Persiapan

146 36 0
                                    

Hari ini hari “H” semua persiapan sudah Sembilan puluh persen. Aku dan danu  telah mempersiapkan penampilan seni ganda pencak silat sebulan yang lalu sebelum mendapat undangan dari disdikbud, kerena memang hanya tinggal pemantapan waktu tiga hari cukup bagi kami mengulang gerakan-gerakan sebanyak enam fase itu yang mungkin saja terlupa, tidak ada kendala yang berarti.

Kawan-kawan dari cabang olahraga futsal di hendel oleh Rizwan , sudah OK. Volley putra dan putri sudah aman. Karya ilmiah Bu Wulan  yang mengurusnya, Bu Wulan  adalah guru yang tidak diragukan lagi, lima kali membina peserta untuk kejuaraan karya ilmiah lima kali juga mendapat nilai terbaik di provinsi. Termasuk aku pesertanya kala itu. Beby dari cabang karya ilmiah semakin mantap dengan buku referensinya yang kupinjamkan kemarin, dia sering konsultasi padaku terutama masalah penulisan. “Maklum kak baru kali pertama ikut” katanya. Tak masalah yang penting ia semangat belajar dan rajin bertanya.

Untuk gurindam 12, sillvya dan ganknya yang berperan penting ditambah dua orang pemain rytem dan orgen. Sudah mantap persiapan mereka. Kemarin sore dan tadi malam gladi resik keren bukan main “Mantap. Hanya persiapan mental yang sepuluh persensisanya” begitulah kata Bu Rini  guru kesenian yang membidangi kesuksesan tampilan gurindam, Bu Rini sekaligus mentorku dalam seni lukis. Dan kekurangan yang perlu diperhatikan untuk lukisanku adalah pemberian efek vigneting pada sisi-sisinya untuk memberikan kesan lebih menarik dari perpaduan warna. Memang ku akui melukis wajah pahlawan agak sedikit sulit ketimbang kaligrafi.

Tak tanggung-tanggung pembukaan peringatan sumpah pemuda malam hari ini di sanggar seni Laksmana Hang Tuah. Luar biasa ramai, satpol PP sibuk mengatur parkir, umbul-umbul dan lampu sorot memeriahkan acara tersebut. Acara ini memang selalu jadi even yang paling bergengsi dalam menonjolkan keunggulan sekolah masing-masing.

Setelah pembukaan usai langsung penampilan seni tunggal pencak silat dari lima perguruan, seni ganda dan beregu, aku urutan nomor tiga. Huff rasanya panas dingin akan disaksikan ribuan masyarakat. Mereka bersorak sorai dari penapilan demi penampilan tersebut.

Penampilan kesatu, dan kedua telah usai. Makin kencang berdebar jantung ini. Sabar-sabar. Santai! Semua akan baik-baik saja aku membesarkan hati. MC menyuarakan di depan stage hiburan. “Baik bapak ibu yang kami hormati acara semakin seru tampaknya maka tiba saatnya penampilan seni ganda dari SMA Rahasia Bangsa , berikan tepuk tangan yang meriah!!!”

Ok giliran kami yang adu kebolehan.

Aku dari sudut utara dan Danu dari selatan siap siaga. Huuupp.. danu  lompat harimau tinggi sekali. Dengan sikap ksatria kamipun melakukan penghormatan padapara hadirin, lalu kesesama pesilat. Pasang!! Diiringi musik kitaro jepang pilihan mas widho pelatih kami.

Gebrakan awal adalah gerakan ekstrem, fungsinya menarik perhatian penoton. danu  dengan penuh optimis melompat tinggi siap menggunting leher dengan kakinya, tanpa jeda waktu langsung dia lakukan itu bahkan tanpa kuda-kuda terlebih dahulu. Benar kataku semua penonton tepuk tangan dan ada yang menjerit histeris, dengan wajah yang seolah membunuh itu kami mampu menghipnotis penonton.

tanpa membuang kesempatan satu persatu kami keluarkan semua jurus dan teknik yang sudah terlatih, pukulan, bentingan, tendangan apaun kami pakai. Suara penonton hiruk pikuk gagap gempita tak kami hiraukan yang kami fokuskan adalah memberi yang terbaik dalam kesempatan itu. Sempat sekilas aku melihat sillvya  dengan gaun jingga yang amat menawan berteriak “Ayooo iqbaal !” bagiku teriakkan janne merupakan suplai energi luar biasa dan senyumnya menerangi hatiku melebihi lampu sorot. Aku makin semangat.

Kelima fase kami pergunakan dengan baik sesuai durasi waktu yang ditentukan. Fase terakir menggunakan senjata golok dan toya. Aku bermain stik panjang itu, danu  dengan lihainya siap mencincang habis tubuhku hingga lumat. Gila! Sedikit saja aku tergelincir, alamat akan dibawa mobil ambulance yang standby di sudut pentas atau namaku menjadi almarhum.

Penoton makin riuh, setelah aku tunjukan secara maksimal memainkan stik atau toya, semakin bergaya diriku ada sillvya  disana, toya berputar mengelilingi tubuh untuk melindungi pukulan telak dari golok mautnya danu  yang mengilat akibat pantulan sorot lampu. Beberapa kali aku melambung di udara salto belakang untuk mengelak, Menangkisnya dengan cepat adalah pilihan.

Whuuttt… aku berhasil melemparkan senjata mengerikan itu dari tangannya, danu gelagapan goloknya melanting jauh. Aku terkecoh senyum sillvya , hingga Danu memukulku tepat di ulu hati, aku terpental menahan sakit dan toyak melesat dari tanganku. Nafasku sesak sekali.

”Awas de!!” suara Janne jelas. Di dekat ku ada golok maut yang terhunus, golok danu, kali ini giliranku yang memakainya. Rasa cinta ini menghilangkan semua rasa sakit pukulan Danu. Dua, tiga langkah lagi danu akan tewas.

Sesuai skenario mas Bayu pelatih kami, danu kalah terbunuh dengan senjatanya sendiri. Apa boleh buat danu mati juga ditanganku itulah skenarionya padahal kalau boleh jujur danu tak mau kalah karena disana ada wanita idamannya juga namanya steffy  sahabat sillvya.

Kali ini merupakan penampilan yang spektakuler, aku pemenangnya. Salam penghormatan mengakhiri penampilan kami dengan Standing Uplous segenap pemerintah dan para penonton yang tak henti-henti. Aku senang bukan buatan. Ekspresi diri yang dahsyat!

Kubuka ponsel ada pesan masuk nomor baru.

“Keren penampilanmu malam ini”

Untuk cabang olahraga ditempatkan di gelanggang, cabang seni di sanggar Hang Tuah dan karya tulis ilmiah di gedung yang telah ditentukan panitia. Setiap hari mereka berkopetisi selama seminggu.

Sementara aku memaksimalkan untuk penampilanku besok, melukis wajah pangeran Diponegoro. Cat dan kain kanvasnya kupilihkan yang terbaik. Kontras lukisan dan warna gelap terangnya harus diseimbangkan. Vigneting harus pas sesuai arahan dari Bu wulan kemarin

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang