Coklat panas sudah siap, akhirnya aku dan Nia meminumnya dengan cepat karena takut keburu dingin. Tak disangka mama Nia, menjemputnya di rumahku dan menyuruhnya untuk pulang. Aku pun kembali lagi berdua bersama hujan. Rasa sesak di dadaku kembali berdebar saat kilat petir tepat menyambar jendela kamarku.
Jam 11 malam aku masih saja belum bisa tidur dan hujan malah semakin deras. Hingga dini hari sekitar pukul 2 pagi, aku baru bisa tidur ditemani boneka beruang putihku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Hujan
Short Story"Menuruti emosi dan hawa nafsu hanya akan merugikan, dan penyesalan adalah hadiah yang pasti akan diterima." Libra, gadis berambut pendek berumur 17 tahun yang memiliki keinginan besar untuk dapat melanjutkan studi S1 di luar negeri. Apakah yang ter...