Chapter 2 Festival Lentera

51 9 1
                                    


Festival ketujuh jatuh pada hari ke tujuh bulan ketujuh pada kalender bulan, juga dikenal sebagai hari Valentinnya China

Kota Qi telah dihancurkan, pertahanan kota dibangun kembali oleh Marquis dari Chang Ye, dan An Zi Wu sebagai rajanya. Kerajaan baru ini bernama Chang Ge* yang berarti lagu/syair yang panjang. (long song)

Waktu berlalu dalam sekejap mata, hari ini merupakan tahun yang kesekian kalinya untuk festival ketujuh-ketujuh. Aku berdiri dalam diam di tepi sungai, memandang sebuah kapal besar yang mengapung di tengah sungai sambil memegang sebuah karangan bunga. Aku berdiri disana dalam diam, tanpa kata.

Memang benar, aku sudah mati. Mati ketika istana kekaisaran Negara Qi tengah di kudeta. Namun, aku masih belum juga pergi menuju dunia bawah. Ini bukan seperti aku tak ingin pergi, akan tetapi tak ada malaikat dari dunia bawah yang menuntun jiwaku untuk pergi.  Jadi, aku hanya dapat mengambil wujud sebagai jiwa yang bergentayangan di dunia manusia. Mereka menyebutnya...

Hantu

Untuk dapat menjadi sesosok hantu, haruslah memiliki sesuatu yang sangat diingini atau dicintai. Aku sudah memikirkan hal ini untuk waktu yang lama, namun aku tidak menemukan apapun yang enggan untuk aku tinggalkan. Aku tak tahu kemana harus pergi, untungnya, aku terus mengikuti kemanapun suamiku pergi.

Aku melihatnya menaiki takhta, menjadi kaisar, membersikan pertumpahan darah, melindungi kota kekaisaran di luar dan dalam, kemudian menguburkanku dengan megah, melebihi pemakaman para ratu sebelumnya, upacara pemakaman yang secara langsung menjadi hari berkabung nasional.

Aku tahu, mungkin di hatinya hanya dapat memberi kompensasi seperti ini padaku. Dan aku sangat bersyukur dapat menyaksikan semua ini.

Aku memperhatikannya, setiap hari di pengadilan, ketika makan, ketika dia tidur. Kurasa setitik dimana periode waktu ini, kalau dibandingkan ketika aku masih hidup, aku telah lebih banyak menghabiskan waktuku dengannya dari pada sebelumnya. Tak ada seseorang pun yang dapat melihatku, yang artinya aku bisa degan bebas pergi kemanapun dia berada.

Tapi hari ini aku tidak berharap berada di sisinya. Karena pada acara seperti hari ini, burung-burung oriole" (sejenis burung kepodang) yang tak terhitung jumlahnya serta burung walet yang menari-nari terjerat di sisinya. Berhiaskan aroma kelembutan yang menyembunyikan maksud terselubung. Bagaimanapun terbukanya pikiranku, aku akan tetap merasa tak nyaman melihatnya. Jadi lebih baik pergi bersembunyi di tempat yang agak jauh, karena yang tak terlihat mata, dianggap sebagai hal yang bersih*. 

-Tn.mungkin seperti kadang kita berpikir itu bersih hanya karena kita tidak melihat adanya kotoran di sana, padahal belum tentu.

Lentera di kapal mewah itu mulai meredup mengambarkan kesenangan di dalamnya. Penjamuan itu sepertinya telah berakhir. Memikirkan kembali aroma dari pemerah pipi dan bedak disana membuatku enggan kembali.

Dan apa yang terjadi setelahnya adalah hal yang tak kuduga sama sekali, tak selang berapa lama. Sebaris orang berpakaian biasa meninggalkan kapal mewah itu. Yang berjalan di paling depan rombongan itu adalah suami dalam kehidupanku, An Zi Wu.

"Sang kaisar menyamar......?"

Di belakangnya diikuti oleh orang-orang kepercayaannya. Aku dengan  penasaran kemudian mengikuti mereka di belakang.

Mereka langsung menuju pasar malam, pada malam festival ketujuh-ketujuh, kota tampak bersinar dengan terangnya, jalan-jalan dipenuhi dengan pedagang lentera di kedua sisinya, disekeliling banyak pasangan yang saling bergandengan tangan. Dia dengan mantap berjalan di depan, memilih untuk langsung menuju ke tempat tersibuk yang disesaki banyak orang. Tanpa memperdulikan pengawalnya yang kocar-kacir seperti semut dalam wajan panas.

MULBERRY SONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang