➖13➖

695 87 11
                                    

🔊Teteh cantik...

.
.
.
.

Vote nya jangan cuma dianggurin aja atuh😯

...

CIIIIIIIIIITTTT..... BRAKKK...

" CACAAAAAAAA !!!!!!!!!".

Tubuh gue lemah sekarang. Dengan sisa-sisa tenaga mata ini masih bisa liat om Zain yang berlari kencang ke arah gue.

Namun semua sudah terlambat. Siku mulus gue udah nyium aspal menahan tubuh karena terpental tertabrak mobil. Gue liat tangan yang ternyata berhasil menyelamat kan anak anjing ini. Gue tersenyum melihat anak anjingnya masih aman dalam pelukan. Dan masih bisa gue liat orang-orang udah mulai berkerumunan di tempat gue terkapar sekarang.

" CACA !! ".

Om Zain datang membelah kerumunan dengan wajah paniknya. Gue yang terbaring di aspal cuma bisa mandang om Zain sambil menahan sakit di kedua siku.

" tangan Caca sakit om !". Rintih gue pelan sambil mencoba ngecek bagian siku. Anjing yang sebelumnya gue peluk udah gue lepas. Pas liat ke siku, benar aja, kedua siku gue sobek dan darahnya udah mengalir sampai pergelangan.

" Kita ke rumah sakit sekarang !".

Om Zain langsung angkat dan gendong tubuh gue berlari secepat mungkin menuju rumah sakit. Gue yang berada di gendongan om Zain cuma bisa meringis menahan perih dari siku. Banyak darah yang mengalir dari sana, bahkan kemeja kerja om Zain sampe kotor kena darah.

" hiks.. hiks... sakit om !". Kali ini gue nggak bisa nahan air mata karena rasa sakit yang menjadi-jadi.

" Caca kamu tahan bentar ya !".

Setelah sampai rumah sakit, om Zain langsung bawa gue ke ruang IGD dan membaringkan tubuh gue di brankar.

" siapkan pembersih dan alat jahit !". Titah om Zain yang langsung di patuhi para suster.

" kita obati lukanya ya Ca !". Gue cuma ngangguk menangis sambil mandang tangan yang penuh darah ini. Jujur rasanya sakit banget. Wajar aja, ini sobekannya ngga bisa dibilang luka ringan.

" dok, apa perlu saya panggilkan dokter lainnya untuk membantu tangani nona Jessica ?". Tanya salah satu perawat yang kayanya udah kenal sama gue.

" tidak perlu. Saya sendiri yang akan mengobati Jessica ". Om Zain udah ngambil alat pembersih dan megang tangan gue. Gue masih terus menangis di atas brankar. Pas om Zain bersihin lukanya malah makin sakit aja nih siku.

" huwa.... ini makin sakit om. Caca ngga kuat !".

" tahan ya Ca. Saya udah coba pelan-pelan bersihinnya ". Ucap om Zain lembut sambil meniup-niup siku kanan gue.

Tetep aja, walaupun udah pelan-pelan masih aja sakit.

" huwa.... Udah udah ! Caca ngga kuat nahan sakitnya om. Udah, udah !.. Hiks hiks.. ".

Om Zain menghembus napas frustasi sembari menghentikan aktivitasnya. Akhirnya om Zain berhenti dan kembali memberi perintah pada para suster.

Maung Wife✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang