Chapter 1 Negara yang Hancur

65 13 3
                                    

(Kota kekaisaran atau apa yang kini kita kenal dengan Kota Terlarang* — seluruh istana kekaisaran)
—Forbidden City

Setengah dari langit kekaisaran terbakar dalam nyala api merah, kumpulan awan perlahan menutupi sentuhan cahaya bulan di angkasa.

Dengan mengangkat rokku yang sangat rumit, perlahan aku menginjakkan kakiku di tangga abu-abu muda di tembok kota, berjalan dengan susah payah. Aku tidak pernah menyukai pakaian rumit ini. kecuali jika benar-benar harus, aku tidak akan pernah memakai pakaian ini, dan bahkan jika aku melakukannya, akan selalu ada sejumlah besar pelayan yang akan membantu mengangkat rokku.

Tapi, tidak untuk hari ini.

Hanya ada para prajurit berzirah berat, memegang tombak sedingin es, bernoda darah serta wajah mereka tak berekspresi saat mereka menangkap dan membawaku ke menara kota.

Di atas menara ada bendera pertempuran, berkibar tertiup angin, belum sampai di puncak, teriakan perempuan dan anak-anak sudah terdengar. Aku melangkahi tubuh kaku yang dingin dari mayat seorang wanita bangsawan, kepala dan tubuhnya terpenggal, dengan ketidakpedulian yang teguh, aku berjalan ke tempat dimana balkon tertinggi berada.

Bintang-bintang di kejauhan berputar, awan bergulir lebih cepat dan lebih cepat. Mata menyaksikan badai akan segera mendekat.

Di bawah menara kota, tiga ratus ribu tentara telah mengelilingi kota kekaisaran, memblokir semua sisi, tak ada lagi kesempatan untuk melarikan diri.

Dengan orang sebanyak ini, selain gerutuan kesal dari para prajurit, aku tidak bisa mendengar suara lain lagi. Angin malam membawa aroma amis darah saat mengantam wajahku dengan dingin. Aku melepaskan gengamanku dari rok, hanya membiarkannya menari mengikuti angin. Aku yakin, gaun pernikahan dengan warna merah cerah yang tak pernah luntur, di antara malam ini, akan menjadi warna yang paling menakjubkan ketimbang warna merah pekat.

Pedang dingin membawa bau darah melapisi leherku, pembunuhan tak kenal ampun yang menodai zurah besi pria di belakangku membuat bulu kudukku meregang. Dia dengan keras mendesis.

"Marquis dari Chang Ye, An Zi Wu."

Tiga ratus ribu tentara di luar tembok membenamkan diri dalam keheningan. Aku menurunkan mataku, menutupi sorot yang terpancar di mataku, seperti sebuah patung yang tak bernyawa.

"An Zi Wu!" Kemarahan yang mengamuk dari orang di belakangku meletus, "Aku (Kaisar) memerintahkanmu untuk keluar, terlambat satu menit akan Ku cungkil mata nyonyamu. Kalau kau terlambat aku akan menjadikannya 'babi manusia'*!"

[—] Human swine or pig – rén zhì /人彘 - merupakan bentuk penyiksaan yang teramat kejam, karena mengubah manusia menjadi apa yang di sebut dengan babi atau daging potong. Memotong keempat anggota badannya, mencungkil matanya, mengebor telinga mereka dengan batang tembaga sehingga membuat mereka tuli, menuang racun ke tenggorokan dan memotong lidah mereka, menghancurkan pita suara hingga membuat mereka bisu. Dan membuang mereka ke kakus untuk tinggal di sana. Metode penyiksaan yang ditemukan oleh Permaisuri Lu Zhi yang melakukan penyiksaan seperti itu pada Permaisuri Qi.

MULBERRY SONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang