Saya melangkahkan kaki memasuki gedung yang menjadi tempat tujuan sekaligus tempat kerja saya ini. Aroma khas rumah sakit langsung menusuk indera penciuman saya. Rasanya menenangkan.
Belum melangkah untuk masuk lebih dalam, seseorang sudah memanggil saya. Membuat saya otomatis membalikkan badan untuk menghadap ke sumber suara.
"Bang Kai!" Teriak orang itu lagi. Jujur, saya tidak suka dipanggil seperti itu. Rasanya seperti orang itu mengata ngatai saya di depan orang banyak dengan kata kata yang tidak pantas untuk diucapkan di rumah sakit seperti ini. Tapi karena saya orangnya sabar, saya hanya bisa tersenyum menatapnya.
Orang itu adalah Surya, lengkapnya Surya Bagaskara. Pria yang setahun lebih muda dari saya itu akhirnya berhenti memanggil saya dan memasang wajah bersalahnya. Di tangannya ada beberapa kertas yang sepertinya adalah beberapa data dari pasien anak yang dia tangani.
Bisa dibilang Surya ini sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang dokter, karena dia sangat enjoy menjalaninya, sama seperti saya. Ditambah karena dia menyukai anak anak jadi dia bisa dengan mudahnya berbaur dengan pasien pasiennya itu.
"Kenapa manggil?" Tanya saya to the point saat pria berkemeja putih itu berhasil berada dihadapan saya. "Mau ikut nggak bang? Ada seminar tentang kesehatan gitu di daerah Bintaro," ucapnya panjang lebar.
Seminar ya? Cukup seru sih, bisa sekalian sharing dan nambah ilmu juga. Ditambah saya juga tidak punya kegiatan spesial akhir akhir ini. Cuma berkutat antara RS sama apartment doang.
"Boleh deh, jam berapa emangnya?" Tanya saya memastikan. Takut takut bentrok sama jadwal yang sudah disusun sebelumnya.
"Agak sore bang, sekitaran jam tigaan lah," jawabnya sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ok, saya ikut," jawab saya diikuti anggukan pelan. Surya pun terlihat puas dengan jawaban saya. Saya yakin bocah satu ini pasti ada maksud lain.
"Sip bang, tapi nanti gue nebeng ya. Sekalian kita makan nasi kapau yang terkenal di daerah situ, traktirlah istilahnya hehe," kan, apa saya bilang. Pasti anak ini ada maunya.
"Terserahlah, tapi ajak bang Jo juga," yang disuruh hanya menganggukkan kepalanya semangat, lalu berpamitan dan sedikit berlari menuju ruangannya. Mungkin ada pasien yang harus dia jumpai.
Saya pun melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Langkah kaki saya terarah menuju lift dan mulai menekan tombol untuk menuju ruang kerja saya yang berada di lantai atas.
Sesampainya disana saya disambut oleh seorang perawat yang sedang menyusun data rekap medis pasien, lalu berpamitan untuk keluar ketika tugasnya sudah selesai. Saya mendudukkan diri disana, sambil membaca beberapa kertas yang ada.
Tak lama, datanglah seorang pria yang saya perkirakan sudah masuk kepala enam bersama pria lainnya yang saya yakini anaknya. Kedua pria itu duduk dihadapan saya dan seulas senyuman sudah terpatri di wajah saya.
Pembicaraan dibuka dengan keluh kesah dari Pak Sofyan-pria yang sudah masuk kepala enam itu- tentang anaknya yang sudah mulai melarangnya melakukan ini itu. Dia merasa dia masih cukup kuat untuk melakukan kegiatan kegiatan yang terbilang cukup berat. Saya sebagai dokter pun berusaha mengerti dengan apa yang dirasakan Pak Sofyan, tapi saya juga tidak bisa menyalahkan anaknya juga.
Menurut saya yang dilakukan anaknya sudah benar atau mungkin terlalu over melarangnya sehingga pria itu merasa terkekang. Sedikit demi sedikit saya memberi tahu Pak Sofyan agar tidak lagi melakukan pekerjaan yang berat. Begitupun juga pada sang anak agar tidak terlalu mengekang sang ayah.
Lalu pertemuan ini berlanjut pada keluhan yang dialami Pak Sofyan. Dilihat beberapa minggu terakhir ini keluhannya masih sama. Kepala yang terasa berat, kebingungan, dan penglihatan yang berkurang. Kalau tidak salah, Pak Sofyan pernah mengalami cedera pada bagian kepala. Jadi sejauh ini mungkin saja pembuluh darahnya yang berada di otak pecah. Selain itu pecahnya pembuluh darah juga bisa dipengaruhi oleh hipertensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent | KMG
FanfictionMenyelamatkan jutaan orang adalah impian terbesar saya. Tapi apa bisa saya menyelamatkanmu? -