Memiliki kedua orang tua yang berprofesi sebagai seorang dokter adalah sebuah kebanggaan. Berlian dan Titan adalah dua orang kakak-beradik yang terlahir dari rahim seorang dokter wanita ternama.
Ibunya adalah seorang dokter spesialis saraf, sedangkan ayahnya seorang dokter ali bedah umum. Sejak kecil, Berlian dan Titan sudah dimotivasi untuk menjadi seorang dokter seperti ayah dan ibu mereka. Sayangnya, setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda.
Berlian adalah seorang gadis yang cantik dan perfeksionis. Ia sangat cerdas dan kerap kali menjadi juara kelas. Saat beranjak dewasa, gadis itu bisa masuk jurusan IPA di SMA-nya. Bahkan satu hal yang paling membanggakan orang tua adalah, bisa lulus ujian masuk fakultas kedokteran.
Bagaimana dengan Titan? Pemuda yang tampan ini adalah idola para wanita. Tubuhnya yang tinggi dan kekar. Kulit putih, hidung mancung menambah pesonanya. Sejak kecil, ia sangat mencintai dunia literasi.
Ia senang membaca buku cerita, komik, bahkan hingga saat remaja sudah banyak novel yang dikoleksinya. Ayahnya sama sekali tidak peduli terhadap minat dan bakat Titan. Berbagai les seperti matematika, bahasa Inggris dan sains wajib diikuti oleh kedua anaknya.
Saat pengumuman penjurusan di kelas 2 SMA, Titan tampak sedang berbaris mendekati mading sekolah. Di sana terpampang nama-nama siswa berdasarkan jurusannya. Ayahnya bilang, Titan harus masuk jurusan IPA seperti kakaknya.
"Ah, siaalll! Gue enggak lolos masuk IPA. Hufft," Titan mengutuk dirinya sendiri. Ia tak sanggup membayangkan reaksi ayahnya kelak.
Titan mundur dari kerumunan siswa yang sedang membaca mading, wajahnya lesu.
Tiba-tiba, seorang gadis cantik berambut ikal sebahu mendekati dan menyapanya. "Hai. Titan, ya?"
Titan mengernyitkan dahinya, "Iya, maaf siapa?"
"Kenalin, nama gue Lova. Kita sekelas loh," gadis itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
"Oh, gitu, ya? Gue Titan. Kalau begitu, sampai ketemu nanti di kelas, ya." Titan berpamitan.
***
Titan memasuki kelas barunya di 2. Bhs. 4 (Kelas 2 Jurusan Bahasa 4). Ia bertemu dengan teman-teman baru. Tidak sulit baginya untuk mencari teman baru. Ada juga beberapa teman yang dulu pernah sekelas dengannya saat kelas 1.
"Woy orang ganteng! Sini Lu!" panggil salah seorang siswa berkulit hitam yang duduk di pojok bersama teman-temannya.
"Sini aja duduknya Broh. Lu inget gue gak? Gue kan anak club literasi juga. Kenalin, nama gue Zaidul."
"Titan," sahutnya sambil duduk di kursi kosong di depan Zaidul. Hari itu, Titan mendapatkan beberapa teman yang cocok bergabung dengannya.
Saat kelas hampir dimulai, seorang gadis cantik yang tadi menyapanya terlihat masuk ruangan. Sayang, Titan melupakan nama si gadis. Ia mencoba mengingat, tapi tak ingat.
Gadis itu sekilas melirik ke arahnya, kemudian Titan menyunggingkan senyum. Namun, gadis itu tidak membalas senyumnya.
Dasar aneh, bukannya tadi dia yang lebih dulu berkenalan? Ah, sudahlah.
***
Hallo hallo, salam kenal semuanya.
Ini cerita terbaruku, loh. Jangan lupa ikuti kisahnya, yaa.
🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Ujung Waktu
Novela JuvenilMemiliki kedua orang tua yang berprofesi sebagai dokter, tidak lantas membuat seorang remaja bernama Titan bahagia. Hidup dalam tekanan dan segala tuntutan sang ayah, membuatnya merasa terkungku. Keinginan orang tua tidak sejalan dengan mimpi-mimpin...