“Kenapa kamu gak kasih tau aku, kalo sebenernya kamu udah tau kalo sebenernya kita udah saling tau sejak kecil?” Tanya gue.
Saat ini, gue dan Keyna sedang berada di Pantai. Ini sebagian dari rencana orang tua gue dan Keyna untuk membuat kami bulan madu. Oh, gue belom cerita, ya? Ya, kami emang udah nikah setahun yang lalu—tepat setelah gue lulus menjadi sarjana hukum.
*Flashback
“Key,” jeda, Davi menghela nafasnya dalam. “Lo mau ‘kan, jadi pacar gue. Be the last for me?”
Keyna membelalakan matanya tak percaya. Keyna bertanya pada dirinya sendiri. Ini hanya ilusinya atau memang benar-benar terjadi? Hey, bagaimana tidak. Pria yang selama ini Keyna cari, Keyna cintai, akhirnya menyatakan cinta padanya. Ini tidak dapat di percaya begitu saja.
Keyna tergugu di tempat. Menatap Davi lamat-lamat. Mentap ke dalam mata Davi, dan menemukan sebuah keseriusan. Davi tidak main-main mengatakan itu. Keyna ingin menjawab, tapi lidahnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan sebuah kata. Keyna sendiri tidak tau apa yang akan ia katakan. Menerimanya, tentu saja. Keyna tidak akan menolak pernyataan ini.
“Gu—gue..” Keyna mencoba mengatur nafasnya, agar tidak tergugup lagi.
Demi Tuhan, sekarang jantungnya berdegub kencang. Bahkan, kakinya melemas, seakan tidak kuat menopang berat tubuhnya lagi. Perutnya menggelitik, seolah ada ribuan kupu-kupu yang menggerayanginya. Sesaat kemudian, Keyna tersenyum lebar, matanya berkaca-kaca. Keyna melompat dan memeluk Davi erat.
“Lo pasti tau jawabannya, Dav,” ucap Keyna dalam pelukan Davi. Tanpa disadarinya, Davi ikut tersenyum mendengar penuturan Keyna. “I’ve been loving you for a long time.” Lanjut Keyna lagi. Tak terasa, perlahan tetesan air mata itu mengalir di pipi Keyna. Inilah akhir dari penantiannya selama ini—tidak berakhir sia-sia.
“Thanks. Thanks, Key.” Tukas Davi, mempererat pelukan mereka.
“Ehem,” suara deheman seseorang, menghentikan aktifotas mereka berdua. Keyna tersenyum canggung saat melihat siapa yang datang. Sedangkan Davi, ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kegugupan mengusainya sekarang.
“Eng, Papa udah berapa lama disitu?” Tanya Davi gugup.
“Berapa lama, Ma? Lumayan lama kayaknya,” jawab Faisal—Papa Davi—sambil terkekeh kecil. “Ya, Cuma jaga-jaga aja sih, kalo terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.” Lanjut Papanya.
“Papa apaan sih,” jawab Davi kikuk.
Zia tersenyum kecil, melihat anaknya yang salah tingkah itu. Zia pun menceletuk ringan, “Langsung nikah aja, Dav. Katanya mau jadiin Keyna yang terakhir.”
Keyna tertunduk malu, pipinya terasa panas sekarang. Mata Davi melebar dan bibirnya tersenyum gembira. “Ide bagus, Ma. Ayo, Key, kita nikah!” perkataan Davi itu mendapat pelototan dan pukulan kecil dari Keyna.Davi terkekeh melihatnya, dan kembali menarik Keyna dalam peluknya.
“Kalo aku kasih tau kamu, nanti kamu gak ada perjuangannya buat nyari tau aku dong?” kata Keyna sambil menaik turunkan alisnya.
Gue yang gemas pun, menarik hidungnya yang agak pesek itu. “Kepedean. Emang apa yang special dari kamu?”
Keyna menggerutu pelan. “Gak tau apa, kalo aku punya hidung yang eksotis? Blee,” jawab Keyna, sambil menjulurkan lidahnya keluar.
Gue terkekeh kecil melihatnya. Keyna benar-benar menjadi mood-booster gue. Terkadang dia bisa jadi orang yang paling konyol dan cantik dalam waktu yang bersamaan. Itulah yang buat gue cinta sama dia. Karena Keyna tetap menjadi dirinya sendiri dimanapun itu.
“Masuk yuk, besok kita udah harus siap-siap ke Jakarta lagi, ‘kan? Kamu besok udah harus kerja.” Ajaknya.
Kesal, gue mengerucutkan bibir ke depan. “Ah, males banget. Kita disini udah mau dua minggu masa belom ada rencana “baby project”?” pernyataan gue barusan, mendapat pukulan cukup keras di kepala gue. Istri gue ini, emang sadis semenjak nikah. Ampun!
“Pala lo! Dasar mesum!” Keyna pun pergi meninggalkan gue sendiri. Awas aja nanti dirumah. Wait for me, baby!
TAMAT.
***
Oke, epilognya gak banget yes-_- dan gue tau ini dikit banget. Ya, tau lah. Namanya juga epilog. Wkwk *alesan author yang gak pengen ribet*
Gue gatau setelah ini akan hiatus atau meluncurkan sebuah storyline baru. karena gue telah memasuki semester 2. tau sendiri kan semester 2nya anak kelas 9 gimana, rempong! apalagi akhir Januari gue udah mulai ucun-___-
Akhirnya tamat juga cerita gue, Alhamdulillah. jadi udah gak ada beban lagi gue kelas 9 ini. wkwk. see you in another stories
Oke, bye! Xoxo{}
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Teen FictionCowok yang menjadi crush plus first love si cewek, kembali lagi. Tapi, cewek ini gak pernah tau kalau dia lah orang yang cewek ini tunggu selama ini. Bahkan, sampe jomblo bertahun-tahun. Jika cowok itu, mengetahui kalau cewek itu adalah cewek yang p...