Bab Dua

8 0 0
                                    

Pengumuman, kepada seluruh siswa, dikarenakan adanya rapat besar antara para staff dan atasan, maka kegiatan belajar mengajar hari ini akan diakhiri pukul 12.00. Terima kasih, ujar kepala sekolah.

"Yes! Pulang cepat!!!" Ujar Lexie sambil berkemas-kemas.

"Eh enak saja lo, ingat ya, kita ada rapat hari ini hahaha," kata James yang masih duduk santai di kursinya.

"Oh iya ya," kata Lexie dengan nada kecewa dan berhenti berkemas-kemas.

"Jadi, Lo mau pulang?" Tanya James sambil mengeluarkan kunci mobilnya. Lexie hanya terdiam sejenak lalu mengangguk. "Terus, lo mau apa? Kan cuma ada waktu dua jam," tanya James sekali lagi memastikan.

"Entah...," jawabnya menggantung.

"Gimana kalau lo temani gue saja ke mal Sucipta?"

"Ngapain?"

"Gue sih mau ke toko bukunya, mau cari novel yang bagus."

"Ah, malas banget gue ikut lo."

"Hmm, yakin enggak mau?" tanya James yang sudah berancang-ancang untuk berdiri.

"Enggak!."

"Oke, gue cabut sekarang ya, bye," kata James sambil meninggalkan Lexie di kelas.

Tiba-tiba saja, Lexie menyusul James yang sudah agak jauh, "Eh tunggu, gue ikut!!". James hanya tersenyum kecil dan terus berjalan. Sesekali ia melihat dengan ekor mata ke arah samping belakang untuk memastikan Lexie tetap berada di sebelahnya.

Langkah Lexie terhenti sejenak, "Wait! Ponsel gue ketinggalan di kelas."

"Gue tunggu di sini, lo ambil sana di kelas."

Lexie segera berlari ke kelas dan mengambil ponselnya yang tertinggal. Stupid girl hahaha, batin James.

***

"Lo suka baca buku ya?" Tanya Lexie sinis.

"Enggak."

"Terus??"

"Doi besok ulang tahun. Ini kado buat dia."

"WHAT?? LO PUNYA PACAR? HAHAHAH," kata Lexie sambil terkekeh.

"Belum sih, tapi gue lagi berusaha nih."

Lexie masih terus terkekeh, "Si— siapa sih?"

"Nadine."

"Oh, cewek kutu buku itu?"

"Iya," jawab James dengan cuek.

Lexie membatu James memilihkan novel untuk Nadine. Tak terasa, sekarang sudah pukul dua kurang dan mereka harus bergegas kembali ke sekolah untuk mempersiapkan rapat.

***

Rapat berakhir, James menghampiri Lexie, "Lo pulang sama siapa, Lex?". Lexie hanya diam dan mengangkat bahunya. "Sama gue saja yuk," ajak James.

"Sebentar ya James, gue mau kasih surat ini dulu ke Belle."

"Gue tunggu di mobil," ujar James meninggalkan Lexie.

***

"Kenapa lo enggak ajak Nadine pulang sama lo?" Tanya Lexie memecahkan suasana sepi dalam mobil.

"Entah, gue ga mau bahas dia dulu, Lex."

Lexie mengerutkan dahinya, "Lo ribut sama dia?". James tak menjawab pertanyaan Lexie. "Oh, gue tau. Lo pasti cemburu ya karena tadi Nadine ketawa-tawa gitu sama Richard?" Tanya Lexie sambil tersenyum meledek.

"Apaan sih lo, lagian gue kan bukan siapa-siapanya dia, Lex."

"Tapi lo sayang sama dia. Hmm, perkara cinta memang rumit, James."

"Ah, sudah. Lo ngerti apa sih tentang cinta. Dasar bocah hahaha," ujar James sambil mengacak-acak rambut Lexie.

***

James.

Pria yang cukup populer di sekolah, sama seperti Lexie. Mereka adalah kerabat kerja yang sangat cocok. James juga berprestasi, ia sering mengikuti lomba-lomba, baik akademik maupun nonakademik. Tak hanya terkenal di sekolahnya, hampir semua sekolah di kota ini mengenalnya. Anak yang pintar, baik, berprestasi, sopan, ramah, apa lagi??. Ya, hanya kurang satu hal. Pacar. Sudah banyak gadis mengantre untuk menjadi pacarnya. Namun, tak satu pun dapat menarik perhatiannya. Tapi, baru-baru ini James mencoba untuk mendekati salah satu anak kutu buku di kelasnya. Nadine. Sosok yang sangat misterius dan hanya bergaul dengan buku. 

A CenturyWhere stories live. Discover now