Alexandra

8.4K 80 2
                                    

Ini tidak mungkin terjadi.

“Kau pasti keliru, dokter! Coba periksa sekali lagi!” desakku panik. Dokter tersebut hanya menatapku dengan tatapan menyesal, rasa lelah tergambar jelas di wajahnya. Aku balas menatapnya dengan gugup, seakan ia baru saja memvonis tanggal kematianku. Seandainya memang benar begitu!

“Aku sudah mengeceknya berkali-kali, nona,” ujarnya mencoba menenangkanku, “Hasil tes membuktikan kau positif hamil.”

Hamil.

Kembali kata itu membuatku tersekat. Dunia tempatku berpijak serasa bergetar seketika. Bagaimana aku bisa hamil? Ini benar-benar absurd. Aku bahkan tidak pernah melakukan apapun dengan siapapun yang bisa membuatku hamil! Anak siapa yang tengah bersarang dalam rahimku ini?

Tunggu . . Dave.

Apa ini anak Dave?

Batinku menjerit. Tidak mungkin ini anak Dave! Kami tidak pernah melakukan apa-apa, bahkan saat kami masih bersama. Tapi . .  ini Dave! Ia tidak pernah kehabisan akal untuk menjeratku dalam genggamannya.

Dia mencintaiku. Teramat sangat mencintaiku. Namun cinta itu menyesakkanku, membelenggu sel-sel hidupku sampai tidak tersisa apa-apa lagi.

Aku pun mengakui bahwa jauh di dalam lubuk hatiku, masih ada rasa cinta untuknya. Walaupun kini cinta itu sudah bercampur dengan rasa takut yang meluap-luap. Dan aku pun hanya bisa mengutuki diriku sendiri. Kenapa bisa-bisanya aku mencintainya? Kenapa aku membiarkan hal ini terjadi padaku?

Dave sangat mencintaiku.

Dan cinta itulah yang kini menjadi bagian dari mimpi-mimpi burukku.

-

AlexandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang