Bagian 2: Mark!

62 8 2
                                    

"Haechan!"

Haechan mendengar suara dari arah konsol game, suara itu sudah sangat tidak asing di telinga Haechan.

Benar! Itu suara Mark! Haechan tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk berbicara dengan Mark.

"Bang Mark! Lo dimana?!" Haechan berteriak ke arah konsol game dengan cukup kencang, berharap Mark bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Chan! Bantuin gue! Keluarin gue darisini! Chan! X L2 O! Gue harap lo bisa! Bantuin gue, Chan! HAECHAN!!"

Setelah itu, suara Mark tidak lagi terdengar. Kini tidak ada suara lain selain suara dari jam dinding di dalam kamar.

"Tunggu, Bang Mark! X L2 O?! Apaan?! SIALAN, GUE GA PAHAM!" Haechan bingung, X L2 O apa yang dimaksud oleh Mark?

Haechan tidak pernah menggunakan kode X L2 O dalam permainan Game, Punch! sama sekali. Wajar saja dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Mark.

Game, Punch! Level 4: Sungai

3 jam berlalu begitu cepat, Haechan baru memainkan permainan ini sampai level 4. Ini benar-benar tidak cukup.

Ketika lawan dalam permainan itu melemah, Haechan mencoba menggunakan kode yang diberitahu oleh Mark.

"X L2 O! Eh, salah!" Haechan mengatakan 'X L2 O', tapi jari tangannya menekan 'X R2 O'.

Game, Punch! Level 5: Bawah Tanah

"Kok?! Padahal gue belum selesai di level tadi," permainan itu tiba-tiba mengubah level yang Haechan mainkan. Bahkan Haechan belum mengalahkan lawannya tadi.

Haechan terus berusaha mencoba kode X L2 O di setiap level, tapi tiap kali dia mencobanya, level permainan ini selalu tiba-tiba berubah dan terus meningkat.

Game, Punch! Level 24: Api

Haechan terus bermain, padahal jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Baginya, tidak ada kata lelah untuk menyelamatkan orang yang sangat ia sayangi.

Saat Haechan sedang memainkan permainan ini di level 24, tiba-tiba layar berubah dan menampilkan video Mark di dalam sebuah ruangan hitam nan gelap.

"Bang Mark!" Haechan berteriak ke arah layar dan berharap Mark bisa mendengarnya.

Di dalam video itu, Mark hanya diam menundukkan kepalanya sambil sesekali menggaruk kepalanya menggunakan tangan sebelah kiri.

Setelah video itu berhenti, karakter yang Haechan pakai langsung terkena pukulan bertubi-tubi dan membuatnya kalah.

Artinya, Haechan harus mengulang permainan ini dari awal.

"A-a? Ssh," Haechan merasa semua usaha yang dia lakukan itu sia-sia. Haechan menangis, meratapi nasibnya -dan Mark tentunya- yang amat sangat sial.

Game, Punch! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang