"Lo waras?"
"Gue waras kok! Karena gue waras gue mau lo jadi pacar gue!" jawab Elang dengan santainya.
Clarisa menghela nafasnya, "Gue gak ada waktu buat ngeladenin manusia kayak lo!" Clarisa kembali fokus pada bukunya.
"Gue Elang!" Elang mengulurkan tangannya kepada Clarisa.
"Gak penting gue tau nama lo!" kata Clarisa dengan cuek.
Setelah itu Clarisa bangkit dari duduknya lalu keluar dari kelas.
Dara menoleh ke arah Elang dia lalu mendekatinya.
"Lo kalo cuman mau main-main mending jangan sama Clarisa, berani lo mainin Clarisa gue penggal kepala lo!" ancam Dara.
Bukannya takut, Elang malah tersenyum dengan smirknya lalu memasukan tangannya ke saku celananya.
"Dia terlalu menarik buat di ajak main!"
• • •
Keesokan harinya, Elang dan komplotannya yang hendak pergi ke kantin, tak sengaja melihat Clarisa sedang berjalan sendirian di koridor sekolah.
Sebuah ide terlintas dalam pikirannya, membuatnya memutuskan untuk mendekati Clarisa lagi.
Dengan langkah mantap, Elang merebut minuman yang dipegang oleh salah seorang adik kelasnya lalu meminumnya.
"Eh, minuman gue," ucap siswa tersebut dengan heran.
"Nanti gue ganti minumannya!" seru Elang sambil berlalu dengan cepat.
"Tapi-"
"Biarin aja, nanti diganti tiga kali lipat sama Elang!" potong Devan.
Siswa itu hanya bisa melongo tanpa bisa berkata apapun siapa yang bisa melawan seorang Elang.
"Lo mau kemana, Lang?" tanya Dafa. Sayangnya tidak ada jawaban dari Elang.
Mereka tidak tahu apa yang ada di pikiran Elang, namun mereka tetap mengikutinya dengan rasa penasaran.
Sementara itu, Elang mendekat ke arah Clarisa yang sedang berjalan sendirian sambil membaca buku.
Teman-teman Elang hanya bisa terdiam dan merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh teman mereka.
Langkah Clarisa terhenti ketika ia melihat sepasang sepatu di depannya. Clarisa tahu kalau pemilik sepatu itu adalah Elang. Siapa lagi manusia yang memakai sepatu berwarna warni ke sekolah seperti pemuda itu.
'Mau ngapain lagi sih ni cowok? Gue kok empet banget sama dia.' batin Clarisa.
Dia memutar bola matanya dengan kesal karena merasa terganggu.
"Minggir!" Clarisa hendak melangkah tapi Elang langsung menghalanginya.
"Ngapain lo ngehalangin jalan gue?" tanya Clarisa yang kesal.
"Gue gak ngehalangin jalan lo gue baru dari kantin," jawab Elang sambil meminum air dari botol air mineral yang diambilnya dari adik kelasnya.
"Mau?" tawarnya.
"Najis?!"
Bukannya tersinggung Elang malah menatap Clarisa dengan tatapan tidak terbaca lalu menyunggingkan sedikit senyumnya.
Entah karena apa, sikap cuek dan jutek Clarisa pada Elang, justru semakin menarik perhatian Elang.
Dia merasa tertantang untuk bisa menaklukkan gadis yang terkenal galak dan jutek itu.
Ada sesuatu yang menarik di mata Elang yang membuatnya ingin terus mendekati Clarisa.
Clarisa hanya menghela nafas lalu bergegas untuk melewati Elang dan menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG (ON GOING)
Teen Fiction⛔ MENGANDUNG KATA UMPATAN!! FOLLOW SEBELUM MEMBACA📌 Dilarang keras Copy Right!!! Tolong Hargai Pemikiran aku :) Membaca ini dapat menyebabkan ketagihan, serangan ingin mengumpat, menghilangkan kantuk, kepekaan yang minim seperti doi, gangguan menta...