Tampak seorang perempuan berjalan ke arah koridor sekolah dengan mengunyah permen karet sambil menggulung lengan baju sekolahnya. Siapa lagi kalau bukan Aneska, biang kerok untuk membuat keributan yang membuat para guru kadang menjadi pusing.
Untung saja otaknya pintar sehingga ia berguna juga untuk reputasi sekolah, tapi sikapnya yang berbanding terbalik. Jam masih menunjukkan pukul 06.10, dan sekolah masih sepi, jadi hanya beberapa murid saja yang sudah datang ke sekolah.
Aneska sengaja datang pagi-pagi sekali karna ia akan merencakan sebuah misi. Misi yang sudah ia rencanakan dengan teman-temannya yang akan berakhir keributan di dalam kelas maupun lingkungan sekolah tersebut.
SMA Bakti Wijaya merupakan sekolah swasta yang memiliki prestasi serta banyak keunggulan, seperti bidang akademik, dan non akademik. Banyak siswa dan siswi yang berprestasi dan banyak juga yang memenangkan lomba yang akhirnya membuat SMA tersebut menjadi unggul.
Sekolah tersebut banyak di isi oleh anak-anak kalangan atas bahkan konglomerat. Ada juga yang bukan kalangan berada tapi dengan mendapatkan beasiswa karna kepintarannya. Berbeda dengan Aneska, ia merupakan kalangan dari keluarga berada, tetapi Aneska masuk ke sana menggunakan jalur prestasi yaitu beasiswa.
Alasannya karna ia ingin mandiri, apalagi ia tinggal sendiri dan hanya ditemani oleh asisten rumah tangganya. Orang tuanya tinggal di negara tetangga, dan terkadang mengunjungi Aneska dikala waktu senggang.
"ANES!!" Teriak Celia dari arah belakang dengan langkahnya seperti lari kecil. Aneska yang merasa terpanggil melihat ke arah sumber suara dan mendapati temannya.
"Suara lo kayak toa"
"Eee suprit! Dari tadi gw panggil gk ada nyaut-nyaut lo"
"Gak denger gw, mana petasannya?"
"Dalem tas nih, ntar ajadeh pas nyampai di kelas" Ujar Celia yang kemudian mengandeng tangan Aneska menuju kelas mereka di XII IPS 1. Bisa dibilang Aneska adalah ketua pembuat onar di jurusan IPS, berbeda dengan anak IPA yang kebanyakan kalem-kalem padahal isi hatinya pada ambyar. (canda ges 😂)
Setibanya mereka di kelas, hanya mereka berdualah yang berada di kelas tersebut. "Buset, temen gw pada santuy bikin pulau di pulau kapuk. Gw malah sibuk bikin pesta kejutan" ucap Aneska yang tidak melihat teman komplotan IPSnya datang. "Ntar juga datang tuh para pasukan lo, ini petasan mau lo apain Nes?" Anes melihat petasan yang dimaksud dan berpikir sebentar.
Kemudian ia ambil petasan di atas meja celia dan menyusun utasan tali petasan tersebut, dengan mengarahkan petasan itu di bawah meja guru, kemudian ia menyusun tali yang terhubung dengan petasan menuju arah mejanya.
Talinya berwarna putih dan kecil, jika Aneska membakar ujung tali tersebut, maka otomatis akan mengarah pada petasan dan menimbulkan kehebohan. Aneska sudah merancang rencananya sebaik mungkin agar sekolahnya menjadi heboh.
"Nanti mapel siapa yang duluan Cel?"
"Pak Gara Nes, lo jangan macam-macam deh sama si Garam" Jawab Celia dengan memanggil gurunya 'Garam'. Karna pak Gara terkenal dengan kekillerannya di jurusan IPS bidang mata pelajaran Geografi.
"Mantap, bakalan heboh kayaknya nih"
"Iyalah, kan lo Ratunya bikin onar di sekolah. Beasiswa lo kecabut baru tau rasa"
"Gaklah, mana mungkin pihak sekolah mau cabut beasiswa gw, ilang anak berprestasi di jurusan IPS" ucap Aneska dengan gaya yang dibuat-buat.
"Iwh serah lo"
Akhirnya rencana Aneska selesai setelah mengerjakannya beberapa menit yang lalu. Ia hanya tinggal membakar ujung talinya saja yang berada di bawah meja yg ia tempati, talinya yang hampir berwarna sama dengan lantai hampir tak terlihat dan akan mengecoh guru yang akan mengajar. Petasanpun dia letak kan di bawah meja yang tidak akan terlihat oleh guru karna ia sudah merancang tata letaknya dengan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&A
Ficção AdolescenteJika diriku selama ini hanyalah beban bagimu, maka cukuplah sampai di sini. Akanku bawa diriku pergi sejauh mungkin agar beban mu hilang. -Aneska Aneska, perempuan yang mempunyai kemunafikan untuk dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Di saat perasaany...