"tolong kritik saran ya, karna untuk chapter ini ga aku review ulang lagi :')"
Ch 7 Little Tetsuya
Tetsuya POV
Menikmati senja sambil menyeruput vanilla milkshake di tepi danau. Ah benar-benar romantic jika kau bersama seseorang yang kau sayang. Tapi, sayangnya iblis di sebelahku ini sepertinya tak ada niatan untuk menyatakan perasaannya. Ah aku benar-benar harus mencari wanita yang sangat cantik untuk dapat di pamerkan ke teman-temanku. Mungkin Akashi-kun mempunyai kenalan iblis yang sangat cantik. Akashi-kun saja tampan pasti teman-temannya sekelas wajah bangsawan rupawan. "Hei Akashi-kun?" ia menoleh, sebenarnya walaupun sudah bertahun-tahun, aku masih belum terbiasa dengan mata heterokromnya itu. "Apa?" jawabnya tegas. "Apa kau tidak punya kenalan iblis cantik yang bisa ku kencani?" Akashi-kun malah tertawa terbahak-bahak, aku yakin wajahnya kini seperti orang yang tidak pernah tertawa bertahun-tahun. "Apa Tetsuya? Apa kau yakin mengatakan itu? Padahal dirimu saja sudah cantik. Sepertinya kau harus mengencani dirimu sendiri." Ia lagi-lagi tertawa. "Maafkan aku Akashi-kun, tapi aku bukan aomine-kun yang bisa mengencani dirinya sendiri." Aku kesal, dan berbalik melihat senja.
Tiba-tiba telepon ku berdering, kulihat di layar tertera nama masamune. Aku langsung mengangkatnya karena masamune sangat jarang sekali menelponku. "Kakak ipar, ini aku masamune." Suaranya agak gelisah, terburu-buru dan panic."Ada apa Masamune-kun?" ucapku menyelaraskan nadanya, aku seperti tau apa yang akan di beritahukannya. "Tetsuna..." aku berdiri saat Masamune-kun memanggil nama adik tersayangku. Aku mematikan telpon dan bergegas lari. Akashi-kun terlihat bingung dan menarik tanganku. "Ada apa?" suaraku tak bisa keluar karena terlalu panic. "Tenanglah. Tarik nafas lalu katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tetsuna dalam proses melahirkan." Akashi-kun kaget. Tak ada penjagaan disana. "Terlalu lama jika kita berlari. Bersiaplah aku akan menggendongmu." Akashi-kun tanpa izin dariku menggendongku dan membentangkan sayapnya. Sekali lagi, aku merasakan hal ini, membelah langit Tokyo di sore hari. Di perjalanan, aku menjelaskan situasi yang Masamune-kun ceritakan. "Tetsuna mempunyai feeling yang tidak baik hari ini, jadi ia buru-buru kembali ke Tokyo. Tapi, sesampainya di rumah, ia mengalami kontraksi dan rasa sakit yang tidak dapat di bayangkan."
Aku dan Akashi-kun melesat dengan sangat cepat, aku di turunkan Akashi-kun di depan rumah sakit, karena Akashi-kun harus mengelilingi rumah sakit agar tau situasi yang akan kami hadapi.
Aku berlari sekuat tenaga, tak peduli menabrak apapun. Sesampainya di ruang operasi, "Masamune-kun, bagaimana keadaan Tetsuna?" aku terengah ini rekor tercepat aku berlari selama 24 tahun. "Ah, Kakak Ipar, Dokter bilang Tetsuna tak bisa melahirkan secara normal, kurasa bayi itu menyerap kekuatan Tetsuna secara berlebihan." Aku berlari masuk. Melihat Tetsuna dari luar ruang operasi, hampir saja aku menangis, itu bukan seperti Tetsuna yang kukenal. Tubuh nya terlalu kurus, helai rambut nya rontok, aku yakin ini adalah perjuangan terbesarnya untuk melahirkan bayi yang sangat hebat nantinya. "Masamune-kun, kenapa Tetsuna sampai seperti itu?" aku yakin masamune-kun pun ingin menangis karena tubuh Tetsuna yang terlalu lemah untuk mengandung anak yang katanya menjadi ancaman chihiro nantinya. Ia menggeleng. "Kakak ipar, kita hanya bisa berdoa." Ia menunduk.
-0-
Akashi terbang mengelilingi rumah sakit. Matanya semakin tajam ketika keadaan menuntutnya untuk lebih waspada. "Ryota, bergegaslah ke rumah sakit, Tetsuna sedang dalam proses melahirkan. Kita harus siaga disini." Akashi mendengar teriakan yang sangat keras dari seberang telponnya. Akashi mengelilingi sekali lagi, dan ini dia orang yang di tunggu datang dengan berlenggang kaki. Chihiro terlihat sekitar di atap rumah sakit, Akashi bersiap untuk kemungkinan terburuk. Akashi menghampiri Chihiro, senyumnya palsu mengisyaratkan kau akan cepat kubunuh, malam ini juga. "Selamat malam, tuan muda." Seringai Chihiro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope [Book 2]
FanfictionKebangakitan Akashi membuat semua orang bingung. kepribadian nya yang berubah membuat Tetsuya tak tau harus berbuat apa. Lagi-lagi menyelidikinya. Mungkin takdir akan mempertemukan mereka sekali lagi. Kise, Tetsuya dan Tetsuna harus mencari tau apa...