk!

"Aduh" ucap Thalia lirih.

Thalia sedikit terhuyung setelah menabrak seseorang, sedangkan orang yang ditabraknya tak goyah sedikit pun, sudah seperti menabrak batu.

"Maaf! maaf banget, gak sengaja" Thalia sedikit membungkukkan badannya dengan tangan bergerak seperti memohon.

Beberapa detik ditunggunya, tapi orang itu tak segera menggubris permintaan maaf Thalia.

Rasanya percuma juga Thalia menunggu, mengingat waktu yang terbuang lumayan banyak, akhirnya Thalia melewati orang itu dan berlari begitu saja.

Thalia berhenti sejenak lalu menoleh kebelakang.

Seenggaknya gue udah minta maaf kan, batin Thalia lalu mengangkat bahunya.

Hari ini keberuntungan berpihak Thalia. Guru mapel jam pertama yang seharusnya diisi oleh Bu Vina selaku guru bahasa Indonesia ternyata sedang rapat, dengan begitu Thalia terbebas dari hukuman yang seharusnya ia dapatkan.

"Thalia! Lu kemana aja sih!" Bella menghadang Thalia yang akan duduk dikursinya.

"Gendang telinga gue aman kan" Thalia meraba-raba daun telinganya, jujur saja teriakan Bella barusan sangat kencang hingga semua mata tertuju kepada mereka berdua, walaupun sebentar.

Mimpi ; HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang