Duar-Duar-Duaaaar
Bunyi petasan terdengar memekik telinga, sorak ramai dari pihak perempuan terdengar sangat antusias dan bahagia. Karapan sapi yang d buat sebagai pertunjukan mulai melakukan aksinya dan dikirap keliling rumah.
Orang dewasa dan anak-anak menari begitu heboh dan senang. Pengantin laki-laki dan perempuan pun sudah diturunkan dari kuda dan duduk bersanding di pelaminan yang sangat indah.
Terlihat sosok gadis cantik yang tengah menatap sendu ke arah sepasang pengantin yang tampak bahagia itu.
Wajahnya memerah menampakkan semua suasana hatinya yang sangat kacau. Pandangan mata yang terluka karna kepergian sang kekasih dan ditinggal, menikah dengan orang lain.“Sabar Mai, kamu pasti kuat kok.”
Maimunah menoleh kepada sahabatnya Eli. Dia merasa sangat beruntung memiliki Eli, sebagai sahabatnya yang selalu menemani dirinya dalam keadaan apa pun itu.“Iya El, aku masih kuat kok. Buktinya sekarang aku masih berisi aja, gak kurus-kurus loh,” balas Maimunah dengan senyuman yang ia paksakan.
Gadis itu memang sedang menahan panasnya hati, karna melihat sang mantan yang sedang bahagia dengan orang lain.
Namun, dia tidak ingin orang lain melihat kekalutan hatinya, bisa-bisa keluarganya habis menjadi bahan omongan tetangga.“El, ayo kita ke Jaka kasih amplop ini dan langsung pulang, sudah sakit hati aku ditatap kayak gini sama tetangga.” Maimunah menarik tangan Eli untuk mendekati pelaminan, dia sudah risih dengan tatapan aneh para tetangganya yang tidak menyukainya. Malah terus membisikan hal yang membuat Maimunah sakit hati.
Tanpa sadar Maimunah sudah berada di depan pelaminan Jaka, yang sedang duduk sembari bergurau dengan Romlah. Tatapan penuh kebahagiaan terpancar dari kedua pengantin, yang membuat gadis cantik di bawah sana hanya bisa menunduk sedih.
“Ayo Mai, kamu harus tunjukan senyum cantikmu, agar si Jaka menyesal,” ucap Eli memberi semangat kepada sahabatnya yang terus bersedih.
“Hmm, iya El. Ayo naik.”
Gadis itu langsung mengubah ekspresi wajahnya yang semula sangat merasa sedih, dan kehilangan, sekarang tampak berseri-seri bahagia.Kecantikannya bertambah berkali-kali saat gadis itu tersenyum. Namun, di balik senyumnya itu hatinya sangat bergetar menangis pilu, memang semuanya tidak akan bisa kita rasakan jika tidak mengalaminya sendiri.
Kakinya melangkah menaiki tangga menuju membar pelaminan. Matanya menatap fokus kepada kedua pengantin, dengan debaran jantung yang sangat keras. Dia berjalan di belakang Eli yang lebih besar darinya, tapi tetap saja dia sangat grogi saat lebih dekat dengan jaka.
Mata indah yang selalu menatapnya penuh cinta kini sudah hilang, senyum manis yang sangat hangat saat melihat dirinya itu sudah bukan miliknya lagi.
“Ya Tuhan, hatiku sangat teriris hanya dengan melihat tatapan matanya, tolong buat hamba kuat Tuhan, “ ucap Maimunah dalam hatinya.
Sekarang dia sudah berada di depan Jaka, siap untuk bersalaman dan memandang Jaka terakhir kalinya, sangat menyakitkan jika kita mencintai seseorang sangat dalam dan harus berpisah.
Namun, siapa yang bisa melawan takdir? Kita hanya bisa pasrah dengan semua keadaan.
“Semoga bahagia.” Maimunah mengucapkan selamat kepada kedua pengantin yang berada di depannya, tanpa berlama-lama dan menunggu jawaban dia langsung turun dari mimbar dan berjalan tergesa-gesa.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANGKAL
RomanceSemua yang terjadi di dunia sudah teratur oleh yang Maha Kuasa. Kita hanyalah manusia yang lemah dan tidak ada artinya di matanya, semua yang berada di bumi baik itu bernyawa ataupun tak bernyawa hanya miliknya Jika adat menjadi kebiasaan mereka ak...