4. Pernikahan

15.9K 782 19
                                        

Mobil yang di tumpangi oleh Gilang dan Kara sampai di depan gerbang rumah Kara.

"Ehm m-mas makasih udah anterin Kara," ucap Kara yang masih berada dalam mobil dan akan membuka pintu mobil milik Gilang.

"Tunggu."

Kara yang sudah membuka pintu mobil dan akan turun tidak jadi dan menoleh ke arah Gilang yang duduk di kursi kemudi.

"A-ada apa?"

"Saya mau berbicara penting sama kamu."

Kara kembali duduk di kursi penumpang samping Gilang.

Gilang menatap tepat di mata Kara. Raut wajahnya penuh keseriusan untuk mengatakan sesuatu hal yang penting menyangkut hidupnya dan Kara nanti. "Saya tau kamu mau menikah dengan saya karena suatu alasan. Saya mau pernikahan ini hanya sekali dalam seumur hidup saya. Saya engga mau pernikahan ini hanya main-main meski kamu belum mencintai saya. Saya harap nanti kamu engga akan ada niatan untuk mengakhirinya," ucap Gilang tegas.

"Kara juga tau mas Gilang. Kara juga mau pernikahan Kara sekali dalam seumur hidup. Kara akan berusaha jadi istri yang baik nantinya. Kara engga bakal main-main dengan pernikahan ini bahkan berpikir untuk mengakhirinya saja tidak," balas Kara tak kalah tegas dari Gilang.

Gilang mengangguk menyahuti ucapan Kara. "Ya. Kalau gitu sana masuk udah malam."

"Iya mas kalau gitu Kara masuk duluan. Makasih sekali lagi." Kara memberikan senyuman tipisnya untuk Gilang sebelum keluar dari mobil.

"Hm." Gilang hanya berdehem.

Kara turun dari mobil Gilang dan segera memasuki rumahnya. Gilang yang sudah melihat Kara masuk melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Kara.

Keesokan paginya.

"Kara bangun sayang sudah pagi." Fina membangunkan anak gadis semata wayangnya yang masih tertidur pulas dalam balutan selimut tebal.

"Nanti ma, Kara masih ngantuk." Dengan mata terpejam Kara menyahut. Dan bukannya bangun malahan Kara merapatkan selimut dalam tubuhnya menghalau dinginya Ac.

"Kamu tuh ya anak gadis tapi susah bangunya," gerutuan muncul dari mulut Fina, "daripada susah bangunin kamu mending mama ikut ngurus dekorasi buat acara pernikahan kamu di hotel."

Fina meninggalkan kamar Kara dan pergi rumah menuju untuk menuju Greenwich Hotel tempat diadakanya acara pernikahan Kara dan Gilang. Kara memang tak sekolah orang tuanya sudah mengijinkan Kara ke sekolah tak bisa masuk dalam waktu seminggu karna ada suatu alasan. Yang pasti tidak bisa di beritahukan kepada pihak sekolah karena bersifat pribadi.

Sesaat akan menaiki mobil Fina mengurungkan niatnya karena ada kedatangan mobil yang Fina yakini adalah Gilang.

"Assalamualaikum tante," salam Gilang setelah turun dari mobil dan menyalami tangan calon ibu mertuanya.

"Waalaikumsalam nak Gilang. Pasti ingin menjemput Kara untuk fitting baju pengantin dan cari cincinkan?" ucap Fina.

"Iya tante."

"Kamu masuk aja ke dalam rumah nak Gilang tante mau pergi. Kara masih tidur tante minta kamu bangunin ya. Tadi tante udah bangunin tapi engga bangun-bangun. Oh iya kamar Kara pintu warna putih." Fina merasa tak enak hati menyuruh calon menantunya untuk membangunkan Kara tetapi kalau tidak di bangunkan nanti menunggu Kara bangun sendiri lama.

"Iya tante, kalau gitu Gilang ijin masuk."

"Iya nak Gilang."

Gilang memasuki rumah calon istrinya.

My Little Wife - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang