E

3 0 0
                                    

Don't forget to tap the ⭐️

Mungkin kalian kira dengan adanya kejadian kemarin membuat hati Mark mencair setidaknya sedikit? Jawabannya adalah tidak

Mark tetap dingin seperti biasanya, bahkan bisa dilihat kemarin kata 'maaf' yang keluar dari mulut Mark itu terpaksa

"Vi, mau kemana?"

"Nyamperin Mark"

"Ngapain sih? Ga cukup dia bikin lo malu kemaren?"

"Yuqi, dengerin gue ya.. lo kan tau gua bakal ngejar/ngedapetin sesuatu yang gua pengen walaupun banjir melanda atau badai menerjang"

"Tapi kan—"

"Udah tenang aja ya Qi, jiwa raga ini sudah kebal dengan sikapnya" kataku mengelus dada

"Vi—" kali ini suara berasal dari belakang

"Jangan panik jangan risau Cas" aku memegang tangannya sebentar lalu tersenyum

"Lanjutin deh PDKTnya, gue pengen samperin Mark dulu. Bye"

"Apaan si Vi!" Kata Lucas dan Yuqi kompak



Ketika aku sedang mencari keberadaan Mark, tiba-tiba ada yang menahan tanganku

"Malu gak?"

"Hah?"

"Malu gak sama kejadian di kantin kemaren?"

"Gak!" Aku langsung meninggalkannya

"Apa perlu gua kasih dia pelajaran?" Aku langsung berhenti dan berjalan kembali kearahnya

"Nyampe kakak ngelakuin itu ke Mark, awas aja gua bakal—"

"Bakal apa? Balikan sama gue?"

"Najis!"


Mungkin satu sekolah sudah tau tentang kejadian kemarin dan aku tidak memperdulikan itu

Bahkan satu sekolahpun tau aku mantannya Jaehyun dan putus karena apa. Satu sekolah juga tau kalo aku selalu mengikuti Mark sampe aku di cap 'cewek ganjen' dan tentu saja aku tidak memperdulikan mulut nyinyirnya mereka

"Mark!" Akhirnya aku menemukannya

"Shut!!"

"Eh maap-maap" aku terlalu excited sampai tidak sadar kalau tidak boleh berisik karena ini diperpustakaan

Aku langsung menghampiri Mark yang duduk dibelakang

"Mark lagi apa?"

"Ya lagi baca buku lah, Vio bodoh banget pake nanya" kataku menjawab sendiri

"Bisa pelanin dikit gak suara lo?"

"Maaf Mark" kataku berbisik

Aku melihat lebih dekat buku yang Mark baca lalu bertanya "Mark ini buku apa—" tidak sengaja mata kita saling bertemu dan bertatapan beberapa detik

Frozen | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang