EPISODE 6

6 0 0
                                    

Thunder kembali dari toilet. Dia baru saja membersihkan bajunya yang terkena tumpahan kopi karena kejadian tadi. Dia sedang mengantri lalu tak sengaja seorang wanita menabraknya, seorang wanita yang ternyata berasal dari masa lalunya. Mereka terpaku beberapa saat saling menatap, lalu wanita itu mengambil kopi yang harusnya punya Thunder dan menyiramnya dengan kopi itu. Thunder kembali ke mejanya, tepat saat Thunder duduk, Ji Min mengajak Thunder kembali bicara.

"Ah iya.. temanku akan bergabung dengan kita"

Thunder menyeruput kopinya yang baru lalu mengangkat jempolnya.

"Dia cantik. Kau bisa kenalan dengannya" seru Ji Min. Matanya berkeling. Dia jadi punya hobi baru sekarang, menjodohkan orang.

"Tak ada wanita yang lebih cantik dari ibuku dan wanita tadi" balas Thunder.

"Wanita tadi?" Ji Min mengawang sebentar. "Oh... Newwy?" Lanjutnya.

"Sebut saja Newwy" Thunder tertawa. Panggilan baru wanita itu cukup bagus, pikir laki-laki berkulit putih itu.

Tak lama So Ra sudah datang. Wanita mungil itu masuk sembari menenteng clutch rose gold, berbaju putih dengan motif ulir sepanjang lutut, rambut panjangnya terurai rapi menambah kesan feminin dari dirinya.

"Cantik kan??" Bisik Ji Min. Mata Thunder yang tadi sedang tak melihat So Ra, otomatis tertuju pada wanita yang sedang mendekat ke arah mereka.

"Loh, kata kamu ada Ha Joon, manaaa?" So Ra menyisir seluruh sudut coffee shop dengan matanya.

"Ha Joon langsung pergi ke Seoul" jawab Ji Min sekenanya.

"Ah iya, kenalkan ini..."

Belum selesai Ji Min bicara, Thunder langsung berdiri. "Sepertinya aku harus pergi, ada panggilan pekerjaan"

"Oh baiklah. Kalau aku butuh bantuanmu lagi, kau harus menolongku" Ji Min ikut berdiri.

"Asal bayarannya cocok, aku pasti datang" Thunder tersenyum, dia menampilkan deretan giginya yang putih. Lalu menunduk sekilas ke arah So Ra pertanda pamit dan langsung meninggalkan mereka berdua.

"Ha Joon ke Seoul? Sendiri?" So Ra kembali menanyakan keberadaan Ha Joon kepada Ji Min. Ji Min hanya mengangguk. Dia sudah asik melihat update-an terbaru dari Hyo Rin di instagram.

"Sama siapa Ha Joon ke Seoul? Biasanya dia ajak aku" So Ra kembali bertanya.

"Newwy"

"Newwy siapa?"

"Eh..." Ji Min langsung sadar dia sudah salah ucap. Dia melihat ekspresi So Ra yang seperti siap memakan siapa pun yang ada di hadapannya.

"Newwy siapa?" So Ra memicingkan matanya.

"Emmm..." Ji Min bingung. Dia takut So Ra salah paham.

"Jawab Ji Min" So Ra menggoncang lengan Ji Min.

"Ha Joon sedang dekat dengan seorang wanita, namanya Newwy" Ji Min menunduk lesu. So Ra memang tahu bahwa Ha Joon mulai punya kehidupan lain selain mengurusi dirinya. Selain terus terhanyut dalam ketidakjelasan status di antara mereka berdua. Tapi, menurut Ji Min ni terlalu cepat. Bisa jadi Ha Joon dan So Ra akan salah paham. Ditambah lagi, sejak kejadian di Jeju, So Ra menjadi sadar bahwa hanya Ha Joon yang memperlakukannya dengan baik.

Tak menggubris ucapan Ji Min lagi, So Ra langsung menelpon Ha Joon. Tiba-tiba tingkat keingintahuannya naik 100 kali lipat. Dadanya mulai panas. Apa ini yang dinamakan cemburu?

***

Ha Joon dan Newwy sudah tiba di Seoul, mereka pergi ke Pojangmacha atau  warung tenda yang biasa menyajikan soju dan makanan ringan lainnya.

"Tunggu sebentar, aku mau ke minimarket, membeli sesuatu, mau nitip?" tanya Ha Joon pada Newwy.

Newwy menggeleng, dia tidak ingin apa-apa.

"Baiklah, kau pesan duluan saja, aku tidak akan lama..." ucap Ha Joon sambil keluar dari warung, Newwy hanya mengangguk.

Banyak yang ingin Ha Joon tanyakan pada Newwy, tapi waktunya tidak tepat, Newwy terlihat tidak baik, terlihat sedang lelah dan banyak pikiran. Semoga besok Newwy masih di Seoul, Ha Joon berencana untuk mengajaknya bicara, kasus itu terasa masih mengganjal.

Ha Joon sudah sampai di minimarket, dia membeli beberapa susu pisang Binggrae untuk dibawa ke rumah, dia juga beli minuman antipengar, takutnya Newwy dan dia mabuk.

Sementara itu Newwy sudah memesan soju, dalkbal dan odeng. Newwy suka dalkbal, kaki ayam yang pedas bisa mengembalikan semangatnya, gurihnya odeng juga. Pojangmacha yang mereka datangi sepertinya baru buka, Newwy sendirian, sementara penjual masih sibuk menyiapkan pesanannya.

Newwy terkesiap, tiba-tiba ada yang menarik lengannya. Dua orang pria bertubuh besar, Newwy hampir berteriak, tetapi urung ketika salah satu dari pria itu memperlihatkannya sebuah foto.

"Ikut dengan tenang..." Perintah laki-laki yang memakai baju serba hitam, wajahnya menyeramkan seperti seorang preman, Newwy bersikap seolah-olah tidak takut. Dia diam-diam mengaktifkan GPS di handphonenya.

"Ayo cepat..." Laki-laki yang memakai kemeja abu-abu membentaknya. Newwy sengaja berjalan pelan untuk mengulur waktu.

"Hei!" Ha Joon melihat Newwy dibawa dari kejauhan, dia berlari, dan mendorong laki-laki yang berpakaian hitam.

"Siapa mereka?" tanya Ha Joon pada Newwy. Newwy melepaskan tangannya yang ditarik dan berlari ke belakang Ha Joon.    

Dua orang itu terlihat sangat kesal, mereka menyerang Ha Joon berbarengan, Ha Joon gesit menghindar dan menyarangkan tinjunya ke ulu hati laki-laki yang menarik Newwy tadi, dan secepat kilat kaki kirinya menendang wajah laki-laki yang satunya lagi. Mereka tidak menduga kalau Ha Joon bisa bela diri, mereka mengeluarkan pisau, Ha Joon tidak ingin terus berkelahi, dia mengeluarkan pistolnya.

"Ayo maju, jika kalian ingin timah panas ini bersarang di salah satu kaki kalian..." Ha Joon mengancam. Dia tidak bisa membiarkan perkelahian ini terus berlanjut, mereka tidak imbang. Di bawah kegelapan malam, Ha Joon berusaha mendeteksi wajah masing-masing laki-laki yang berjarak dua meter dari dirimya.

Keadaan tidak terlalu mendukung. Lampu jalan menyala redup sehingga Ha Joon tidak bisa meneliti tiap wajah dari kedua laki-laki yang akhirnya memutuskan untuk kabur. Kasus kali ini akhirnya ia pendam sendiri. Selain tidak ada CCTV, setidaknya Newwy masih dalam keadaa baik-baik saja.

Setelah keadaan aman, Ha Joon akhirnya memapah Newwy kembali ke warung tenda. Tubuh Newwy yang mungil, begitu pas direngkuh oleh badan Ha Joon yang bidang. Puncak kepala Newwy yang pas di dada Ha Joon, membuat Newwy sengaja menenggalamkan kepalanya di sana. Ha Joon tak mengelak. Malah ia mengeratkan rangkulannya. Sesekali menepuk pundak Newwy. Newwy senang, tak sengaja ia tersenyum.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ha Joon ketika mereka sudah duduk berhadapan.

Newwy mengangguk. Ia merapikan untaian rambutnya yang sudah acak-acakkan. Tiba-tiba pikirannya kembali ke foto yang ditunjukkan oleh laki-laki tadi. Pandangannya berubah menjadi panik sekaligus ketakutan. Ha Joon menyadarinya, spontan tangan besar Ha Joon meraih tangan Newwy yang ada di atas meja.

"Serius kamu baik-baik saja?"

Newwy kaget mendapati tangannya ada di dalam genggaman seorang Ha Joon. Ia berusaha tersenyum lalu melepaskan perlahan genggaman Ha Joon. Tak lama pesanan mereka datang. Bersamaan dengan itu, ponsel Ha Joon berdering.

Nama So Ra terpampang di sana. Ha Joon sadar, ia sudah mendiami panggilan So Ra sejak mereka dalam perjalanan menuju Seoul. Ia seperti tak ingin mengangkat telpon dari wanita lain ketika sedang di samping Newwy. Seperti menjaga hati Newwy agar tak salah paham. Ha Joon tertawa di dalam hati mendapati dirinya yang sudah mulai berubah. Dan akhirnya memutuskan untuk mengangkat telpon So Ra yang sekarang.    

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

USWhere stories live. Discover now