Tampaknya senyum itu tidak ingin menghilang dari wajah Eyla. Kini mereka sudah di pantai yang sangat di idam-idamkan oleh Eyla. Di sampingnya berdiri sesosok lelaki tampan dengan tampilan santainya.
Tatapannya tak lepas dari makhluk kecil manis yang sedang berlarian di pinggir pantai yang tak kalah indahnya dengan Eyla.
"Bee cepatan jalannya." Seru Eyla yang sudah beberapa langkah di depan Elon.
Kaki kecilnya sesekali berlari kecil, kadang juga tubuh itu berjongkok untuk mengambil kerang kecil yang imut, tersenyum dengan lebar lalu matanya beralih melihat jauh ke depan. Melihat luas pantai dengan semburat jingga yang sangat cantik.
Tak jarang Elon terkena air pantai yang di ciprat kan oleh tangan jahil Eyla. Dengan gelak tawanya Eyla mengajak Elon untuk bermain air di pinggir pantai. Pasir pink nya makin terlihat menawan seperti Elon.
"La, udah jangan main air lagi. Nanti masuk angin okay?" Ucap Elon sebab dilihatnya baju Eyla sudah mulai sedikit basah.
Lalu Elon menarik lembut tangan kecil Eyla untuk menjauh dari pinggir pantai dan duduk untuk menikmati matahari terbenam.
"Bee." Panggil Eyla pelan sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elon.
Menurut Eyla, Elon adalah salah satu pahatan sempurna dari Yang Kuasa. Rahang tegas, hidung mancung, mata indah dengan senyum yang menawan. Duh kalau udah liat Elon senyum rasanya Eyla akan terkena diabetes, manis banget.
"Hem." Hanya gumaman yang menjawab panggilan Eyla.
"Tau ga bee, aku tuh bersyukur banget karena kamu udah ada di hidup aku. Terima segala kekurangan aku, dukung aku di segala situasi aku, thank you bee. Makasih sebanyak-banyaknya karena udah berusaha buat aku bahagia." Ucap panjang lebar Eyla dengan senyum yang mengembang di wajahnya namun lihatlah, matanya berkaca-kaca berusaha menahan air mata yang hendak menerobos keluar.
Mendengar ucapan Eyla, membuat Elon terkekeh pelan. Lalu sebelah tangannya yang bebas mengelus lembut rambut panjang Eyla. hatinya merasa bahagia mendengar ungkapan Eyla tentang dirinya.
"Aku juga bersyukur La." Jawab Elon sambil menatap mata Eyla yang kini sudah meneteskan air mata sambil memanyunkan bibirnya.
Elon bukan tipe cowok romantis seperti novel-novel yang sering di baca Eyla. Tapi Eyla tidak mempermasalahkan itu, tak menuntut Elon untuk jadi seperti itu, Elon sekarang ini adalah Elon versi yang Eyla cintai.
"Aku mencintaimu." Ungkap Elon pelan sambil mencium kening Eyla, lalu setelahnya tertawa karena Eyla semakin menangis.
"Hey, kenapa makin menangis?" sambung Elon lagi sambil menghapus pipi Eyla yang basah.
"Hiks, aku juga mencintaimu." Jawab Eyla sambil menatap Elon lalu berhambur di pelukan Elon.
"Kita balik ke penginapan?" ucap Elon setelah hari sudah malam. Matahari sudah terbenam sempurna kini langit malam menemani mereka, deburan ombak dan angin malam sudah mulai terasa.
"Yuk, Eyla laper bee. Hehehe." Jawab Eyla sambil nyengir kuda lalu memegang perut ratanya. Melihat itu, Elon terkekeh pelan setelahnya bangkit dari duduknya dan menjulurkan tangannya berniat membantu Eyla untuk berdiri dan Eyla dengan senang hati menyambut uluran tangan Elon yang hangat.
Mereka berjalan ke arah penginapan yang tak terlalu jauh dari pantai, meninggalkan jejak kaki yang membekas di pasir pink yang indah.
Sepasang anak manusia itu merasa bahagia dengan hari ini. Tangan yang saling bertautan dengan canda gurau yang mengiri langkah kaki mereka. tak jarang sang gadis mencubit pinggang sang pemuda hingga gelak tawa menjadi suara favorit mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay If It's Not You
General Fiction🌻Semesta selalu punya cara istimewa untuk membawa seseorang ke dalam hidup seseorang lainnya. Menempatkan kebahagiaan dia atas kepala mereka. Semesta selalu punya skenarionya. pasang surut air laut tak pernah berhenti terjadi, hujan tak pernah berj...