"Aduh.."
Disa tidak sengaja mendorong Stafa dan jatuh pada pelukan Kafka yang sedang berdiri di samping Stafa,
kejadian itu membuat suasana tempat parkir yang awalnya sangat ramai kini menjadi hening karena kejadian itu.Semua mata tertuju pada Kafka dan Stafa."Ciieeee....cieee.."
salah seorang sisiwi berteriak dari parkiran dan akhirnya kata kata itu diikuti oleh semua orang.
"Pandangin aja trus sampai magrib" ledek Reza,yang membuat Kafka terkejut.
"Eh...Maaf maaf" ucap kafka melepaskan tangan Stafa
Stafa hanya tertunduk diam,pipinya mulai memerah dan hatinya mulai berdebar kencang karena menahan malu.
"Aduuuh kenapa harus terjadi seperti ini sih,di depan semua anak anak pula,malu banget guee" bisik Stafa dalam hati.
"Fa,maaf gue gak sengaja dorong lo" ucap Disa mendekati Stafa.
Stafa hanya terdiam kaku seperti patung.
"Fa,Fa...Fa...Stafa,lo marah ya" ucap Disa membungkuk melihat wajah Stafa yang tertunduk.
Stafa hanya menggelengkan kepala.
Disa langsung terdiam,dia mengerti perasaan sahabatnya."Pasti dia sangat malu,ini semua gara gara guee,aduuuh Disa lo kenapa sih bego banget malah dorong Stafa," gerutu Disa dalam hati menyalahkan dirinya sendiri.
Lalu Disa pun melihat suasana parkiran sudah sedikit sepi,anak anak langsung pulang sepertinya setelah puas melihat kejadian antik itu,ya antik menurut Disa, karena selama 18 thn bersahabat dengan Stafa,Disa tidak pernah melihat Stafa pelukan atau memegang tangan laki laki ,kecuali Kakak dan Ayahnya,ini pertama kalinya Disa melihat itu.
"Fa,parkiran sudah sepi tuh,mau pulang sekarang ?" Tanya Disa pelan
Stafa mengangkat kepalanya ,dan melihat suasana sekitar parkiran ternyata benar parkiran sudah sedikit sepi.
Tanpa basa basi Stafa langsung berjalan menuju parkiran.
"Fa,tungguin gue" teriak Disa berusaha mengejar Stafa.
"Ka,mau pulang apa ngk?,bengong mulu" ucap Rifqi menepuk bahu Kafka.
"Hah?mau lah,ya kali gue nginep" jawa Kafka tersadarkan
**Tempat Parkir
"Dis,lo pulang ikut gue apa ngk?" Tanya Stafa
"Roman romanya Stafa lagi bete,kalau gue ikut dia ntar di omelin lagi" gumam Disa dalam hati sesikit resah
"Gue..."
"Pulang sama gue yu Dis," ucap Rifqi memotong perkataan Disa
"Mmm...gue pulang sama Rifqi aja" ucap Disa sedikit takut
"Ya udah terserah lo" ucap Stafa Dingin,dan langsung pergi dari parkiran.
"Dis,Stafa emang gitu ya wataknya?" Tanya Kafka penasaran
"Stafa itu aslinya ramah,baik,gak jutek kayak gtu" jelas Disa
"Trus kenpa sekarang jutek?" Tanya Kafka semakin penasaran.
"Ceritanya panjang" jawab Disa singkat
"Panjang banget emang?" Tanya Kafka tetwa kecil
"Kalau lo mau tau tanya aja langsung sama orangnya.Sekarang kita pulang" ketus Rifqi menepuk bahu Kafka
Kafka hanya menghela nafas .
****
Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya Stafa sampai dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
Teen FictionTernyata mencairkan es balok yang sudah membeku lama susah ya.