Three • 삼

3.7K 434 81
                                    

"yang" sebuah suara dalam menyapa pendengaran Haechan yang kini tengah fokus melihat isi toko.

"hemm?" Haechan hanya berdehem untuk membalas panggilan sang suami.

"kalo kamu udah isi kita beli baju bayi yang banyak ya" suara itu terdengar sangat antusias.

Matanya beralih menatap sang suami dan mendapati suaminya tengah menunjuk baju bayi dengan mata berbinar.

"kamu pengen punya bayi?" tanya Haechan sembari mendekati sang suami dan menatap baju bayi itu dengan penuh harap.

"banget" Jaemin memeluk pinggang ramping Haechan lalu mengelus perut datar Haechan.

"semoga tuhan cepat ngasi kita dedek bayi ya sayang" Haechan mengecup pipi Jaemin dengan penuh sayang.

"nanti malam buat dedek bayi yuk" Jaemin mengerling nakal dan dihadiahi kekehan renyah sang istri.

"ayuk ayuk" Haechan menggenggam tangan yang lebih besar darinya.

Keduanya keluar dari toko baju dan beranjak ke tempat berikutnya.

"hubby, kamu mau makan apa besok?" ujar Haechan tanpa menatap suaminya karena sibuk melihat-lihat sayuran.

"aku mau makan daging" Jaemin menunjuk daging segar yang ada di seberang rak sayuran.

"okeeey" Haechan menaruh daging yang di pilih Jaemin ke dalam troli.

"udah semua belum yang?" tanya Jaemin yang sedari tadi berjalan di samping Haechan sembari mendorong troli yang kini sudah penuh dengan bahan keperluan mereka.

"udah kok" Haechan berdiri mendekat ke Jaemin lalu mereka berjalan menuju kasir.

Di kasir Jaemin sibuk mengeluarkan isi belanjaan mereka untuk dibayar.

"sudah semua?" tanya sang kasir.

"sudah" ujar Haechan dengan sopan.

Sembari menghitung belanjaannya penjaga kasir mengajak mereka berbicara.

"anaknya manis ya mas" ujar penjaga kasir.

Haechan langsung mengangkat kepalanya dan membuat ekspresi bertanya.

"siapa?" tanya Haechan.

"kamu manis dek" ujar penjaga kasir dengan senyuman ramah. Haechan terkikik geli mendengar jawaban penjaga kasir.

"mbak kira dia anak saya?" tanya Jaemin, sedari tadi dia berusaha mencerna ucapan perempuan yang sepertinya berusia 25 tahunan.

"saya salah ya mas?" tanya penjaga kasir dengan ragu-ragu.

"salah banget" Jaemin berujar ketus.

"dia istri saya dan saya lebih muda dari dia" Jaemin menatap sengit penjaga kasir.

"oh begitu, maaf mas" ujar penjaga kasir dengan segan.

"ih kamu mah, jangan galak-galak gitu dong" Haechan berbisik kepada Jaemin yang tengah cemberut.

Setelah membayar, Jaemin berjalan lebih dahulu karena masih kesal disangka om om oleh penjaga kasir, dia kesal bukan main padahal dia baru berumur 18 tahun tapi disangka punya anak bahkan anaknya itu adalah istrinya sendiri.

Sedangkan Haechan masih menata belanjaan di meja kasir.

"suaminya ganteng, berondong pula" ujar penjaga kasir sambil mengedipkan mata kepada Haechan.

"tapi ambekan orangnya" bisik Haechan kepada penjaga kasir.

"maklum, berondong" ujar penjaga kasir yang membuat Haechan tertawa.

...

"udah dong ngambeknya" Haechan memeluk pinggang sang suami dari belakang.

"sayang minggir, aku mau minum" ujar Jaemin dengan nada masih sebal.

"ih hubby mah gitu, ngambeknya lebih parah dari aku" Haechan terus memeluk Jaemin sembari memberi kecupan-kecupan ringan di punggung lebar suaminya.

Jaemin yang telah selesai minum membalikkan badan sehingga mereka berhadapan.

"aku keliatan tua ya?" Jaemin menunjuk wajahnya. Haechan terkekeh mendengar perkataan Jaemin.

"aku serius sayang" Jaemin menatap datar kepada Haechan, yang ditatap langsung kikuk.

"enggak kok" Haechan tersenyum, tangannya bergerak untuk mengelus rahang tegas milik Jaemin.

"kamu sempurna" bisik Haechan di telinga Jaemin dengan suara pelan.

Chup

"udah ya ngambeknya" Haechan mengelus bibir Jaemin yang tadi dikecupnya.

"tapi aku masih kesal" Jaemin kini melingkarkan tangannya di pinggang Haechan.

"hukum aku aja, siapa tau kesalnya hilang" Haechan menatap Jaemin dengan tatapan malu-malu namun menggoda, tangannya mulai melingkar di leher Jaemin.

"ide bagus" Jaemin menyeringai, lalu digendongnya tubuh berisi itu menuju sofa yang ada di ruang tamu rumah mereka.

...

"morning" ucap Jaemin ketika Haechan membuka matanya.

Jaemin mengecup pelipis Haechan lalu merengkuh tubuh Haechan untuk semakin masuk kedalam pelukannya.

"eungh Nana" Haechan menggeliat di dalam pelukan Jaemin.

"tumben panggil Nana" Jaemin mengernyit kemudian dijauhkannya wajah sang istri, dapat Jaemin lihat mata cantik itu masih terpejam.

"eumhhh" Haechan bergumam tidak jelas lalu kembali masuk ke dalam pelukan Jaemin.

"manja banget sih" Jaemin mengecup kepala Haechan kemudian mengelus punggung Haechan dengan sayang.

"aku mimpi kita punya baby" ujar Haechan yang sedikit teredam karena dia menekan wajahnya dengan dalam ke dada Jaemin.

Jaemin tersenyum mendengar ucapan Haechan.

"itu pertanda kalau kita bakal punya anak" Jaemin mengusap punggung Haechan lalu membenamkan wajahnya di rambut madu sang istri.

"amin" Haechan mendongak dan menatap Jaemin dengan harapan yang sama.

Sudah setahun lebih mereka menikah dan tentu saja itu sudah cukup lama untuk mereka berdua bersama mengingat ketika dulu mereka dekat sedari kecil. Lebih tepatnya ketika Jaemin kecil.

"mau ngelakuin apa hari ini?" tanya Jaemin.

"bobok seharian" Haechan memeluk erat sang suami.

Jaemin yang mendengar jawaban sang istri ikut kembali masuk ke dalam dunia mimpinya.

Haechan melonggarkan pelukan mereka ketika Jaemin sudah benar-benar terlelap, ia menatap wajah pemuda yang memiliki jarak umur enam tahun di bawahnya itu. Pemuda tampan ini sangat polos ketika tertidur, identitas sangar dan berandalnya seakan hilang ketika sedang menutup mata, Haechan sangat suka melihat wajah pemuda itu.

"kok bisa ya waktu itu aku janji bakalan mau nikah sama bocah tengil SD yang seharusnya belum mengerti apa itu pernikahan" Haechan terkikik tanpa suara mengingat bagaimana Jaemin kecil mengajak Haechan yang baru duduk di bangku SMP untuk menikah.

"tapi sekarang aku beruntung punya suami seperti kamu" Haechan mengelus pipi Jaemin yang sedikit membulat dikarenakan Haechan yang sangat memperhatikan pola makan sang suami.

"i love you hubby" Haechan mengecup pipi Jaemin kemudian kembali masuk ke dalam pelukan hangat sang suami.

Jaemin kecil benar-benar menepati janjinya untuk menikahi dan membahagiakan Haechan, bahkan si kecil itu tumbuh menjadi pemuda yang matang dan bahkan lebih dewasa daripada sang istri yang notabennya memiliki umur lebih tua.

🐰🐻

Pendek dulu yah, stuck ide

Btw, mau di ceritain gak awal mula Jaemin dan Haechan ketemu???

15/08/20

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ꜰᴀᴠᴏʀɪᴛᴇ ᴛᴇᴀᴄʜᴇʀ • ɴᴀʜʏᴜᴄᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang