¢αяα υиιк вεякεиαℓαи

17 6 0
                                    

Apakah mungkin ini takdir?
Karena kita dipertemukan kembali?

Aku sungguh senang

||

SETELAH kejadian semalam, Daniel dan Arjuna sepakat merahasiakan dari siapapun apa yang mereka bicarakan, jadi disini sekarang Vano dan Adrian hanya diam melihat Arjuna dan Daniel yang lebih memilih duduk didepan meinggalkan Vano yang duduk dibarisan belakang

Ah maksudnya mereka duduk dekat pintu kelas, persis dibawah jendela dipojok kiri kelas yah tetapi akhirnya Vano juga Adrian memilih tidak peduli dan bersikap santai saja mungkin lagi ingin cari tempat duduk strategis

Yah... Terserahlah

Sedangkan sejujurnya Daniel menyarankan Arjuna untuk pindah bangku adalah karena Daniel tidak ingin saat dirinya membahas Farrel maka kedua bocah (Vano dan Adrian) menjadi ingin tahu lebih banyak

Bisa berbahaya, apalagi Vano yang lebih suka berbicara frontal tanpa menyaring dahulu perkataan apa yang akan di keluarkannya dari belah bibirnya

Dan yah Arjuna setuju setuju saja, cukup dia, Daniel juga Tuhan yang tau bahwa dirinya menyukai Farrel

Sekarang tepat pukul tujuh namun guru Seni Budaya mereka tidak kunjung datang dan akhirnya ketua kelas mereka pergi untuk memanggil guru

Hanya sebentar saja dan ketua kelas mereka kembali

"Teman-teman, ayo suaranya dipelanin, jangan ribut, sampe ruang kepala sekolah aku ditegur tadi" ah iya juga kelas sangat ramai sekarang karena tidak ada guru

Arjuna dan Daniel bahkan malah tertidur sambil mendengarkan musik menggunakan headset, ditelinga mereka ada satu karena berbagi headset

"Loh Zef? Pak Agung mana?" Vano melihat dari jendela sampingnya dan Pak Agung tidak kelihatan

Zefa menyuruh teman-temannya untuk diam terlebih dahulu "Heh heh tenang dulu dong, jangan berisik aku mau ngomong, kalah suaraku sama berisiknya kalian" Zefa mengetuk ngetuk spidol kelas ke papan tulis

Yang lain langsung diam, aura Zefanya sudah tidak bersahabat jadinya lebih baik diam sebelum dilempar sama spidol

Zefanya menatap satu persatu anak kelas baru berbicara

"Pak Agung lagi diruang kepala sekolah, sempet ketemu di kantor guru sebelum ke ruang pak kepsek, ga tau ngapain katanya kalian harus diam sama bersikap normal layaknya manusia pas pak Agung datang" jelas Zefa dengan penuh tekanan pada kalimat Bersikap Normal Layaknya Manusia

"Jadi selama ini kita bukan manusia toh?" Adrian manggut manggut sembari menunjuk semua anak kelas satu persatu termasuk Zefa yang masih berdiri didepan kelas dan langsung di hadiahi tatapan dan kalimat protes tidak terima

"Eh enak aja, kamu aja sendiri yang bukan manusia"

"Bener tuh ngapain ajak ajak"

"Ga jelas emang Adrian biarin aja, huu"

Lalu suara lain terdengar "Gini ini nih udah termasuk ga normal" ucap teman perempuannya panggil saja Devi sambil menatap datar Adrian

Adrian yang ditatap cuman berkata "Apa? apa?" dengan raut wajah yang menyebalkan

"Berisik banget heran, mending tuh kayak Arjuna sama Daniel tidur, atau maen game pake headset kayak Vano sama Bagas dari pada adu mulut, pusing aku" Sekretaris kelas akhirnya ikut bicara dan Zefa hanya mengangguk membenarkan

"Tuh dengerin kata Sarah, dahlah pokoknya pahami sendiri, menurutku bakal ada anak baru tapi ga tau kelas berapa" akhirnya Zefa kembali kebangkunya menyibukkan diri lagi dengan menyalin tugas yang belum selesai

My Tropical Boy [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang