Bab Satu

9 0 0
                                    

Sudah sepuluh menit alarm Lexie Jansen berbunyi dan ia masih belum terbangun dari lelapnya. Bahkan sampai alarmnya berhenti berbunyi. Apa yang lebih mempan untuk membangunkan dirinya yang sedang lelah ini?.

"Lexie.... Wake up!" ujar grandma yang sedang berusaha membangunkan dirinya.

Lexie hanya bergumam tidak jelas dan grandma terus mencoba untuk membuat Lexie terbangun.

"Lex, come on. Ini sudah jam tujuh kurang loh," kata grandma sambil membuka gorden jendelanya.

"LEXIE!" kali ini nada grandma meninggi.

Lexie terbangun dengan mata yang membelalak menatap grandma.

"Jam berapa iniii??!!" tanya Lexie dengan cemas.

"Grandma sudah bangunkan kamu dari tadi tapi kamu tidak bangun."

Lexie tidak membalas ucapan grandma, ia langsung bangun dan berlari ke kamar mandinya.

"Tidak usah terburu-buru. I will call Pak Josh, so dia tidak akan menghukum kamu," ujar Cathleen Jansen.

Siapa yang tidak mengenal Cathleen Jansen?. Ia adalah pebisnis terkenal dan sudah pasti semua orang tunduk padanya. Keluarga Jansen adalah keluarga yang sangat terpandang dan dihormati. Begitu pun dengan Robert Jansen, satu-satunya anak laki-laki kebanggaan Cathleen Jansen karena ia mewariskan gelar pebisnis­-nya itu. Robert menikahi seorang wanita Brazil dan keduanya dikaruniai seorang anak perempuan, Lexie Jansen.

Sudah lima tahun kedua orang tuanya tinggal di Canada dan biasanya pulang ke Indonesia dua kali dalam setahun. Sebenarnya ini bukanlah keputusan yang baik untuk meninggalkan putrinya yang sedang beranjak remaja itu. Namun, Robert tak punya pilihan lain. Ia harus tetap menjalankan bisnisnya yang sudah besar itu di Canada. Robert juga tak ingin membuat ibunya itu kecewa karenanya. Lagi pula, Cathleen yang mengatakan sendiri bahwa ia akan merawat cucu semata wayangnya itu dengan baik.

Lexie tinggal bersama neneknya di rumah besar itu yang hanya dihuni oleh dirinya, grandma, dan dua asisten rumah tangganya.  

A CenturyWhere stories live. Discover now