3. Pertemuan

14.5K 811 25
                                        

Keluarga Kara dan Keluarga Gilang mengadakan pertemuan di sebuah restoran termahal. Restoran milik keluarga Kennedy keluarga Gilang.

Keluarga Kara sudah lebih dahulu datang dan berada di ruang khusus untuk pertemuan dua keluarga tersebut. Menunggu kedatangan keuarga Kennedy keluarga yang akan di jodohkan dengan Kara.

"Ma, Kara ke toilet bentar ya."

"Iya sayang tapi jangan lama. Mau mama temenin?" tawar Fina.

"Engga usah ma Kara bisa sendiri," tolak Kara halus.

"Ya sudah sayang kamu hati-hati."

"Iya ma."

Kara beranjak dari tempat duduknya dan menuju toilet. Di toilet Kara menetralkan detak jantungnya yang bertalu. Ia gugup sangat. Yang akan bertemu dengan keluarga calon suaminya. Di rasa sudah cukup menenangkan detak jantungnya Kara kembali ke ruang pertemuan mereka.

Keluarga Kennedy baru saja tiba.

"Maaf kalian menunggu lama." Seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan tampan baru saja tiba bersama istri dan anaknya.

"Tak apa Ar, kami juga tak berapa lama baru sampai." Graham mengulas senyum kepada seseorang yang di panggilnya yaitu Arka.

Arka membalas senyuman dari Graham. "Kenalin ini istri dan anakku. Rana dan Gilang." Arka memperkenalkan istri dan anaknya.

Rana langsung mengulurkan tanganya mengajak berkenalan Graham dan istrinya. "Salam kenal Rana."

"Graham dan ini istriku Fina." Graham menjabat tangan Rana dan memperkenalkan istrinya Fina.

Rana dan Fina saling menjabat tangan sebagai tanda perkenalan.

"Halo om tante, saya Gilang," ucap Gilang memperkenalkan diri.

"Iya salam kenal juga Gilang." Graham tersenyum membalas perkenalan Gilang, calon menantunya.

"Sudah ayo duduk," ajak Arka.

"Oh iya dimana anak kamu Ham?" tanya Arka pasalnya ia tak melihat anak dari teman lamanya di ruangan ini.

"Kara sedang ke toilet sebentar," jawab Graham.

Kara memasuki ruangan dengan mengetuk pintu perlahan. Membukanya dan ia melihat sudah ada keluarga calon suaminya. Pandangan semua mata yang ada di ruangan tersebut mengarah ke arahnya. Tak terkecuali pandangan Gilang ke arah Kara. Ia terkesiap rupa calon istri yang ia lihat di foto sama aslinya malahan lebih cantik aslinya hingga ia tak dapat mengalihkan pandanganya barang sedetik pun. Kara berjalan ke bangku orang tuanya.

"Kara duduk," perintah Graham, "ini keluarga calon suami kamu. Om Arka, tante Rana dan anaknya Gilang." Graham melirikan matanya menyuruh Kara untuk menyalimi keluarga calon suaminya.

"Halo om tante," sapa Kara sembari memberikan senyuman manisnya terhadap kedua calon mertuanya.

"Halo juga sayang," jawab Rana mewakili dan membalas senyuman Kara.

Pada saat Kara akan menyalimi Gilang yang sedari tadi tak berhenti menatap kearahnya, Kara menundukan kepalanya. Kara tau tapi ia hanya diam saja jika seseorang laki-laki dewasa yang ia yakini akan menjadi suaminya menatap terus kearahnya. Kara mencium segera punggung tangan Gilang dan melepaskanya dengan canggung.

"Kita makan malam terlebih dahulu baru membicarakan soal pertemuan kita ini." Arka memanggil salah satu pelayan untuk mengantarkan pesanan makanan yang sudah di pesan terlebih dahulu untuk pertemuan ini.

5 menitan makanan sudah datang dan tersaji rapi di atas meja.

"Ayo kalian makan dulu." Arka mengintrupsi untuk segera menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka.

My Little Wife - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang