Jangankan naik ke atas bukit,
Ke langit pun aku kuat kalo sama kamu Mai 💕____
Semu merah masih mengiasi pipi gadis cantik itu. Malam sunyi dia lewati dengan melamunkan kejadian kemarin saat bertemu Galang, laki-laki yang membuatnya jatuh hati dengan sekali bertemu. Istilah anak zaman sekarang ‘cinta pandangan pertama' dan itu yang dirasakan oleh Maimunah saat ini.
Semua keluarga Maimunah di buat kebingungan dengannya, sedari bangun jam empat subuh mereka sudah melihat anak gadisnya seperti orang gila. Bukan pertanda baik jika seseorang terus-terusan tertawa atau bahagia.
“Maimunah! Ketawa terus awas saja nanti menangis semalaman!”
Seorang laki-laki berwajah tegas yang sudah berumur empat puluh tahun menegurnya dengan garang.Dia yang selalu Maimunah panggil Ayah memang memiliki sifat garang terhadap anaknya. Tidak terkecuali si bungsu Maimunah dengan kejadian kemarin sang ayah masih begitu marah terhadapnya.
“Maaf Ayah,” cicit gadis itu dan berlalu dari hadapan ayahnya untuk menghindari kemarahan yang semakin besar.
Keluarga Maimunah memang paling keras dalam mendidik sang anak, kehidupan yang melarat sedari kecil membuat keluarganya mendidik mereka dengan keras.
Mereka tidak pernah maju untuk berpikir kekinian dan melupakan adat atau sudut pandang tahun sekarang dengan tahun mereka lahir. Sedangkan Maimunah adalah remaja sekarang dan mengikuti cara berpikir sesuai umurnya.
Sering sekali dia ikut mengobrol tentang zaman sekarang kepada keluarganya agar tidak selalu mengikuti aturan dahulu. Namun, semua itu selalu disanggah oleh sang ayah dan neneknya, membuat dia tidak bisa membantu lagi.
Namun, beberapa menit kemudian ada suara mesin motor mendekati rumah keluarga Maimunah. Semua orang yang sedang duduk di teras luar menoleh ke arah jalan setapak yang belum teraspal, mereka kebingungan siapa yang akan datang bertamu ke rumahnya di pagi hari seperti ini?
Lalu terlihat seorang pemuda tampan dengan gaya seperti orang kota.Wajahnya bersih serta alis tebal dan hidung mancung sangat tampan. Dia lalu mematikan mesin motornya setelah sampai di pagar depan rumah Maimunah yang terbuat dari bambu.
“Assalamualaikum,” sapanya sopan pada keluarga Maimunah yang menatapnya kagum.“Waalaikumsalam, ada apa chong?” balas sang nenek Maimunah yang sedang menyapu di rumah depan.
Pemuda itu lalu mendekati sang nenek dan bersalaman mencium punggung tangannya.“Saya Galang Nek, dari Jakarta yang sedang berkunjung ke sini. Ponakannya pak Haji Murni.”
Ya, orang yang berkunjung ke rumah Maimunah memang Galang, dia sengaja ingin ke rumah Maimunah mengenalnya lebih jauh karena sejak pertemuan tanpa sengaja dengan Mai, sudah membuatnya jatuh hati pandangan pertama.Namun, dia takut jika dia akan patah hati kalau ternyata gadis yang dia suka ternyata sudah memiliki suami, karena itu dia ingin membuktikan semuanya dengan mampir ke rumah Maimunah.
“Owalah iya Chong, duduk di langgar Nak,” suruh Nenek Salima yang kemudian berdiri ingin memanggil Maimunah untuk membuatkan teh.
~Sangkal~
“Mai, ada tamu di luar cepat kamu buat kopi atau teh sana,” perintah sang nenek yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu kamarnya yang sudah terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANGKAL
RomanceSemua yang terjadi di dunia sudah teratur oleh yang Maha Kuasa. Kita hanyalah manusia yang lemah dan tidak ada artinya di matanya, semua yang berada di bumi baik itu bernyawa ataupun tak bernyawa hanya miliknya Jika adat menjadi kebiasaan mereka ak...