Guru sudah memasuki kelas dan menyuruh para murid maju kedepan satu persatu untuk memperkenalkan nama mereka masing-masing secara berurutan.
Guru mempersilahkan Fiya maju kedepan karena memang ialah urutan pertama.
Fiya sudah berdiri didepan sambil memandang ke arah wajah-wajah baru yang ia lihat hari ini.
"Nama saya Fiya Salsabila, kalian boleh panggil saya Fiya." Fiya melirik ke arah guru perempuan yang sedang memperhatikannya.
"Ayok lanjutkan, rumah kamu dimana? Hobi kamu apa dan kesukaan kamu apa? Bebas kok," ucap Guru tersebut.
Fiya kembali memperkenalkan dirinya. "Rumah saya masih daerah sini, hobi saya....... Emmm, hobi saya___"
"Nyoret-nyoret gambar abstrak di halaman buku paling terakhir," celetuk Laura dengan keras dengan percaya dirinya.
Semua mata kini tertuju pada Laura. Sedangkan Laura hanya menyengir kuda tanpa dosa.
Guru itu hanya geleng-geleng kepala dan langsung mempersilahkan Fiya duduk. Selanjutnya adalah Laura.
"I'm Laura Kananta call me Laura or sayang buat cowo ganteng yang ada di pojok sana," ucap Laura dengan percaya dirinya sambil menunjuk cowok tipe idamannya, yang di tunjuk hanya menatapnya datar.
Laura tak menghiraukannya dan melanjutkan perkenalannya. "Mari kita berkenalan. Tak kenal maka tak sayang, udah kenal baru sayang. Tapi gue gak mau tanggung jawab kalo kalian sayang gue. Jangan nangis kalo gue ninggalin kalian pas kalian lgi sayang-sayang nya sama gue."
Semua orang menyoraki Laura histeris karena ucapannya yang sangat konyol. Sedangkan Fiya menatapnya aneh.
"Oke harap tenang teman," ucap Laura lantang. "Cukup sekian terimakasih."
Satu persatu sudah memperkenalkan diri mereka masing-masing, kini salah satu dari dua orang laki-laki tadi yang seragamnya lumayan rapi maju dengan gaya santai nya.
"Nama gue Hambayu Prasetyo, kalian boleh panggil Bayu atau apa aja lah. Senyaman kalian aja, yang mau kontak gue bilang aja. Nanti kita chatting," ucpanya di akhiri dengan kedipan nakal dan menimbulkan teriakan histeris dari para kaum hawa tak terkecuali Laura. Fiya seperti biasa, hanya menatap dengan datar dan lugu.
Setelahnya laki-laki yang urakan itupun mendapat gilirannya, dia berdiri dengan malas dengan pandangan mengarah keseliling.
Guru menegurnya saat dia hanya diam.
"Gue Astronot," ucapnya dengan suara beratnya. "Astronot Sanjaya, panggil gue Astro. Just Astro!" tekannya.
"Panggil Onot boleh?" celetuk Fiya mencetuskan apa yang ada dalam pikirannya karena merasa aneh dengan nama Astronot.
Astro langsung menatap Fiya. "Gak."
"Anjay?" tanya Fiya lagi karena otaknya masih saja bekerja mencari nama panggilan yang pas untuk Astronot.
"Gak!" ucap Astro tegas. "Astro, just Astro!"
Dibelakang sana Bayu sudah terkekeh dan Laura malah tidak terima dengan nama panggilan yang Fiya buat. Dasar anak kampung!
Yang lainnya sudah tertawa terbahak-bahak termasuk guru yang kini sedang menahan tawanya.
"Nama kok Astronot," gumam Fiya yang masih terdengar oleh Astro. "Gak ada nama lain apa?"
Kelas pun jadi gaduh.
Astro berdecih. "Katro!"
"Gue merasa terhina," ungkap Laura.