2. Kenangan

32 1 0
                                    

Hati wanita itu seperti kaca. Jika sudah pecah, tidak akan bisa utuh seperti sediakala.
_Zanna_

Happy reading

💦

Setelah pulang sekolah, tidak ada tempat yang Anna tuju selain rumah. Anna memang tidak suka keramaian. Menurutnya suasana hening lebih menyenangkan.

Sesampainya di rumah, Anna langsung menghela langkah ketika melihat sang bunda dan adiknya sedang asik menonton tv.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam. Sudah pulang nak" jawab Helena lembut.

"Iya Bun. Ayah belum pulang?" Tanya Anna ceria.

Ya benar. Anna dihadapan keluarganya berbanding terbalik dengan Anna ketika di luar. Dia selalu memakai topeng untuk menutupi luka yang ia rasa. Ia tidak ingin terlihat sedih dihadapan keluarganya dan membuat mereka ikut bersedih. Ia selalu bersusah payah untuk menjadi seorang Anna yang ceria seperti dulu.

"Belum sayang, hari ini ayah lembur"

"Oh yaudh, Anna ke atas dulu ya bun, mau mandi" ucapnya. Setelah Helena-sang bunda mengangguk mengiyakan, Anna pun menghela langkahnya menuju kamar.

Di dalam kamar yang bernuansa abu-abu, Anna terbaring di atas kasur king size nya dengan pandangan menatap kosong langit-langit kamar. Ia kembali menjadi sosok dingin seperti tak terjamah. Kenangan indah yang berusaha ia lupakan terlintas dibenaknya seperti tayangan film yang tengah berputar.

"Berjanjilah tetap seperti ini. Sungguh aku tidak ingin jika kehilangan mu. Senyum mu mampu menenangkan hatiku, tawa mu mampu menjadi semangat untuk ku. Aku sangat bahagia bisa bertemu dengan wanita seperti mu. Aku ingin serius dengan hubungan kita."

Namun, itu semua hanyalah omong kosong. Ketika Anna sudah memberikan seluruh kepercayaannya, dengan seenaknya dia memporak porandakan sampai tak bersisa. Sungguh, ia tidak tahu lagi bagaimana keadaan hatinya. Yang ia rasakan hanyalah sakit yang mendalam. Bagaimana tidak? Ketika dengan berkali kali dia dikhianati dan dikecewakan oleh orang yang sangat ia cintai.

Tanpa terasa, air mata telah membasahi pipi Anna.

Hati wanita itu seperti kaca. Jika sudah pecah, tidak akan bisa utuh seperti sediakala. Sungguh ini semua membuatnya muak dengan semua laki-laki.

***

Waktu telah menunjukkan jam 19.00 malam. Anna tidak tahu seberapa lama ia terlelap. Ia bangkit dan merasakan pusing di kepalanya. Ia langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Sebelum mandi, Anna menghadap kaca di wastafel. Matanya sembab. Ia tersenyum tipis, dirinya terlihat sangat menyedihkan. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya tersenyum dan tertawa lepas. Hidupnya kini hanya ada kehampaan. Tapi Anna masih bersyukur memiliki keluarga yang masih peduli dan sangat menyayanginya. Setidaknya, ia merasa berharga ketika berada disekitar mereka. Itulah sebabnya mengapa ia tidak ingin mereka tahu apa yang dia rasakan.

Anna pun segera melepas pakaian. Air dingin membasahi seluruh tubuhnya membuat ia merasa lebih segar.

Setelah mandi dan ke bawah untuk makan malam, Anna kembali ke kamarnya. Ia butuh istirahat sejenak. Hari ini ia merasa sangat lelah. Lelah dengan semuanya, semua hal yang menyebabkan hatinya remuk.

Kapan aku bisa melupakan semuanya, kapan aku sembuh tuhan? Lirihnya dengan frustasi.

Ia selalu berharap suatu hari nanti ada seseorang yang bisa membuatnya bangkit, mengembalikan cahaya yang sudah lama meredup dalam dirinya. Menjulurkan tangan untuk mengeluarkan dirinya yang tersesat pada kegelapan.

Tak lama Anna terlelap kembali pada alam bawah sadar.

***

Anna menyusuri koridor sekolah yang masih sepi dengan tatapan datar seperti biasa. Setelah sampai di dalam kelas, hanya ada beberapa siswa yang baru datang tengah asik mengobrol seperti biasa. Anna langsung duduk di bangkunya yang berada di barisan ketiga, kemudian mengeluarkan buku pelajaran hari ini.

Tak lama azkia datang sambil berlari menghampiri Anna.

"Ann, lo tau ga tadi gue abis ketemu siapa?"

Anna yang mendengar celotehan Kiya hanya mengernyit bingung.

"Yaampun zeyenk, ko lo diem aja sii. Lo mau tau ga apa yang buat gue heboh?"

"Setan?" Tanya Anna asal-asalan.

"Astagaa, mana ada setan ganteng coba. Yaudah nih gue kasih tau, gue tadi abis ketemu cogan yang bisa mengalahkan si Kevin, ketua OSIS" jelas kiya dengan suara histeris. Sumpah, itu membuat seisi kelas yang kini sudah ramai melihat ke arah mereka berdua.

"Berisik lo kiya. Heboh amat, gantengan juga gue." Ucap Ronal teman sekelas kiya dan Anna.

"Diem lo. Mana ada bebek ganteng" ejek Kiya. Yang dimaksud Kiya bebek itu namanya si Ronal yang mirip dengan nama donal. Garing? Suka-suka Kiya lah. Wkwk

"Woyy nama gue Ronal. Enak aja lo nama bagus-bagus lo ubah seenak jidat"

Kiya yang mendapat protesan Ronal langsung menjulurkan lidah seraya tertawa. Anna hanya mendengus dan memutar bola matanya malas, heran dengan kelakuan mereka berdua yang tidak pernah akur.

Baru saja kiya akan kembali berbicara langsung terurung ketika bel masuk berbunyi, dan tak lama Bu Hera yang sekaligus wali kelas masuk dengan seseorang di belakangnya.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini ibu bersama murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu" ucap Bu hera

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya...























TBC.

Selamat malam semuanya:v

Kembali lagi dengan cerita zanna. Semoga suka🤗

Btw, Anna masih galau. Sikap nya dingin kek sikap dia. Eh🤭

Donal bebek🤣
Kasian yaa Ronal kena bully kiya:v

Kiya emang gth orang nya. Retjeh😂


Dan,
Jeng jeng jeeenggggg..

Ada siswa baru
Cogan katanya oyy🤧 wk.
Kira2 siapa yaaaa?:v

Tunggu di next part💃

Jangan dibully ya, author masih baru soalnya:v

Maaf kalo banyak typo, kalo ceritanya ga nyambung.
Author akan berusaha lebih baik lagi:))

Jangan lupa vote dan koment nya ya, biar author tambah semangat ngetik nyaa🔥











Zanna Kirania
By : Khofifah_154

ZannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang