Hal ter-aneh apa yang pernah kau alami? Kalau aku, selama 16 tahun aku hidup di bumi ini mungkin hari ini akan aku nobatkan sebagai hari yang paling aneh yang pernah ku lalui sepanjang eksistensiku.Hari ini, aku resmi menjadi salah satu siswa SMA Swasta. Yang seperti kalian tahu, ini berdasarkan seleksi pribadi dari berbagai SMA yang ayah tawarkan kepadaku.
Secara kualifikasi, SMA ini yang punya kualifikasi mendekati dengan kriteria yang ku inginkan. Dari gedung sekolah yang elit, fasilitas sekolah yang lengkap, guru yang profesional, kurikulum yang kelas atas, dan yang paling penting adalah peraturan sekolah yang ketat.
Kenapa aku menginginkan sekolah dengan peraturan yang ketat? Karena aku terbiasa hidup teratur. Belajar ya belajar, main ya main, bercanda ya bercanda, dan lainnya. Peraturan sekolah yang ketat berarti aku akan hidup di lingkungan sekolah yang teratur pula. Itu pendapat sekolah versiku, mungkin pendapatku akan dikecam dan dihujani hujatan atau makian dari orang lain. Tapi aku sepenuhnya mengabaikan hal itu. Aku hidup sekali, aku ingin melakukan hal-hal yang berguna untukku sendiri, aku tidak ingin hidup dan melakukan hal tidak berguna seperti santai-santai seperti para temanku di SMP dulu.
Kembali lagi ke topik bahwa aku sedang mengalami peristiwa aneh.
Aku mengucek kedua bola mataku. Berharap apa yang sedang terlihat oleh iris mataku sekarang adalah fatamorgana. Pandanganku memburam karena aku menguceknya terlalu sering hari ini.
"Kau kenapa Far?" Tanya gadis yang duduk di sebelah kiriku. Namanya Reshivola, biasa dipanggil Reshi.
Aku menatapnya.
"Aku merasa aneh berada di sini sekarang." Jawabku lesu. Aku menjawab tanpa melihat lawan bicaraku. Sungguh tidak sopan.
"Kenapa?" Tanyanya lagi.
Aku menghela nafas. Bingung mau menjelaskan apa yang kulihat sekarang.
"Aku.. aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan apa yang kulihat saat ini."
Aku mendengar suara buku ditutup kasar hingga menciptakan bunyi berdebum khas buku tebal yang ditutup paksa. Itu buku mata pelajaran selanjutnya untuk hari ini, biologi. Meskipun hari pertama masuk di tahun ajaran baru ini, kami langsung mendapat mata pelajaran. Dan itulah yang ku maksud dengan kurikulum kelas atas. Dalam sekolah tidak ada kata main-main, foya-foya atau leha-leha.
"Memangnya kau melihat apa Far?"
Mulutku seolah terkunci rapat. Sulit sekali mendeskripsikan apa yang kulihat saat ini. Mungkin orang akan menganggapku gila setelah aku menerangkan apa yang ada di depan mataku. Manusia tidak akan percaya sebelum mereka membuktikannya sendiri.
"Aku.. aku.. tidak tahu mereka ini apa?" Jawabanku pasti terdengar sangat rancu. Aku sendiri juga tidak yakin apakah ini sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan.
"Apa maksudmu dengan mereka? Mereka siapa? Kenapa dengan mereka yang kau maksud?"
Reshi ini tipikal orang yang mudah ingin tahu. Tidak heran kenapa dia bisa seakrab ini denganku pada hari pertama aku masuk disini. Malah sampai menjadi teman sebangku.
"Mereka.. teman-teman di kelas kita ini. Oh salah, seluruh sekolah maksudku. Mereka.. ya ampun bagaimana mengatakannya ya? Mereka punya tubuh separuh hewan!" Aku berusaha meredam suaraku agar tidak terdengar orang lain, tapi gagal.
Teman sekelasku yang lain sudah menoleh ke arahku sekarang. Tatapan mereka seolah bertanya 'ada apa?'. Aku menundukkan kepala. Malu dilihat banyak orang begini.
"Bisa deskripsikan apa yang kau lihat sekarang?" Reshi kembali membuka suara, membuatku menoleh ke arahnya. Ternyata dia sudah meninggalkan buku biologinya dan matanya sudah terfokus padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's War
Fanfiction"Gak perlu banyak basa-basi. Kita saling membenci." "Kamu salah. Kalian yang benci aku. Aku gak pernah benci kalian. Aku sayang sama kalian." -sepenggal percakapan sebelum denting besi tipis mengkilat saling beradu. Mencipta suara ngilu bagi siapapu...