senyuman sepanjang hari

34 16 17
                                    

Aku tuh gak sabar nunggu kamu,
Eh kamunya malah gak ada kabar.

Maimunah Aurora__

💕💕💕💕

Seorang tetangga berkumpul di tempat belanja saat Maimunah dan ibunya datang untuk membeli sayur.

Mereka seolah sedang membicarakan hal menarik yang mereka sukai, seperti biasa jika para ibu-ibu yang menganggur pastilah pekerjaan sampingan mereka adalah bergosip. 

Namun,  ada hal yang aneh tercetak jelas dinetra ibu Rosida, ibunya Maimunah. Dia mendengar dengan jelas jika semua orang tengah membicarakan anak bungsunya.

Hatinya sangat sakit mendengar anaknya menjadi bahan omongan. Memang sudah biasa dia mendengar nama anaknya yang menjadi omongan tetangga, sejak mantan pacar Maimunah menikah dengan sangat meriah dan mewah.

Dia lalu berbelanja dengan buru-buru tanpa memedulikan  para tetangga yang menatapnya dengan aneh. Maimunah pun sama,  dia hanya menunduk bukan karena dia malu,  tapi hanya untuk menghormati yang lebih tua,  dia tidak berani melawan.

“Apa Maimunah kena sangkal?”

Tiba-tiba suara yang cukup keras terdengar ditelinga Rosida,  yang membuatnya seketika membeku di tempat. Dia pun sempat berpikir jika anaknya terkena sangkal ataupun guna-guna dari mantan pacarnya.

“Ah mungkin juga si Bu, kasihan sekali ya, semoga saja dia tidak menjadi perawan tua.”

Rosida dan Maimunah sama tak bergeming di tempatnya saat mendengar ucapan mereka. Disatu sisi,  Rosida tengah khawatir jika ucapan itu menjadi kenyataan.  Dia juga sebenarnya sangat marah kepada mereka dengan seenaknya, membicarakan anaknya saat dia berada di sana.

Disisi lainnya,  Maimunah tengah mengumpat kesal. Dia tahu jika saat ini dirinya tengah menyandang status lajang, tapi kenapa masalahnya dengan itu? Dan juga memang kenapa jika mantan pacarannya yang menikah lebih dahulu? Takdir jodoh memang siapa yang tahu?

Kalian memang gak punya akhlak,  aku di sini masih mendengarnya!” kesal Maimunah di dalam hati.

Gadis itu lalu menoleh kepada ibunya yang berada di sampingnya. Wajah ibunya tampak sangat cemas juga malu, tentu dia sebagai anak merasa sangat bersalah dengan semua ini. Dia seakan membuat aib kepada keluarganya,  padahal para tetanggalah yang terlalu berlebihan.

Tidak kuat melihat raut wajah sang ibu, Maimunah lantas dengan tegas ke mereka berkata, “Mbok, jangan bicara gitu,  Mbok doakan saja. Semoga Mai cepat bertemu jodohnya.”

Semua orang yang berada di sana pun lantas menatap gadis itu. Gadis cantik yang di bicarakan, dan dianggap tidak pernah ada di sana. Dengan raut wajah yang berbeda-beda mereka melihat Maimunah.

Jangan tanyakan ekspresi Rosida yang mendengar anaknya sangat berani menyahuti omongan orang tua, amarahnya pun bertambah tinggi.

Sebelum semua orang sadar dengan omongan anaknya, dia pun menarik Maimunah  pergi. Sudah cukup dia malu,  dan sekarang dia tidak ingin malu karena anaknya begitu berani kepada yang lebih tua.

“Mak! Kenapa?” protes Maimunah yang tangannya masih di cekal oleh Rosida.

Dengan amarah Rosida menepis tangan anaknya. “Siapa yang mengajari kamu bicara begitu kurang ajar Mai? Emak tidak pernah mengajarimu seperti itu! Apa ini yang kamu dapat dari bersekolah dua belas tahun!”

Gadis itu hanya bisa menunduk takut. Rosida tidak pernah marah kepadanya, hingga membawa nama pendidikannya. Maimunah juga merasa bersalah,  tapi dia juga kesal dengan pemikiran orang di tempatnya,  kenapa mereka begitu keterlaluan kepada dirinya dan ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANGKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang