Kamila Arina Putri atau yang kerap disapa Arin merupakan seorang dosen disalah satu kampus swasta yang juga berprofesi sebagai penulis best-seller dengan karya yang tidak diragukan lagi kualitasnya.
Tidak hanya berwajah cantik, Arina juga merupakan gadis yang bertalenta, smart, paham agama bahkan sama sekali tidak membuatnya dilirik oleh laki-laki. Dan diusianya yang sebentar lagi akan menginjak angka 27 justru belum ada tanda-tanda yang menunjukkan gadis itu akan segera mengakhiri masa lajangnya.
Komentar miring sana sini tentang pribadinya yang masih sendiri sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Arina. Ada yang menyalahkan dirinya karena dianggap terlalu fokus menimba ilmu sampai lupa untuk berumah tangga.
"Untuk apa kuliah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya laki-laki jadi takut untuk mempersuntingnya"
Begitulah salah satu bunyi dari pedasnya mulut tetangga yang menganggap alasan mengapa gadis itu belum jua mendapati pendamping hidup disebabkan kegilaannya dalam menuntut ilmu. Padahal menurut mereka yang namanya wanita, lulus dari SLTA sudah cukup sebagai bekal ilmu mereka, tak perlu harus kuliah S1 S2 sampai S3 segala. Lagian mau setinggi apapun gelarnya tetap saja kodrat wanita itu di rumah kan?? Begitu katanya.
.
.
"Arinaaaaaa!!! Kamu sadar ga sih kalau kamu udah jadi buah bibir orang sekampung?" Tanya Anggi ibunda Arin, karena telinganya benar-benar panas tiap hari ditanya kapan punya menantu oleh ibu-ibu rumpi diluar sana.
"Ya bagus dong bun, berarti mereka sayang sama Arin. Buktinya hidup Arin saja mereka pikirkan"
"Iiihhh kamu ini benar-benar ya, bikin bunda tambah gemes tau ga"
"Bunda, bunda yang sabar ya! Kalau sudah waktunya kakak bakalan nikah kok. Kan jodoh sudah ada yang ngatur" jawab Arin dengan santainya.
" 'Jodoh sudah ada yang mengatur'. itu terus alasan kamu kalau bunda bilangin. Kamu ga iri liat adik-adik kamu saja sudah memiliki calon pendamping hidup mereka, tinggal nungguin kamu sebagai kakak"
"Ya sudah nikahin mereka dulu aja bun, Arin ga masalah jika harus dilangkahi oleh adik-adik" Jawab Arin enteng membuat Anggi benar-benar tak habis pikir dengan pikiran putri sulungnya.
"Bunda jadi heran. Kamu cantik, berpendidikan tinggi, baik, cakap, tapi kenapa ga ada satupun laki-laki yang kecantol sama kamu sih?"
"Ya karena emang belum waktunya aja bun"
"Belum waktu apaan maksud kamu? Umur bentar lagi udah hampir kepala tiga dan kamu bilang masih belum waktunya gimana?? Kamu itu perempuan Arin!! Perempuan itu ga baik nikah terlalu lambat"
"3 tahun lagi baru kepala tiga bundaku sayang, sekarang anak perempuanmu ini baru mau masuk 27. Bunda tenang saja karena sebelum umur 30 Arin yakin bunda sudah punya cucu" jawab Arin menghibur bundanya dengan kata yang ia rangkai asal agar sang ibu tidak menceramahinya terus.
"Iya cucu dari adik-adikmu yang akan menikah maksud kamu kan?" jawab bunda yang sudah tahu jalan pikiran yang anak gadisnya yang terkadang juga jago ngibul.
"Hiiihiihii kan sama aja bun, toh kami sama-sama anaknya bunda"
"Iya bunda tahu, tapi kamu itu anak sulung sayang. Bunda ga mau kalau kamu sampai dilangkahin sama adik adik kamu lebih dulu"
"Mau anak sulung, tengah ataupun bungsu, sama aja bun. Dalam Al-Quran juga ga ada aturan kalau anak pertama nikahnya harus duluan dibanding adik-adiknya kan? Mungkin dari segi hidup aku emang lebih dulu brojol tapi dari segi jodoh aku jadi yang paling bungsu. Hidup itu udah adil kok bun, benar ga? 😆"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang terpilih
Romanceاَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَا لْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَا لطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَا لطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ "Perempuan-perempuan yang keji...