------------
Teruntuk kamu yang entah sedang apa, Teruntuk kamu yang entah sedang melihat langit fajar senja atau petang.
Suratan ini aku tulis di bawah langit malam, bertebar bintang pembawa memori lalu.
Teruntuk kamu yang dahulu kukuh berlari membabi buta untuk ku, Teruntuk kamu yang dahulu kukuh memeluku dengan erat meski aku menebar duri, Teruntuk kamu yang dahulu kukuh mengenggan tangan ku meski ku tepis ribuan kali.
Suratan ini aku tulis dengan rasa hampa yang menyeruak sampai dada.
Kemana kamu?, apa sudah menemukan hati baru yang layak di kejar?, Kemana kamu? apa sudah menemukan raga baru yang layak untuk di dekap?, Kemana kamu? apa sudah menemukan tangan baru yang layak kau genggam?.
Jika belum, Kumohon kembali lah!
Atau sebut lah kau dimana!
Biar ku kejar kau membabi buta seperti yang kau lakukan dulu,
Atau diam lah disana!
Biar ku peluk kau meski kini kau menebar duri!
Atau mari berjalan bersama!
Biar ku genggam tangan mu meski kau menepis ribuan kali.
Jika kau tak bisa, Sama seperti mu dulu yang tak pernah memaksa hati ku, Aku pun tak akan memaksa, Biar lah aku menjadi bayang mu, Yang selalu melihat mu, Meski kau sendiri sulit untuk melihat ku:)
-------------Tertanda
Althafine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk kamu.
Short Storysedikit goresan tinta tentang segala keluh kesah dalam hidup Althafine.